SAMUDRA HAKIKAT AL-QUR’AN
Posted by pengembarajiwa pada September 20, 2008
Ketahuilah! Bahwa Alam yang kita lihat sangatlah Luas ini baik di langit maupun di bumi, mencakup keseluruhannya yaitu sekalian Alam, terhimpun atau terangkum akan rahasia Ilmunya di dalam 30 Juz Al-Qur’an. Artinya adalah siapa-siapa yang membaca dan memahami Al-Qur’an.maka sama halnya ia melihat kepada Sekalian Alam. Karena Hakikat penciptaan Alam ini termuat pada 30 Juz Al-Qur’an 114 Surah 6666 Ayat.
Sangat Agung sekali Kitab Al-Qur’an itu yang diturunkan kepada Rosulullah Saw yang kemudian menjadi Kitabnya orang-orang Islam. Bahkan dikatakan bahwa Al-Qur’an itu sebagai penyempurna dari pada kitab-kitab sebelumnya. Akan tetapi keagungan dari pada Al-Qur’an itu bukan lah di lihat dari pada tulisan dan bacaannya, melainkan dari pada makna yang tersirat/terkandung didalamnya.
Adapun tulisan atau bacaan yang termuat di dalam kitab itu tidak ada bedanya dengan buku-buku bacaan biasa, sehingga letak keImanan seseorang apa bila terfokus kepada Kitabnya/bukunya itu sama halnya ia beriman kepada sesuatu yang bakal hancur. Saya katakana bakal hancur karena apabila kitabnya/bukunya itu di masukkan ke dalam api ia akan terbakar, dimasukkan kedalam lautan ia akan basah. Jangan kan di bakar dan dimasukkan ke dalam air, di taruh saja di atas lemari, tidak di rawat dan di urus lambat laun ia akan rusak dan lapuk di makan oleh Rayap.
Sudah kewajiban bagi seorang Mukmin untuk beriman/mempercayai kepada kitab Al-Qur’an yang dibawa oleh Rosulullah Saw. Tetapi yang perlu direnungkan adalah keimanan/kepercayaan seseorang akan sesuatu itu, akan di bawa sampai mati bahkan sampai ke Robbul Jalil. Jika yang di Imani adalah sesuatu yang rusak dan hancur, maka keimanan nya akan dipertanggung jawabkan di Hari Kemudian kenapa beriman kepada sesuatu yang hancur.
Tetapi apabila ia mengerti bahwa yang diimani itu bukanlah “Kitabnya/bukunya” melainkan yang terkandung di dalamnya yaitu “Firman Allah” maka keimanan seperti itulah yang akan menjadi penolongnya di hari kemudian, karena Makna yang terkandung di dalam kitab itu yaitu “Firman Allah” itu tidak akan hancur dan tidak akan Musnah sampai kapan pun juga.
Allah Swt berfirman :
“Dan sekiranya Qur’an diletakkan di atas gunung, maka gunung dapat digoncangkan atau diletakkan pada bumi, maka bumi jadi terbelah atau diletakkan pada orang mati maka orang-orang yang sudah mati dapat berbicara”(QS, Ar Ra’d : 31)
Qur’an yang manakah yang di maksud di ayat tsb?
Saya yakin jika Qur’an kitab yang berbuku itu yang diletakkan di atas gunung maka pastilah gunung itu tidak akan hancur dan bergoncang akan tetapi Buku nya yang akan rusak terkena panas dan hujan.
Tetapi jika Allah berfirman kepada Gunung (Makna Qur’an) :”Hai Gunung bergoncanglah engkau! Maka pastilah Gunung itu akan Bergoncang, Hai Bumi terbelahlah! maka pastilah Bumi akan terbelah, Hai orang mati bicaralah! Maka pastilah orang mati bisa berbicara.
Sehingga sangat keliru jika mengartikan Al-Qur’an itu hanya sebatas arti Harfiah saja yaitu diartikan sebagai “BACAAN”. Padahal kita mengetahui bahkan seluruh orang Muslim tahu bahwa Al-Qur’an itu adalah Firman Allah, Kalam Allah, Perkataan Allah dan Suara Allah. Jadi tidak bisa dipersamakan “FIRMAN ALLAH” dengan “BACAAN”. Lalu di mana letak keagungannya Al-Qur’an jika hanya sebatas “BACAAN” saja, tetapi jika Al-Qur’an itu dimaknai dengan “FIRMAN ALLAH”, maka itu lah keagungan yang sangat Mulia sekali.
Kemudian dari Firman Allah yang terdiri dari 30 Juz 114 Surah dan 6666 Ayat itu terangkum lagi tersimpulkan lagi di dalam Surah “Al-Fatihah”. Di dalam Surah Al-Fatihah itu dikatakan di Hadits Qudsi sebagai 7 ayat yang berulang-ulang. Firman Allah “Aku turunkan kepada mu 7 ayat yang berulang-ulang yaitu : Tiga Bagi-Ku, Satu antara engkau dan Aku dan tiganya lagi Bagimu. Tiga bagi-Ku adalah ; Alhamdulillahirobbil’aalamiin. Arrohmaanirrohiim. Maa liki yau middiin. Satu antara engkau dan Aku adalah ; Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nas ta’iin. Dan Tiga bagimu adalah ; Ihdinashirootol Mustaqiim. Shirootolladziina an’amta alaihim. Ghoiril Maghdu bi’alaihim waladhoo-lliin.
