PENGEMBARA JIWA

(Menemukan Cahaya Abadi di dalam Lautan Tauhid dan Tasawuf)

JALAN MENUJU MA’RIFATULLAH

Posted by pengembarajiwa pada September 26, 2008

Di dalam suatu dalil dikatakan bahwa :

“Awwaluddin Ma’rifatullah” (Awal mula seseorang itu beragama, ialah mengenal akan Allah)”.

Dimana seseorang itu wajib hukumnya untuk mengenal akan Allah sebagai langkah awal menuju kesempurnaan beragama. Tanpa mengenal Allah maka Ibadah apapun yang dilakukan bagaimana mungkin bisa dikatakan sampai sedangkan Tujuan nya saja tidak diketahui. Karena itu sangatlah penting sekali pengenalan akan Allah itu di dalam kehidupan ini. Dengan Mengenal akan Allah maka akan dirasakannya Manis Lezatnya ke imanan, dirasakan khusyuknya dalam Amal Ibadah serta Ketenangan Jiwa akan mengalir di dalam dirinya. Menjadikan Pribadi yang ikhlas, sabar, tawakkal serta Ridho dalam menjalani Hidup. Tentu tiada kebahagiaan yang melebihi daripada kebahagiaan para Arif billah/orang yang mengenal akan Allah

Seandainya Allah Swt membukakan akan rahasia keagungan para Arif billah, maka niscaya orang-orang akan tercengang dan terheran-heran serta takjub dibuatnya. Karena Nur yang meliputi diri para Arif billah itu akan memancar menembus sampai ke langit ketujuh. Karena itu lah Allah menutup akan diri para kekasih-kekasihNya itu, sehingga tidak ada yang mengetahui tentang dirinya melainkan hanya Allah dan mereka-mereka yang sama-sama telah sampai pada maqom Ma’rifatullah tsb.

Adapun Manusia-manusia itu untuk sampai kepada pengenalan akan Allah (Ma’rifatullah) maka terlebih dahulu ia haruslah mengenal dirinya yang sebenar-benarnya.

“Man ‘Arofa Nafsahu faqod ‘Arofa Robbahu” (Barang siapa yang mengenal akan dirinya yang sebenarnya niscaya kenal lah ia akan Allah).

Dan tahapan-tahapan yang harus dilalui adalah :

