Bismillahirrohmaanirrohiim…..
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, Washolatuwassalamu ala sayyidina wa mawlana Muhammadin Wa Ala Aalihi Washohbihi ajma’in. Amma ba’du.
‘
Tulisan ini adalah Hasil dari pada Pengetahuan Saudara kita yang tidak mau disebutkan Namanya. Cukup saya sebutkan dengan “Hamba Allah yang Fakir”. Dimana Beliau mendapatkan Pengetahuan ini dari pada Karunia dan Anugrah Allah yang datang kepadanya setelah melewati tahapan Ladunni.
‘
Dan tulisan ini diberi judul oleh Beliau dengan Judul “SISI BATIN AL-QUR’AN”
‘
Semoga tulisan ini berman’faat untuk kita semuanya yang berada di Pondok Pengembara Jiwa, dan Rahmat Allah beserta saudara kita “Hamba Allah yang Fakir” dan juga beserta kita semuanya. Aamiin.
Kata Pengantar
Assalammu’alaikum warohmatullahi wabarakaatuh
Bismillah irohmanirahim,
Al Quran dibawa oleh malaikat Jibril dan ditanamkan ke- kalbu Muhammad saw dalam bentuk batin yang hakiki dan di-sampaikan kepada umatnya dalam bahasa Arab sampai menjadi bentuk tekstual berupa Kitab Al Quran yang dapat dibaca dengan mata Zohir.
Tetapi huruf,kata dan kalimat dalam bahasa manusia tidak mampu mengungkapkan seluruh makna Al Quran .
Melalui firman-firman-Nya Allah menunjuk hati yang di dalam dada sebagai alat untuk memahami.
Ilmu hati (batin) yang saya maksud ini pada kenyataannya saat ini sudah langka, yang banyak adalah bahasan-bahasan yang diberi judul tasawuf sehingga terkesan ilmu yang begitu sulit dan eksklusif untuk kalangan tertentu saja. Padahal ilmu hati ini me-rupakan komponen paling penting yang sebenarnya berada dalam satu kesatuan dalam agama Islam yang dibawa oleh Muhammad Rasulullah saw dilanjutkan oleh Ali bin Abi Thalib ra kemudian sampai ke Zainal Abidin dan seterusnya.
Rasulullah saw pernah bersabda: “kelak Islam hanya tinggal nama dan ucapan dibibir saja” Gejalanya sudah muncul, contoh-nya, saat ini berapa banyak umat Islam yang mengucapkan “bismillah” dan “la ilahaillah” hanya sekedar dibibir saja tanpa memahami makna hakikinya apalagi mengamalkannya. Kalimat yang begitu sakral telah diperlakukan sebagaimana halnya mantera.
Dengan izin Allah, saya memberanikan diri menulis makalah ini untuk keluargaku dan teman-teman dekat. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya atas mereka.
Dengan dilandasi semangat mencari kebenaran bukan mencari -cari pembenaran, semoga Allah meridhoi dan memilih kita ke dalam golongan yang diberi petunjuk-Nya. Amiin ya Allah.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Medan, 16 Januari 2005
Hamba Allah yang Fakir
Baca entri selengkapnya »