Surah Al-Fatihah itu terdiri dari pada 7 Ayat yang terbagi menjadi :
3 (Tiga) Bagi Allah
1 (Satu) Antara Insan dengan Allah
3 (Tiga) Bagi Insan
Lalu keseluruhan dari 7 Ayat tsb sama dengan 3 1 3, sebagaimana juga di riwayatkan bahwa jumlah seluruh Rosul itu ada 313 Rosul.
Kemudian Kandungan Surah Al-Fatihah itu terangkum lagi, tersimpulkan lagi pada Kalimah “Bismillahirrohmaanirrohiim”, artinya adalah : Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Penyayang. Akan tetapi makna dari pada Kalimah tsb adalah : Allah Hadir pada tiap-tiap sesuatu juga pada dirimu dalam sifat Kasih dan Sayang-Nya.
Bagi mereka-mereka yang mengerti akan Makna daripada Kalimah “Bismillahirrohmaanirrohiim” maka sama halnya ia telah memaknai Surah Al-Fatihah, dan mereka yang dapat memaknai Al-Fatihah maka sama Halnya ia telah memaknai 30 Juz Al-Qur’an 114 Surah 6666 Ayat, dan bagi mereka yang telah dapat memaknai 30 Juz Al-Qur’an maka sama Halnya ia telah memaknai rahasia Kehidupan Seluruh Sekalian Alam.
Karena itu setiap orang Muslim ketika ingin memulai sesuatu pekerjaan selalu didahului dengan ucapan “Bismillahirrohmaanirohiim”. Dimana makna nya adalah, Allah Hadir pada tiap-tiap sesuatu juga pada dirimu dalam sifat Kasih dan Sayang-Nya.
Itulah yang dianjurkan oleh Baginda Nabi Muhammad Swt, dan terus turun temurun sampai kepada orang-orang tua kita. Lalu menjadilah suatu budaya bagi orang muslim untuk memulai sesuatu pekerjaan itu dengan ucapan “Bismillahirrohmaanirrohiim”. Kenapa saya katakan bahwa itu menjadi budaya bagi orang Muslim, padahal itu kan suatu kebaikan yang ada dalam Agama Islam sebagai “Sunnah”?. Benar! Akan tetapi sesuatu yang dilakukan atau diperbuat jika tidak mengetahui Rahasia dan Makna yang terkandung didalamnya maka sesuatu itu tidak ubahnya sama halnya dengan Budaya?
Jika memang itu adalah suatu “Sunnah”, maka ketahuilah Rahasia dan Maknanya. Jika tidak maka apa yang di perbuat dan dilakukan tidak akan memberikan barokah pada dirinya walaupun ia telah memulainya dengan “Bismillahirrohmaanirrohiim”.
sanggardewa said
Alllahu Alkbar, pembahasan antum ttg surat Al-Fatihah sangat bagus dan sangat mencerahkan. terima kasih
pengembarajiwa said
Alhamdulillah………..
Terimakasih telah mampir ke Pengembara Jiwa
Wassalam
esensi said
Samudera hakikat Al-Qur’an… menarik sekali jika kita elaborasi lebih jauh 🙂
Perkenankanlah kiranya saya sedikit menambahkan…
.
Satu lagi, saya mohon maaf, mengenai satu hal, saya ada sedikit kurang sependapat.
Tadinya saya juga beranggapan, bahwa “beriman” itu sinonim dengan “mempercayai”. Namun ternyata ada yang merevisi anggapan saya, bahwa “beriman” tak sekedar “percaya”, melainkan “yakin”, seyakin-yakinnya. Masalahnya bisa kita lihat pada pernyataan syahadat kebanyakan kita, “Saya beriman kepada Allah” apakah setara dengan “Saya percaya kepada Allah”? Keimanan mensyaratkan musyahadah, penyaksian, sebab dengan menyaksikan dengan sebenar-benarnya, kita tidak hanya sekedar percaya, melainkan sudah benar-benar yakin dengan sepenuh hati. Analogi sederhana : Saya mendengar kalau si X adalah pesulap ulung, maka saya percaya, lantaran banyak yang mengatakannya demikian. Namun ketika saya sudah menyaksikan benar-benar atraksi si pesulap secara langsung, maka “percaya” saya bermetamorfosis menjadi “yakin”, kalau si pesulap tersebut benar-benar pesulap ulung. Mungkin Anda bisa memaparkannya lebih dalam pada postingan Anda selanjutnya. Saya “percaya” Anda lebih mengerti mengenai hal ini. Dan jika kelak Anda menuliskannya di blog ini, berikut dengan argumen-argumennya, maka saya akan menjadi “yakin”, bahwa Anda benar-benar paham perihal apa itu iman a.k.a “yakin”.
.
Salam,
pengembarajiwa said
Wah……….!
Sungguh pemaparan yang sangat menarik sekali, yang menunjukkan bahwa anda paham betul dengan hakikat Rahasia Alam. Tidak Salah jika Anda menulis blog Anda dengan Nama “Esensi”.
Terimakasih atas masukkannya.
Memang Ke Agungan Al-Qur’an itu sungguh2 tiada batasnya karena dengan sendirinya menunjukkan Ke Maha Agungan Allah Swt yang berkata di dalamnya.