  1. Menundukkan Hawa Nafsu dengan memerangi kesyirikan, kekufuran, kemunafikan, kefasikan dan kemurtadan yang ada di dalam diri dengan menjauhi kesombongan, keingkaran terhadap kebenaran, kebodohan dan ketidak pedulian tentang kebenaran.
  2. Apabila ia telah berhasil di dalam memerangi Hawa Nafsunya tadi maka ia akan di anugrahi Hidayah/petunjuk kepada jalan yang di Ridhoi Allah Swt yaitu jalan menuju kepada Kebenaran Hakikat Muhammad Rosulullah Saw, serta dilengkapi ia dengan sifat-sifat Muhammad Rosulullah Saw yaitu Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathonah serta menjadikan ia Sami’na wa atho’na.
  3. Apabila ia tetap Istiqomah pada tahapan ke-1 dan ke-2 itu maka ia akan disesuaikan oleh Allah Swt dengan Hukum Sunatullah yang berlaku di dalam kehidupan ini. Maka tetapkanlah kesabaranmu di dalam Hukum Allah Swt itu. (Tawakkal/berserah diri kepada Allah dengan meyakini bahwa apa yang terjadi atas dirinya, itu semua Qudrat Iradat Allah Swt semata). Bersabarlah! Dan pasrahkanlah dengan sebenar-benarnya, dan berlaku kasih sayanglah kepada sesama Saudara Mu’min serta menjadilah Rahmat bagi Makhluk Allah Swt yang lain. Tetapi ingatlah!!!, sesungguhnya banyak di antara orang Mu’min Hamba-hamba Allah itu yang terlena di dalam tahapan ini, artinya mereka yang takjub dan hilang kesadaran dirinya karena sangat mempesonanya keindahan-keindahan dan kemuliaan-kemuliaan Allah Swt yang dinyatakan/ditampakkan oleh Allah berupa karomah-karomah membuat ia lupa akan Allah Swt yang menganugrahkan kelebihan-kelebihan itu sehinggan Karomah itulah yang menjadi maksud dan tujuannya. Lalu lupa ia kepada tujuan yang sebenarnya yaitu Allah Swt yang menurunkan Karomah itu. Maka jatuhlah ia kepada jurang kefasikan, kembali dikuasai oleh Hawa Nafsunya. “Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa Billah………….”. Berhati-hatilah di dalam tahapan ini!!!!, tidak ada seorangpun yang selamat dalam tahapan ini melainkan mereka yang benar di dalam memasrahkan segala sesuatunya kepada Allah Swt, sehingga jadilah Allah sebagai penolongnya dan hanya Allah lah sebaik-baik penolong bagi orang-orang Mu’min.
  4. Kemudian apabila ia telah sampai kepada tahapan itu dengan selamat dan ia senantiasa di dalam kesabaran serta selalu berhati-hati di dalam Musyahadahnya (Penyaksiannya), maka akan tersingkaplah segala Kebenaran Hakikat Muhammad Rosulullah Saw dengan sendirinya tanpa ia memaksakan kehendaknya untuk menyingkap tirai itu. Artinya ; Kebenaran Hakikat Muhammad Rosulullah Saw itu sendiri yang akan datang menjemputnya untuk di bawa naik (Mi’raj) menuju Alam yang tiada Batas dan dihampirkannnya kepada Kebenaran yang membawa Rahmat yaitu Nurun Ala Nurin sumber segala hakikat-hakikat yang ada termasuk Hakikat Diri atau Hakikat Muhammad. Lalu timbul lah kecintaan yang amat sangat dalam kepada Muhammad Rosulullah Saw, rindu yang tiada habis-habisnya dan diwujudkannya di dalam gerak dan diamnya dengan Sholawat dan puji-pujian kepada Rosulullah Saw. Kecintaannya yang sangat dalam kepada Rosulullah Saw terasa nikmat sekali dirasakannya, sehingga tiada nikmat apapun yang dapat menyamai kenikmatan cinta Rosulullah Saw. Racun kerinduan rela dan ikhlas diminumnya karena kemabukkannya tiada bandingannya. Kemabukkan cinta itulah yang mengahantarkan dirinya kepada Robbul Izzati untuk berkasih-kasihan memadu cinta yang telah lama terpendam.

Dengan tahapan-tahapan itu akan sampai lah ia kepada Memandang Zat Maha Mutlak yang tiada tara keagungan dan kebesaran-Nya, yang Esa dalam ke Esa annya, dimana segala sesuatu bergantung kepada-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tiada satupun yang menyamai-Nya.

Ketika para Pecinta Allah sudah asyik di dalam pandang memandang, maka Allah akan mendudukan ia pada “Maqom Muroqobah” sebagai jalan terbukanya Tirai “Kebenaran Hakiki/Mukassyafaturrobbani”. Itulah Akhir dari pada pengembaraan dan perjalanan dan Itulah Puncak segala Puncak kenikmatan dan kebahagiaan.

Maka sampailah ia kepada Hakikat di atas Hakikat yaitu Zat Maha Mutlak yang tidak bisa di ganggu gugat dari segala apa pun tentang diri-Nya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Asyhadu Anlaa ilaa ha illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadurrosulullah.

277 Tanggapan to “JALAN MENUJU MA’RIFATULLAH”

  1. Maulana said

    Assalamu’alaikum…..

    Salam Kenal buat Pengembara Jiwa.

    Sungguh, Tulisan yang sangat menarik sekali jika dihayati dan ditela’ah. Anda benar-benar paham tentang jalan ke arah sana, semoga tulisan di blog Pengembara Jiwa bisa bermanfa’at buat mereka2 yang membacanya.

    Terimakasih atas pencerahannya………….

    Salam Dari Palembang

    • Abidal said

      Mungkin sitambahkan dengan “Menegakkan kejujuran yang dilafalkan dengan kata-kata hikmah, sehingga terhindar dari kepolosan”.

    • assalamualaikum…….,,
      coba antum lihat bila semut berjalan,pasti semut yang satu dngan semut yg lain
      salin mnyapa dan bersalaman
      mengapa kita manusia t
      odak saling mnolong dalam kebaikan

  2. sufimuda said

    Inilah terkadang dilupakan orang…
    banyak oang disibukkan menuntut berbagai ilmu tapi melupakan hal yang paling pokok dalam agama yaitu “MAKRIFATULLAH”

  3. Wa’alaikum salam Wr.Wb

    Salam Kenal kembali buat Maulana

  4. asep said

    Ass. Wr. Wb.

    Salam kenal semuanya,
    Syariat, Thariqat, Hakikat dan Makrifat haruslah dipahami semuanya dengan ilmu tahap demi tahap, kerena semuanya saling berhubungan. Siapa orang yang berilmu yg sudah mencapai Ihsan Kamil Mukamil ? seperti dalam hadist dikatakan ” Nabi kota ilmu, Ali adalah pintu gerbangnya ” yah kesitu lagi…sudah ah. Memang kesitu lagi, karena tasawuf bermuara ke Sayyidina Ali Ra.
    Jadi saya ikut mengembara juga, mumpung ada waktu. Thanks utk Pengembarajiwa utk bisa berbagi ilmu.

    Wass. Wr. Wb.

  5. @Asep

    Semoga dirahmati Allah

  6. warmansaja said

    banyak orang yang ingin ber-makrifatullah.
    cuma terkadang pintu hidayah belum terbuka bagi diri,
    walau berbagai ilmu telah di pelajari.
    kadang kita menyadarinya tapi pelaksanaannya tak sanggup.
    semoga Allah selalu memberi kekuatan pada kita agar kita tidak futur.
    dan kebahagiaan yang hakiki dapat kita capai, sesuai dengan petunjuk-Nya.
    Aamiin..

    • pkus said

      benar sekali, itu terjadi pada saya, ketika saya ingin mencoba meretas makrifatullah, tapi sulit, mungkin belum mendapatkan Hidayah-Nya. namun, saya sadar bahwa hidayah itu harus dipinta kepada sang pemilik hidayah. ya, semoga kita tetap dalam limpahan hidayah-Nya. amin

      • roni said

        Dengan anda mengatakan demikian dan anda menyadarinya, maka sesungguhnya anda sudah ber-Ma’rifatullah.

      • aan said

        ngambil dari lagu raihan.. :
        dimulakan dengan bismillah, disudahi dengan alhamdulillah…
        begitulah sehari-hari dalam hidup kita smoga Rasullah SAW merahmati kita semua… amin…

  7. @Warmansaja
    ————

    Aamiin…. Aamiin…Aamiin… Yaa Robbal Aalamiin..

    Salam Kenal Mas, Selamat Datang di Pondok PJ (Pengembara Jiwa)

  8. Herman said

    Assalamualaikum Wr, Wb

    Benar sekali menurut saudara warmansaja “cuma terkadang pintu hidayah belum terbuka bagi diri” dan bagi saya dengan memasuki pondok pengembarajiwa, sufimuda dan yang lainnya merupakan salah satu pintu hidayah yang telah ditunjukan Allah, tinggal kita bersangka baik lagi akan segala sesuatu seperti tausiyah bapak gozali.

    Insyaallah dari pintu ini adalah permulaan untuk terbukanya pintu2 yang lain hingga pintu yang terakhir……amin3x

    wassalam,
    herman

  9. PPT said

    Ass.wr.wb

    Mohon maaf sebelumnya,

    Menurut saya pintu hidayah bukan belum terbuka tapi kita yang masih bertahan untuk menutupnya.

    Untuk berani membuka pintu ini diperlukan niat,tenaga kekuatan yang luarbiasa besar,karna yang berusaha untuk menutupnya pun luar biasa kuat.

    Disinilah menurut saya yang dinamakan jihad,karna perjuangannya sungguh amat berat..

    Sedikit saja kita lengah “gangguan” siap menerkam kita,semua hal yang memberatkan langkah kita adalah “gangguan (syaitan).

    si gangguan sangat tau dimana titik terlemah dari kita yang kadang kita sendiripun tidak tahu,

    Di jaman modern seperti inipun “dia” tau cara untuk melewatinya dengan cara cara yang juga berbasis teknologi.