Tetapi sebagaimana yang saya telah kemukakan pada komentar di blog Anda, bahwa anda tidak sendiri karena saya pun tak ubahnya seperti anda “ala kadarnya”, sampai2 menulis blog pun “ala kadarnya”, tanpa berfikir lebih luas ; apa yang mau di tulis, itulah yang saya tulis. jadi terimakasih sekali mau menambahkannya. Dan saya sangat setuju sekali dengan keseimbangan yang Anda maksudkan. Karena itulah maka saya menulis di Blog ini menyeimbangkan antara pemahaman Tasawuf dengan Syari’at sehingga mudah2an bisa dimengerti dan dipahami oleh semua pihak.
Dan Saya yakin dengan apa yang anda sebutkan dengan “Iman” itu tidak hanya sebatas percaya tetapi didalamnya terisi makna “keyakinan”, keyakinan setelah ia benar2 menyaksikan. Bukankah itu yang dikatakan “Musyahadah”, bahkan sebenar2nya musyahadah itupun tidak hanya ia sebatas menyaksikan Esensi Tuhan akan tetapi menyaksikan di dalam keserba meliputan sehingga lenyaplah diri yang menyaksikan itu kedalam diri yang di saksikan sehingga yang menyaksikan dan yang disaksikan tiada berbeda, yang memandang dan yang di pandang tiada lain, yang memuji dan yang dipuji Ia jua, yang menyembah dan yang disembah seperti seseorang memandang dirinya di dalam cermin. Itulah kebahagiaan yang tiada tara tatkala ia menyatu dengan yang di cintainya.
Dan telah dikatakan :”Aku memuji diriku sendiri pada lisan hambaku”
Yang membuktikan dan menjelaskan bahwa Allah benar2 Maha Terpuji dengan sendirinya.
Itulah yang menjadi dasar bagi mereka yang mengerti akan makna dibalik itu, sehingga tidak bisa memisahkan antara Iman dan Yakin karena Iman dan Yakin itu Satu kesatuan di dalam pandang Syuhudnya(Musyahadahnya).
Dan sudah barang tentu yang namanya Yakin itukan tidak hanya di yakin-yakini akan tetapi dengan merasakan. tatkala seseorang tlah merasakan maka dengan sendirinya akan tumbuh keyakinan tanpa di yakin-yakini. Karena Yakin itu “tidak berhuruf dan tidak bersuara” bahkan juga tidak bertempat. Jika ada yang mengatakan Yakin itu bertempat pada “Hati” maka tentu keyakinan itu menjadi terbatas. Sedangkan Yakin itu sendiri meliputi seseorang yang telah merasakannya dan bagi saya Yakin itu adalah perwujudan Tuhan yang meliputi tiap2 sesuatu.
Jadi kesimpulannya bagi Saya Beriman itu sudah pasti yakin karena antara iman dan yakin itu tidak bisa dipisahkan dan tak kan terpisahkan bagaikan Allah dan Muhammad.
Akan tetapi siapa yang mengatakan beriman tetapi belum menyaksikan maka belumlah ia beriman tetapi masih sebatas mengaku beriman.
Dan suatu saat saya akan memposting tentang Keimanan yang sesunggunhya, dan sudah tentu Iman yang tidak terpisah dengan Keyakinan.
Mohon Ma’af dengan uraian yang seadanya atau yang anda katakan dengan “ala kadarnya”
Karena tidaklah saya ini melainkan hanya seorang “pengembara” yang selalu berkeliling mencari setitik Makna rahasia Kebenaran yang Sejati.
Dan terimakasih sudah mampir……….
Salam
syarifudin said
Ass, wr wb
Sehubungan dengan surat Al-Fatihah, saya mau tanya
apa bedanya :
Alhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin.
dengan
Alham dulillaa hirobbil ‘aalamiin.
Terima kasih
pengembarajiwa said
Kalau di pandang dari segi arti kata maka Ayat yang benar adalah :
Alhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin.
Jadi menurut Saya perbedaan nya hanyalah di sebuah Tulisan yang mengandung arti yang benar dan yang tidak.
Akan tetapi segala sesuatunya semuanya kembali kepada Allah. Karena Allah melihat kepada Hati, jika Hati Ikhlas di dalam membaca Al-FAtihah walaupun dari segi bacaannya masih belum lancar mengajinya itu masih terlebih baik daripada yang bacaannya fasih tetapi hatinya tidak ikhlas kepada Allah, masih ada harapan “ini” dan “itu” atau karena “ini” dan karena “itu”
pak dede said
JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL BILAH BERMINAT HUB KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,SK ROO,MX SOBAT
JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL BILAH BERMINAT HUB KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,SK ROO,MX SOBAT
JIKA ANDA BUTUH ANGKA RITUAL 2D 3D 4D DI JAMIN 100% JEBOL BILAH BERMINAT HUB KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB THA,SK ROO,MX SOBAT
sufimuda said
nama tidak akan pernah berpisah dengan yang punya nama ….
Asep Suhendi / Putrinet said
Taqobbalallahuminna waminkum
Washiyamana washiyamakum
Minal ‘Aidin walpaidzin
Mohon Maaf Lahir dan Bathin 1 Syawal 1429 H
pengembarajiwa said
Ma’af Lahir dan Batin juga buat Asep Suhendi/Putrinet.
Dan Terimakasih telah mampir ke Pengembara Jiwa
Salam
gustrisehat said
Assalamu’alaikum,
tulisan yang sangat bagus, sekiranya saudaraku mau mempertimbangkan beberapa hal, agar kita lebih sempurna di masa depan.
1. “Dan sekiranya Qur’an diletakkan di atas gunung, maka gunung dapat digoncangkan atau diletakkan pada bumi, maka bumi jadi terbelah atau diletakkan pada orang mati maka orang-orang yang sudah mati dapat berbicara”(QS, Ar Ra’d : 31)
Tetapi jika Allah berfirman kepada Gunung (Makna Qur’an) :”Hai Gunung bergoncanglah engkau! Maka pastilah Gunung itu akan Bergoncang, Hai Bumi terbelahlah! maka pastilah Bumi akan terbelah, Hai orang mati bicaralah! Maka pastilah orang mati bisa berbicara.”
Bukan begitu maksudnya saudaraku,
maksudnya adalah makna yang terkandung dalam Qur’an itu mampu menjelaskan perihal gunung sampai pada hakekat gunung, ini di metafora seperti gunung yang bergoncang, kemudian hal membelah bumi, itu maksudnya ilmu/makna yang terkandung dalam Qur’an bisa menjelaskan rahasia bumi yang terdalam yang tidak dapat dijangkau oleh manusia, ini di metafora sebagai bumi terbelah, hal mayat bicara, maksudnya makna dala Qur’an itu bisa menjelaskan rahasia-rahasia atas mayat tersebut sehingga manusia bisa mengambil kesimpulan berbagai hal melalui genetika, visum dll, informasi-informasi yang didapat inilah yang di metafora sebagai mayat berbicara. begitu maksudnya saudaraku.
perkara Allah berfirman “gunung bergoncanglah”, maka gunung bergoncang itu pasti, tapi firman ‘gunung bergoncanglah’ bukan dalam konteks Qur’an, yang sedang menjadi topik pembahasan.
2. Bagi mereka-mereka yang mengerti akan Makna daripada Kalimah “Bismillahirrohmaanirrohiim” maka sama halnya ia telah memaknai Surah Al-Fatihah, dan mereka yang dapat memaknai Al-Fatihah maka sama Halnya ia telah memaknai 30 Juz Al-Qur’an 114 Surah 6666 Ayat, dan bagi mereka yang telah dapat memaknai 30 Juz Al-Qur’an maka sama Halnya ia telah memaknai rahasia Kehidupan Seluruh Sekalian Alam.
urutan logika dari kalimat diatas bisa say pahami, namun uraian makna dalam paragraf tersebut tidak akan bisa dijelaskan logika.
Qur’an dengan berbagai macam isinya berupa berita, tanda-tanda, perintah, larangan dsb. maknanya mnenuju satu arah yaitu “laaillaha-illallah” maknanya itu. Allah tidak membebankan pada manusia untuk memahami makna “rahasia kehidupan alam semesta”. seperti yang anda maksud. karena tujuan penciptaan adalah untuk ibadah (wama Qolaqtul jinna wal insa illa lii ya’budun). jadi target diturunkannya Qur’an adalah untuk mencapai tataran ibadah yang tertinggi berupa peng-Esaan ALLAH-melalui pengorbanan sakral yaitu “JIHAD”. terbukti bahwa semua hal yang berkaitan denga JIHAD maka jamniannya adalah sorga. dan amal ibadah tertinggi adalah jihad. Jika manusia paham “rahasia kehidupan seluruh alam”, dengan itu apa yang bisa diperbuat manusia sehubungan denga peng-Esaan ALLAH ? jawabannya kembali lagi pada apa yang terbaik yang dapat kita(manusia) berikan pada ALLAH? (Allah tidak butuh, tapi kita butuh balasan atas apa yang telah kita berikan). maka jawabannya kembali pada puncak ibadah tertinggi. dan itu adalah “JIHAD.”
3. Lalu keseluruhan dari 7 Ayat tsb sama dengan 3 1 3, sebagaimana juga di riwayatkan bahwa jumlah seluruh Rosul itu ada 313 Rosul.
ini adalah “pentakwilan” 313 jumlah rosul ? tidak ada dalil saudaraku, semoga anda tidak membangun aqidah dengan cara pemain “togel”.
4. 3 (Tiga) Bagi Allah———ACC
1 (Satu) Antara Insan dengan Allah —– bagi insan
3 (Tiga) Bagi Insan—–keadaan/kondisi ideal yang insan inginkan
3-1-3 secara keseluruhan adalah antara ALLAH dan Insan
Semoga komentar saya bisa diterima, maaf kalau bahasa saya kurang bagus, karena saya bukan penulis, seseungguhnya saya bermaksud baik, jika penyampaiannya kurang baik maafkan saya, saya manusia biasa.
wassalam.
serakah said
Ass.Wr.Wb.
Buat dingsanakKU Pengembara JIWA 313, mohon maaf ULUN sebelumnya, sebab “muntung ULUN sedikit lantih” mengomentari dingsanak kita Gustrisehat.
Buat SaudaraKU Gustrisehat, maaf bila kami sedikit ikut timbang saran atas perbedaan pandang saudaraKU terhadap cara pandang saudaraKU Sang Penulis.