    Jadi menurut saya janganlah kita terlena dengan perkataan belum terbuka,karna itu akan membuat kita menjadi lemah.

    Kita hanya bisa berusaha nanti setelahnya Allah yang menentukan…..

    salam

  10. PPT said

    ass.wr.wb

    @mas PJ

    Ada yang saya ingin tanyakan ke mas PJ,

    Didalam tahapan-tahapan menuju marifat sudah pasti rintangan begitu banyak,pertanyaannya adalah:

    1. Setelah tahap pembersihan diri (membuat diri menjadi nol),salik masuk ketahap berikutnya yang membuat dirinya mendapat bermacam pengetahuan.pada tahapan ini mas PJ bilang kemungkinan dapat tergelincir kembali,mengapa bisa terjadi?apakah karna tahapan pertama tidak dilaksanakan kembali sehingga diri sudah tidak bersih?tapi apabila diri sudah tidak bersih seharusnya tahapan setelah itu menjadi jatuh juga,mohon mas PJ terangkan ke saya.

    2. Dalam proses2 tersebut sehingga sang salik tergelincir dimanakah peranan sang Mursyid,apakah Beliau ikut mengingatkan/menegur/membantu secara ruhaniah dan juga zahiriah?

    3. Bagaimanakah kita tahu bahwa apa yang kita kerjakan/suluk tersebut adalah benar adanya,selain dari silsilah/wasilah dari Mursyid?,karna silsilah tersebut sangat panjang,sedangkan apa yang diceritakan dan langkah2 dan perasaan dari seorang salik hampir sama disemua tarekat.

    Terima kasih banyak

    salam

  11. @warmansaja dan @Herman
    ————————-

    Benar Apa yang dikatakan oleh Saudara kita PPT bahwa Pintu Hidayah bukan belum terbuka tapi kita yang masih bertahan untuk menutupnya, dst…dst…dst

    Jika Saya boleh menambahkan sedikit saja….

    Sesungguhnya Allah itu Arrohmanirrohiim dan Maha Nyata atas tiap2 segala sesuatu. Dan di dalam cinta kasih-Nya itu, Allah selalu membuka pintu Hidayah-Nya kepada siapa saja (tidak pernah tertutup). Tetapi dikarenakan dirinya terlena oleh hawa nafsu/ke-Ego-an maka ia tidak menyadari Hidayah itu selalu ada. Ibarat Matahari yang selalu bersinar dan tidak akan mungkin tidak bersinar tetapi dikarenakan Awan hitam menggumpal (hawa nafsu/ke-Ego-an) maka menjadi lah dinding untuk sampai cahaya itu kepada dirinya. Saya teringat kisah yang disampaikan oleh Guru Saya.

    Beliau bercerita : Bahwa diceritakan Sang Sufi Jalaluddin Ar Rummi melintas melewati sebuah pengajian Syekh Sufi lalu dari kejauhan Jalaluddin Ar Rummi mendengar si Syekh mengatakan, semoga Allah membukakan pintu Hidayah-Nya kepada kalian. Lalu kemudian Jalaluddin Ar Rummi mendatangi pondok pengajian tsb dan mengatakan kepada si Syekh tadi “Bagaimana mungkin Pintu Hidayah Allah akan terbuka sedangkan Pintu Hidayah Allah tidak pernah tertutup!”

    Jadi letak tertutup atau terbukanya pintu Hidayah Allah itu ada pada Hawa Nafsu yang selalu berprasangka. Menyangka tertutup maka tertutuplah ia. “Aku menurut sangka2 Hamba-KU, jika menyangka baik maka baiklah jadinya. Jika menyagka buruk maka buruklah jadinya”.

    Karenanya selalu lah berprasangka baik kepada Allah, bahwa Allah Maha Pengasih dan maha Penyayang dan tidak akan mungkin Allah mengecewakan Hamba-Nya. Itulah yang perlu kita sadari………..