Dengan berdasar “Perbedaan pen-tafsir-an atas Al-Quran & Al-Hadist yang masih didalam lingkaran SYAHADAT yang sama adalah RAHMAT,maka :
1. Tafsir SaudaraKU akan QS.Ar Ra’d :31 adalah tampak sesuai bila dilihat dari satu sisi , yaitu sisi ILMIAH namun jangan menafikan maksud saudara kita Sang Penulis yang memandang dari sisi yang berbeda, bahkan menurut kami tanpa tafsir karena bahasa ayat sendiri telah jelas adanya.
2. saudaraKU Gustrisehat mengatakan bahwa Puncak Ibadah Tertinggi adalah JIHAD pun tidaklah keliru.Namun bagi kami JIHAD yang dimaksud SANG BAGINDA tentunya harus di PAHAMI dengan TELITI agar menghindarkan “KELIRU” kita dalam BERSIKAP & BERTINDAK akan JIHAD itu sendiri.
JIHAD tanpa NAFSU, JIHAD dengan IKHLAS lalu senantiasa ISTIQOMAH tanpa sedikitpun cacat oleh arus AKAL PIKIR kita sebagai manusia, itulah JIHAD AGUNG bagi kami saudaraKU.(namun sekali lagi, perbedaaan adalah RAHMAT)
3. JIKA seluruh RAHASIA ILMU ALLAH saudaraKU minta DALIL , maka tidak akan kita dapati dengan batasan AKAL PIKIR yang memang terbatas adanya, yang padahal bila HATI BERSIH maka akan sangat banyak DALIL yang akan kita temukan baik TERSURAT maupun TERSIRAT.(perbedaan mem”PAHAM”i ayat saudaraKU, yang membuat seolah perkataan saudara-2 KITA yang membahas dengan ilmu HAKEKAT seolah tanpa DALIL dan kalaupun dengan DALIL maka dianggap memakai DALIL yang LEMAH/DAIF).
4. Itulah salah satu tanda Luasnya ILMU ALLAH, sehingga terbitlah istilah MAQOM/TINGKAT atas setiap UMAT dalam menge-TAHU-i isi DALIL.
Bukankan ALLAH telah menetapkan MAQOM/TINGKAT tertinggi bagi INSAN BERIMAN dengan gelar TAQWA.namun, yang dimaksud TAQWA yang bagaimana? ini yang seharusnya dike-TAHU-i oleh kita sebagai UMAT.
” Seorang murid TK mungkin tak akan sanggup memahami jalan ke-FAHAM-an Sang MAHASISWA”.(semua ada tingkat dan batas kesanggupan pada sisi manusianya)
“Sekali lagi, kita tanamkan bahwa perbedaan ke-PAHAM-an akan HIKMAH adalah RAHMAT”
atas “timbang saran” kami yang tak mampu menulis dengan baik dan santun,sudilah kiranya saudaraKU memaafkannya.
Wass.Wr.Wb.
SERAKAH
asep said
Ass. Wr. Wb.
Salam kenal semuanya
Alhamdulillah…tulisan tsb diatas telah mencerahkan perjalanan kehidupan saya. Gimana ya tanggapan/komentarnya? ya… argumen saja, mudah-mudahan tidak salah.
Al Qur’an adalah firman Allah Swt sebuah kitab suci yg disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, melalui malaikat Jibril. Didalamnya ada makna lahir dan bathin, siapa yg bisa sekaligus memaknai semuanya? maka orang itu akan mengetahui rahasia yang terbentang di alam dunia dan di alam akhirat. Siapa orangnya yg bisa memaknai lahir dan bathin dari Al Qur’an? Kayanya kembali lagi nih ke argumen sy sebelumnya yaitu Hadist mengatakan ” Nabi kota ilmu, Ali adalah pintu gerbangnya “. Kelihatannya argumen saya berulang-ulang ya, tapi tidak apalah karena Al Fathihah juga merupakan 7 ayat yg berulang-ulang.
Demikian argumen saya, saran dan kritik selalu ditunggu.
Wass. Wr. Wb.
wawu ndombleh said
1 Front
sebut asma Allah apa yang engkau jumpai dengan kasih sayang
2 Left
syukurilah baik buruk yang engkau terima yang pada hakikatnya dari Rabb sekalian alam
3 Right
semuanya adalah wujud kasih sayangNya
4 Back
hati-hatilah dengan apa yang kau perbuat/kau tinggalkan karena semua ada balasanNya.
5 Up
serasa tiada daya dan upaya.. hanya Allah tempat menyembah dan meminta.
6 Centre
tiada kata seindah do’a, tunjukilah kemanusiaan hambamu jalanMu
7 Down
Jalan yang Engkau ridhai
Herman said
Assalamualaikum Wr, Wb
Salam sejahtera untuk junjungan kita Rasulullah Muhammad saw, serta keluarga dan keturunan beliau, sahabat dan rekan2 yang ada di pondok pengembara jiwa ini….amin.
Tiada kata2 yang dapat kukatakan untuk pandangan pengembarajiwa atas hakikat Alquran.
Rasulullah Muhammad saw adalah Rasul sekaligus guru yang sangat sempurna untuk kita, umatnya ini. Jika ada yang beranggapan alquran diturunkan kepada Muhammad atas perantara jibril dari langit taratas, maka anggapan tersebut masihlah belum tepat….