    Sebagaimana Rosul Saw pernah mengatakan :”Bahwa Aku Hamba dan Rosul-Nya, tidak akan mungkin Allah mengecewakan-Ku”

    • Antifitri.yani@yahoo.com said

      mantap guru

    • Hamba ALLAH. said

      Maha besar ALLAH,Hidayah itu tidak bisa diminta dan diharap,Maha benar Allah ats khendaknya.Allah akan memberi hidayah kepada orang yang Ia pilih,sudah tentu orang yang beruntung atas perintahNya yang selalu dijalankan.selalu dengan perasaan bersama hati dan firmanNya.Amin…

  12. @PPT
    —–

    Wa’alaikum salam Wr,Wb

    ==================================================
    1. Setelah tahap pembersihan diri (membuat diri menjadi nol),salik masuk ketahap berikutnya yang membuat dirinya mendapat bermacam pengetahuan.pada tahapan ini mas PJ bilang kemungkinan dapat tergelincir kembali,mengapa bisa terjadi?apakah karna tahapan pertama tidak dilaksanakan kembali sehingga diri sudah tidak bersih?tapi apabila diri sudah tidak bersih seharusnya tahapan setelah itu menjadi jatuh juga,mohon mas PJ terangkan ke saya.
    ==================================================

    Berhasil atau tidak nya seorang salik untuk sampai kepada Zat Maha Mutlak, itu tergantung dari pada tawakkalnya/berserah dirinya kepada yang Maha Mengatur segala sesuatu Urusan.

    “Wamanyattawakkal alallah fa Huwa Hasbuh”/Dan barangsiapa yang bertawakkal/berserah diri kepada Allah, maka Dia(Allah) akan menjamin Hidupnya/menolongnya).

    Bukankah hanya Allah semata pemilik segala sesuatu urusan? dan kepada-Nya kembali segala sesuatu urusan itu? Dan Allah lah sebaik2 penolong?

    Jika demikian! Bertawakkal lah/berserah diri lah atas tiap2 segala sesuatu urusan, maka Allah Ta’ala sendiri yang akan menolong dan menjamin orang2 yang bertawakkal.

    Jadi letak ketergelinciran nya di dalam perjalanan itu di karenakan kurangnya pengetahuan tentang tawakkal yang sebenarnya sehingga ia berlaku dalam menempuh jalan Spiritual tsb atas dasar dirinya sendiri (merasa aku yang melakukan, aku yang berbuat, aku yang beribadah, aku yang beramal, aku yang berjalan dsb).

    Dalam tahapan ke-1 masih diperbolehkan dengan pemahaman demikian, karena memang diperlukan Jihad atau Mujahadah dalam melewatinya. Karena Mujahadahnya itulah Allah menganugrahkan tahapan ke-2 berupa : Hidayah/petunjuk kepada jalan yang di Ridhoi Allah Swt yaitu jalan menuju kepada Kebenaran Hakikat Muhammad Rosulullah Saw, serta dilengkapi ia dengan sifat-sifat Muhammad Rosulullah Saw yaitu Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathonah serta menjadikan ia Sami’na wa atho’na.

    jika salik tetap Istiqomah pada tahapan ke-1 dan ke-2 itu maka ia akan disesuaikan oleh Allah Swt dengan Hukum Sunatullah yang berlaku di dalam kehidupan ini yaitu diperlihatkan kepada mereka keindahan-keindahan dan kemuliaan-kemuliaan Allah Swt yang dinyatakan/ditampakkan oleh Allah berupa karomah-karomah, kelebihan2 seperti bisa melihat alam gaib, bisa mengetahui rahasia yang tersirat, bisa mengobati orang, jalan di atas air, sholat di makkah dll. yang itu semua adalah berkah dari pada ke Istiqomahannya tadi. Akan tetapi jika mulai tahapan ke-1 sampai tahapan ke-3 ini ia masih belum menyadari atau belum mengerti dengan tawakkal yang sebenar2nya maka hanya sampai disini sajalah kedudukannya dan belum bisa naik ketahapan selanjutnya. Dan dikarenakan ia masih merasa aku yang berlaku, aku yang berbuat, aku yang bisa ini dan itu…..dsb, maka itulah yang dikatakan dari segi “Ilmu Tauhid”, ia telah tergelincir dikarnakan takjub oleh keindahan2 dan keagungan2 Allah yang dinyatakan dengan karomah dan kelebihan itu tadi. Jika ia terpana dan tidak menyadari Bahwa Allahlah yang berlaku di balik itu semua di dalam Qudrat dan Iradat-Nya maka dari segi “Ilmu Tauhid” ia telah Fasik.

    tidak ada seorangpun yang selamat dalam tahapan ini/tidak bisa melanjutkan perjalanan berikutnya melainkan mereka yang benar di dalam memasrahkan segala sesuatunya kepada Allah Swt (mengerti dengan tawakkal yang sebenar2nya) sehingga jadilah Allah sebagai penolongnya dan hanya Allah lah sebaik-baik penolong bagi orang-orang Mu’min.

    Hanya mereka si salik yang ditolong Allah lah (karena mengerti tawakkal yang sebenar2nya) yang bisa melanjutkan tahapan2 berikutnya.

    ====================================================
    2. Dalam proses2 tersebut sehingga sang salik tergelincir dimanakah peranan sang Mursyid,apakah Beliau ikut mengingatkan/menegur/membantu secara ruhaniah dan juga zahiriah?
    ====================================================

    Mursyid berperan senantiasa membantu dan membimbing si salik dalam penempuhan spiritual akan tetapi Mursyid tidak bisa menjamin seseorang itu sampai atau tidaknya dalam mencapai tujuan karena Hanya Allahlah sebaik2 penolong dan penjamin.

    Bukankah banyak para Sahabat yang berbai’at kepada Rosulullah dan menyatakan Sami’na wa A’To’na ? akan tetapi banyak pula mereka yang telah berbai’at itu berpaling dari Allah dan Rosul-Nya.

    Mursyid hanya bisa membimbing dan membantu secara Ruhaniyyah dan Lahiriah hanya sebatas tahapan ke-1 sampai ke-3. Dan tahapan ke-4 sampai ke-5 dan seterusnya sampai kepada Hakikat di atas Hakikat/Zat Maha Mutlak adalah wewenang Allah Swt sendiri.

    =============================================
    3. Bagaimanakah kita tahu bahwa apa yang kita kerjakan/suluk tersebut adalah benar adanya,selain dari silsilah/wasilah dari Mursyid?,karna silsilah tersebut sangat panjang,sedangkan apa yang diceritakan dan langkah2 dan perasaan dari seorang salik hampir sama disemua tarekat.
    =============================================

    Kebenaran itu Mutlak hanyalah bagi Allah dan Milik Allah “Haqqullah Haqqul Haqiqi”. untuk mengetahuinya silahkan konsultasikan ke- http://www.pengembarajiwa313@yahoo.co.id

    Tidak ada rahasia bagi Allah, karena Allah tidak merahasiakan sesuatu kepada Hamba-Nya (Ingatlah!!! Allah itu Arrohmaanirrohiim).

    Dikarenakan dirinya terhijab oleh dirinya sendirilah maka menjadi Rahasia kebenaran Allah Swt itu.

    Wass,Wr,Wb

    PJ(Pengmbara Jiwa)

  13. Herman said

    Assalamualaikum Wr, Wb

    Untuk sementara saya yang bodoh ini berusaha untuk menyimpulkan bahwa segala sesuatunya “semata-mata atas karunia dan hidayah Allah” karena kita ‘La haula wala kuata illa billah’ seperti yang sering disebutkan oleh pengembarajiwa………cuman yang masih berkecamuk didalam pikiran saya ini mengenai ini :

    “Menurut saya pintu hidayah bukan belum terbuka tapi kita yang masih bertahan untuk menutupnya.

    Untuk berani membuka pintu ini diperlukan niat,tenaga kekuatan yang luarbiasa besar,karna yang berusaha untuk menutupnya pun luar biasa kuat.

    Disinilah menurut saya yang dinamakan jihad,karna perjuangannya sungguh amat berat..”

    yang jadi pemikiran saya yang bodoh ini adalah “apakah ada kekuatan lain yang melebihi kekuatan Allah” demikian juga dengan masalah jihad, ringan atau beratnya juga karena Allah.

    demikian pemikiran saya yang bodoh ini.

    wassalam,
    herman.