Tapi Alquran itu adalah suara bathin yang paling dalam dari Rasulullah yang merupakan Rahasia yang terpendam. Yang sering disebut dengan alquran yang tersirat.
Tidak satupun dari umatnya yang dapat memahami makna dari yang tersirat dan menuangkannya kedalam surat2 di alquran itu tapi hanya orang2 yang terpilihlah yang dapat memahaminya yaitu orang2 yang telah benar2 mengenal hakikat dirinya.
Siapa yang dapat menjelaskan arti warna2 kepada orang buta….sangatlah susah kiranya, jadi pada hakikatnya kita ini semua buta terkecuali bagi orang2 yang selalu dijaga oleh Allah akan pandangannya sehingga melihat dengan sebenar2nya melihat. Dan sangatlah beruntung orang2 yang telah dibukakan Allah pandangannya termasuk pengembarajiwa, sufimuda dan yang lainnya. Dan tidak lupa saya selalu memohon sudi kiranya Allah untuk memberikan hidayahNya kepadaku, hamba yang dhoif ini.
jika ada kesalahan datangnya dari saya yang bodoh ini dan hanya milik Allahlah segala kebenaran.
Amin
pengembarajiwa said
Wa’alaikum Salam Wr, Wb
Sholawat dan Salam atas junjungan Nabi Muhammad Rosulullah saw, Seluas Samudra yang tiada bertepi, Sebanyak buih di lautan, di setiap tarikan nafas, detakan jantung dan darah mengalir serta sebanyaknya Makhluk Allah ta’ala di seluruh sekalian Alam. Ya Allah jadikan lah Sholawat kami ini sebagaimana Sholawatnya para kekasih2 Engkau, yang mencintai Engkau diantara Para Nabi dan Rosul dan Para Awliya Allah. Semoga Shalawat dan salam juga terlimpah kepada Para Keluarga Beliau, Sahabat beliau serta Umat2 yang setia sampai hari kemudian.
Semoga Hari2mu wahai Saudaraku Herman di dalam Rahmat Allah dan didalam Berkah Sayyidina wa Mawlana Muhammad Saw.
Ya Allah…. Ya Robbii….., Bimbing lah SAudaraku ini kepada Nur Engkau, dan Terangkanlah Hatinya dengan Nur Engkau agar menjadi terang benderang jiwanya dan terbuka Hijab untuk berjumpa dengan-Mu Yaa Allah…..
Aamiin Ya Robbal Aalamiin.
PPT said
assalamu’alaikum Wr.Wb
Tulisan yang bagus sekali.
Saya mau menambahkan apa yang pernah saya dengar,
Alquran adalah Nur Ilahi yang terang benderang yang sangat Dahsyat,yang sebelumya tidak berhuruf dan tidak berbunyi yang diturunkan kedalam rohani Rasulullah sehingga ia berada diatas Shiraathal Mustaqiim,Nur itulah Jalan yang Lurus yang sampai ke sisi Tuhan.
Tetapi sayangnya Nur itu tidak secara otomatis diturunkan Allah SWT kepada semua hambaNya.
Oleh karena itulah orang yang iman dan taqwa harus selalu berdoa dalam QS Al Fatihah 1:5 :
“Tunjukanlah kepada kami jalan Yang Lurus,yaitu jalan yang telah Engkau Ridhoi”
Tanpa disadari,Jalan yang Lurus yang mendapat Ridho Allah SWT sudah diturunkanNya kepada semua Nabi dan terakhir dalam Rohani Nabi Muhammad SAW.
Sesuai pula dengan sabda Nabi Isa :
1. Masuklah engkau kedalam diriku,itu jalan ke Surga
2. Tanpa melalui ku engkau tidak bisa menemui Tuhanmu.
Selain berdoa,manusia haruslah aktif mencari dan berusaha menemukan wasilah atau Nur itu berada. Dengan Izin dan Ridho Allah maka orang yang Iman dan Taqwa akan mendapat Petunjuk.
Amin
pengembarajiwa said
Wa’alaikum SAlam Wr,Wb
@PPT
Terimakasih atas masukkannya yang mencerahkan ini, semoga bermanfa’at kepada para pembaca….
Dan salam kenal dari Saya.
Wassalam
Pengembara Jiwa
PPT said
Assalamu`alaikum wr.wb
salam kenal juga mas
senang juga ikut bergabung di pondokannya
salam
asep said
Ass. Wr. Wb.
@Semua yang diatas
Dalam pemahaman mengenai Al Qur’an sepertinya rekan-rekan sekalian yang para ahli tasawuf melupakan Ahlul Bait Nabi Saw, setelah dibaca dan dipahami sesuai dengan judul posting Samudera Hakikat Al Qur’an : semua tanggapan / komentar tidak ada satupun kata-kata penafsiran menurut Ahlul Bait Nabi Saw. Seperti dalam shalawat ” Ya Allah, sampaikanlah salam kepada Muhammad dan keluarga Muhammad ” Shalawat tsb bukanlah hanya tulisan / kata-kata / ucapan saja, tetapi harus diyakini dan diamalkan baik lahir maupun bathin. Dan setiap apa yang dituliskan mengenai Nabi selalu ditambah dengan kata Saw.
Padahal hadist-hadist dari Ahlul Bait Saw sangatlah banyak, apabila meneliti dan mempelajarinya, disitu akan ditemukan makna lahir maupun bathin dari Al Qur’an yang merupakan samudera hakikat Al Qur’an.
Demikian, apabila ada kata-kata yang salah mohon dima’afkan.
Wass. Wr. Wb.
pengembarajiwa said
@Asep
——-
Jika Saya simak Komentar Anda Baik di Pengembara Jiwa, Sufi Muda maupun Mujahidah Wanita… Anda selalu mengulas ttng Ahlul Bait Nabi Saw.
Jika Boleh Saya Tahu, apakah Anda sudah mengenal dengan Ahlul Bait Nabi? dan Apakah Anda salah seorang zuriat dari pada Ahlul BAit Nabi?
Ma’afkan pertanyaan saya jika tidak berkenan….
m. hanafi said
alhamdu lillaahi robbil ‘aalamin…..sangat..sangat mencerahkan dipagi yang dingin ini
pengembarajiwa said
@M. Hanafi
—————-
Allah memberkati Anda……
dan semoga Hijab yang menutupi Qolbu tersingkap dengan Nur Muhammad yang memancar kepada Sekalian Alam.
Itiqadkan dalam Hatimu setiap bangun tidur dengan ucapan yang di resapi, yaitu :
“Hari ini adalah hari yang terbaik yang di anugrahkan Allah untukku, dan semoga menjadikan diriku menjadi orang2 yang dekat dengan Allah. Aamiin”
Semoga bermanfa’at…..
Abuharat said
@All
Saya ingin membahas beberapa masalah dari komentar teman2:
Ada yg berbicara mengenai IMAN dan YAKIN disini ingin saya jelaskan. IMAN, YAKIN dan TAQWA adalah tingkat ke Imanan sesorang. Bukan IMAN=YAKIN dan tingkat terakhir adalah TAQWA. Bagi mereka yg beriman masih ada perintah dan larangan. Apabila ia sdh dpt melaksanakan perintah dan menjauhi larangan maka ia berada dlm tingkat YAKIN. Kalau sdh Yakin maka ada anjuran Allah agar kita menjadi orang bertaqwa. Dan pd tingkat ini tdk ada perintah dan larangan baginya. Subhanallah Maha Agung Allah dlm PengaturanNya membimbing hambanya menjadi MUFLIHUN.
Kedua Berbicara samudra hakekat Alqur’an. Dlm mentafsirkan Alqur’an kita tdk bisa ngotot bahwa tafsiran kita adalah benar. Masing2 berhak menafsirkan sesuai kemampuan berfikir dan pengusaan Alqur’an asal saja tdk utk kepentingan diri (nafsu) tapi bertujuan lbh mendekatkan diri pd Allah. Allah berfirman;
Apabila kamu mau menafsirkan ayat2Ku maka daun2 kamu pergunakan sbg kertas dan tinta adalah laut kamu blm cukup menafsirkannya.
Dan Sabda Rasulullah SAW: Apabila kamu membaca ayat2 Alqur’an anggaplah ayat2 tersebut dikenakan pd dirimu.
Sbg contoh saya mentafsirkan ayat BISMILLAHI RAKHMANI RAKHIM.
Allah menciptakan segala sesuatu dgn Rakhman dan Rakhim termasuk kita manusia. Lalu rasul memerintahkan pd kita agar dlm setiap tingkah laku maupun perbuatan mengucapkannya dan apabila selesai mengucapkan ALHAMDULILLAH. Mengapa? agar setiap tingkah laku dan pebuatan kita dilaksanakan dgn rahman dan rahim. Ada dari kita waktu keluar rumah membaca BISMILLAHI RAKHMANNI RAKHIM dalam kegiatan diluar ada yg kita dhalimi atau berguncing dll maksiat, kembali kerumah kita ucapkan ALHAMDULILLAH. Astagfirullah diluar berbuat maksiat kita ucapkan ALHAMDULILLAH. Jd tafsiran saya apabila kita hendak melaksanakan sesuatu keguatan hrs dgn rahman dan rahmi agar kembalinya kita baca ALHAMDULILLAH ada pahalanya.
Begitupula tafsiran Surah Fatihah tdk sama. Sekarang anda2 bisa menilai apakah tafsiran saya salah? Wasalam
siliwangi said
Secara hakekat arti “Bismillahirrohmaanirrohiim”, itu ada beberapa arti ( ini menandakan luasnya ilmu Allah Swt ).
Yang akan saya bahas disini hanyalah dua arti yaitu arti dari bawah keatas dan arti dari atas kebawah
1. arti dari bawah keatas adalah ” Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Penyayang”.
ini menunjukan agar kita senantiasa ingat akan sifat rahman rohim-Nya
dimana kita bisa bernafas , makan , minum dan lain sebagainya adalah karena kasih sayangnya
2.arti dari atas kebawah adalah ” dimana ada Kamu disitulah Aku ( Allah )berada.
jadi dimanapun kita berada akan selalu dekat dengan Allah , kemanapun kamu menghadap disitu ada Allah dan tidak ada dua orang berbicara kecuali yang ketiganya Allah dan tidak ada tiga orang yang berbicara kecuali yang keempatnya Gusti Allah , Dst……..
jadi inilah kenapa tiap tiap sesuatu harus diawali dengan Bismillah agar kita senantiasa selalu ingat akan kasih sayang-Nya dan yang terpenting adalah agar kita selalu waspada/mawas diri karena kita akan selalu ingat bahwasannya Gusti Allah selalu menjadi saksi akan apa apa yang kita perbuat didunia ini baik itu perbuatan baik maupun perbuatan tidak baik.