  14. Wa’alaikum Salam Wr,Wb.

    @Herman

    Tetaplah jalani apa yang pernah anda dapatkan tausiyah dari Bapak Gozali dan bertawakkallah di dalam kesadaran Laa Haw Laa Wa Laa Quwwata Illaa Billah…… JANGAN LEPASKAN ITU…!!!!

    “Wa manyyattawakkal alallah fa Huwa Hasbuh” Dan barang siapa yang bertawakkal/berserah diri/menyadari fitrah diri Lahawla wala Quwwata…. Maka Allah akan menjamin dan Menolong Hidupnya.

    Itu menurut Pandangan saya terlebih baik dan terlebih cepat menyampaikan maksud dan tujuan Anda untuk mengenal dan berjumpa dengan Allah Swt.

    Wassalam

  15. ppt said

    Ass.wr.wb,

    Terima kasih mas PJ,nanti saya Insya Allah bertamu ke email diatas.

    salam

  16. wawu ndombleh said

    ini perjanjianku dengan Tuhan di alam Adam Makdum
    sekaligus gugurlah perjanjian Muhammad dengan Tuhan pada diriku
    dan kamu sekalian jangan ngiri yeeeee

    Gue SEWON SAWIJI – Oktober 27, 2007
    bis mil lah hir rah man nir rah him

    alif… lam… mim… ta… ro…
    kae apa-apa ala
    ROBBB……………………………………..BUKA!

    by
    ashabul GAJAH

    ya… ibundaku IBU PERTIWI
    diriku tak bisa membawakan syurga
    bukan sekedar impian
    bukan sekedar cita-cita
    aku bersujud padamu
    untuk mempersembahkan…
    NEGERI 1001
    SEPANJANG SIANG
    SEPANJANG MALAM
    SEPANJANG ZAMAN

    sang siwi

    KOLONYONGE’ ……….. KON NYOLONG TEMPENE MBOKE’
    sangking alas wingit kepati-pati gawat kaliwat-liwat

    HO NO CA RA KO
    DO TO SA WA LO
    PO DHO JA YA NYO
    MO GO BA THA NGO

    si buta saka goa

  17. asep said

    Ass. Wr. Wb

    @Pengembarajiwa

    “Awwaluddin Ma’rifatullah” (Awal mula seseorang itu beragama, ialah mengenal akan Allah)”.

    Benar sekali apa yang dikatakan PJ spt tsb diatas, karena seseorang apabila masuk agama Islam wajib mengucapkan kalimat Syahadat ” Saya bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah dan saya bersaksi Muhammad itu utusan Allah ”

    Menurut pemahaman saya yang awam yaitu setelah mengucapkan Syahadat tsb, tahap selanjutnya sbb :

    1. Ilmu adalah ikhtiar / usaha manusia dengan akal dan fikiran yang merupakan fitrah untuk mencapai segala macam kebutuhannya, baik lahir maupun bathin.
    2. Iman adalah meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan mengamalkannya dengan perbuatan.
    3. Taqwa adalah menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
    4. Istiqomah adalah berpegang teguh dengan apa yang dikatakan/dituliskan dalam Al Qur’an dan Hadist.
    5. Qona’ah adalah menerima apa adanya sesuai kehendak Allah Swt “Tiada daya upaya kecuali dengan pertolongan Allah Swt ”
    6. Amar Ma’ruf Nahi Mun’kar adalah mengajak kepada kebenaran dan mencegah segala kemunkaran.

    Apabila tahap-tahap tsb diatas telah terpenuhi maka hidayah Allah Swt akan terbuka, sehingga mencapai ma’rifatullah yaitu dia akan mengenal dirinya dan Allah Swt dan menemukan kebenaran yang hakiki, seperti mas PJ tuliskan :

    “Man ‘Arofa Nafsahu faqod ‘Arofa Robbahu” (Barang siapa yang mengenal akan dirinya yang sebenarnya niscaya kenal lah ia akan Allah).

    Yang menjadi pertanyaan adalah pada tahap amal ma’ruf nahi munkar. Mungkin saya pernah menyinggung masalah tsb, tapi masPJ menjawabya hanya selintas saja dan saya tidak bertanya lagi. Dalam kesempatan ini saya ingin bertanya,
    Bagaimana caranya dalam menghadapi umat Islam yang pemahamannya / golongannya berbeda-beda dalam hubungannya dengan amal ma’ruf nahi munkar ? supaya umat Islam bersatu utnuk menghadapi berbagai macam ujian/cobaan di dunia ini ?