Adapun masalah Al Qur’an yang Allah maksud kekal sampai hari kiamat adalah Al Qur’an yang berada/tersimpan/terpatri didalam hati sanubari orang2x yang beriman selama masih banyak orang yang beriman kepada-Nya maka selama itu pula Al Qur’an tidak akan hancur.
Salam
RAMASA said
ALAM SEMESTA TERBIT DARI NUR MUHAMMAD. DI SEMPURNAKAN SHALAWAT NABI
Gupuh W said
amiin..amiin…amiieenn……
smoga bermanfaat
Kangdudung said
Ass…
Sahabat semua di padepokan Pengembara Jiwa, terutama yang empunya padepokan, Mohon Ma’af lahir dan bathin, semoga Allah senantiasa mencurahkan ridha dan rahmat-Nya kepada sahabat semuanya.
Wassalam..
tony said
Saya hanya mengkoreksi kesalahan ketik “Nabi Muhammad Swt” seharusnya “Nabi Muhammad Saw”. Terima kasih
muthia said
bismillah,
sukran, tulisan antum sangat membantu ana dalam tugas – tugas kuliah…
nDe' said
Ass…,
salam kenal & numpang tanya
Bukankan jumlah ayat Al-Quran : 6.236 ayat……..? silahkan dihitung & buktikan. trim,s
Wass…
mad jnun said
assalamualaikum wr wb
salam kenal dari saya
mangto said
askum.
salam kenal kakang pengembara jiwa dari saya.
bukan tambahan tetapi bertanya.
kata orang bijak.hakekatnya alfateha adalah kita disuruh membuka(hakekat)mata,telinga,hidung, mulut dan hati agar kita bisa menjadi insan kamil.mohon penjelasannya.
matur nuwun
Samsuar Al Butuny said
Assalam alaikum wr. wb.
Mbah PJ yg saya hormati, mohon penjelasan tentang titik ba….!
karena sudah lama aq mencari jawabannya tapi belum terlalu q mengerti…!
Syukron…!
Andra Mencari Jati Diri said
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Tri winarsih said
salam kenal dengan pengembara jiwa allhammdullilah tulisan yang sangat bagus sekali semoga kita dapat mengamalkannya untuk bersamaNya setiap saat jangan hanya jadi bacaan saja tapi untuk diresapi
pengembarajiwa said
Salam kenal kembali saudariku Tri Winarsih, selamat datang di Pondok PJ yg terpencil ini kuucapkan padamu dan terimakasih atas masukan2nya.
Husnawadi said
ilahiantamaksudi waridhokamatlubi aqtinimuhabbattaka wamaqrifataka.
ass.wr.wb.
salam kenal saya husna. semoga Allah selalu merahmati kita..
apa yang disampaikan saudara-saudaraku adalah insya Allah benar. semoga kita teermasuk orang-orang yang berilmu yaitu orang yang mampu memahami ayat-ayat mutasyabihat pula.
saya tidak bisa bayangkan apabila qur’an hanyalah lembaran kertas yang disampaikan oleh jibril, maka dengan tidak sopan saya mengatakan allah sama dengan mahluk lainnya. hakikat qur’an yang tersirat sesungguhnya ada dalam diri setiap mukmin yang mendapat petunjuk itu.
“Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (albaqaroh:97)
sesungguhnya Qur’an itu tidak berhuruf sebagaimana nabi tidak bisa membacanya karena tidak berhuruf bukan berarti nabi tidak mampu membaca tulisan arab.. lalu jibril membimbing bacalah dengan nama tuhanmu. seketika itu tajallinya nabi muhammad SAW baru keluarlah lantunan ayat-ayat Qur’an baru para sahabatnya mencatat dipelepah kurma dan tulang.
betapa cerdasnya rosul untuk tidak mencatat penjelasan-penjalasan isi alqur’an supaya umatnya belajar memahaminya. saya sangat bersyukur melihat diskusi ini yang dengan kata-kata halus dan sopan dan tidak memperdebatkannya.
wassalam.
Husnawadi said
ass.wr.wb. cobalah ke WEB ini. insya Allah kita akan mengenal ayat-ayat mustsyabihat dengan mencari petunjuknya. sebernaya kunci dari semuanya itu adalah mengenal yang ada pada diri, jiwa kita. inilah hakikat dari Qur’an tidak bersuara dan berhuruf.
http://ismulhaq.com/ind/data_web/kitab_allah.html
pEtuaLanK said
Thank’s,PJ tlh m’urai kn isi kndungn surah al-fatihah amin …
Kgs Ahmad Sadad said
Assalamu`alikum wr.wb
ustaz-ustaz sekalian yang insya allah dimuliakan ALLAH,saya ingin bertanya kepada para ustaz, bukankah al quran itu telah sempurna tetapi mengapa masih diperlukan penafsiran untuk memahami makna-makna alquran
Maaf ustaz apabila pertanyaan saya kurang berkenan,
dtracker said
orang mati pada komentar,hahaha
daik said
Maaf om jika saya boleh komentar ayat al quran bukannya ada 6236 ya?