    Demikian, mohon penjelasannya.

    Wass. Wr. Wb.

  18. Wa’alaikum salam Wr,Wb

    @Asep
    ——

    Jika pertanyaan Mas Asep dipertanyakan kepada Diri Mas Asep sendiri, lalu apa yang akan Mas Asep perbuat untuk menghadapi Umat Islam saat ini yang sudah terpecah belah menjadi beberapa golongan, agar bisa bersatu kembali……

    Ma’af..! Saya hanya menanyakan pendapat Anda, siapa tahu kita sejalan….

    Terimakasih….

  19. asep said

    Ass. Wr.Wb

    @Pengembarajiwa

    Pada tahap amal ma’ruf nahi munkar yang harus dilakukan adalah menyeru atau mengajak semua kaum muslimin agar kembali kepada ajaran yang murni yaitu ajaran Ahlulbait Nabi Muhammad Saw, yang mengajarkan bahwa garis Imamah sesudah Rasulullah Saw dilanjutkan oleh para Imam dari Ahlulbait Nabi Saw untuk setiap masa, sampai kehadiran Imam Mahdi Afs yang dinantikan / dijanjikan, diantara jin dan manusia.

    Karena secara ikhlas dan ridho ataupun terpaksa kaum muslimin / umat manusia akan kembali lagi kepada fitrahnya yang menginginkan kesempurnaan yaitu mendambakan seorang yang bisa memimpin umat manusia di akhir zaman dan yang akan mendirikan pemerintahan Ilahi yang adil. Sehingga mampu merealisasikan kebahagiaan bagi umat manusia seluruhnya.

    Saya menyadari dan memahami pada tahap inilah yang paling sulit direalisasikan / disosialisasikan, karena umat Islam setelah Rasululullah Saw wafat dalam perjalanan sejarahnya, begitu banyaknya hadist-hadist yang sudah terkontaminasi / terkotori oleh penguasa thagut dengan memperalat para ahli hadist untuk membuat ribuan hadist palsu untuk kepentingan kekuasaannya, sehingga menyebar keberbagai ranah ilmu: syariat, tharikat, hakikat dan ma’rifat. Tentu saja sangatlah tidak mudah untuk membedakannya mana hadist yang benar atau yang palsu ?

    Dengan kembalinya lagi kedalam ajaran Ahlulbait Nabi Saw, mudah-mudahan seluruh umat Islam akan menyadari segala kekhilafannya dimasa yang lalu. Kadang saya selalu berfikir akan hal ini, apakah pantas untuk dikemukakan kepermukaan yang nota bene mayoritas di negeri ini, penganut ajaran Sunni ? Kebenaran apapun resikonya haruslah disampaikan kepada seluruh umat Islam. Karena ada nash yang mengatakan “Sampaikanlah walau satu ayat” yang tentu saja segala perkataan dan perbuatan saya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Swt dunia maupun akhirat.

    Mungkin mas SP juga sering berkunjung ke blognya mas Sufimuda ( silahkan baca deh komentar-komentar saya )
    Kalau menurut anda bagaimana ?

    Was. Wr. Wb.

  20. aburahat said

    @PJ
    Mas PJ nama yg mas ambil pengembarajiwa sesuai dg tingkat yg mas sdg dalami. Saya cuma ingin beri saran mas: Utk mencapai tingkat ma’rifat adalah hadiah Allah atas ketekunan dan keikhlasan melaksanakan Syariat dlm hal ini Firman2 Allah. Banyak mereka yg menekuni Tharikah sbg jl pintas utk mencapai Ma’rifat.
    Saran saya jgn kita mengharapkan tingkat ma’rifat tapi yg ingin dicapai adalah Hakekat. Kalau saya bisa umpakan: Sayariat adalah rambu2 dlm pengembaraan kita menuju Hakekat. Hakekat adalah terbukanya sifat2 Allah Sedangkan Thariqah merepakan jalan yg kita lalui. Dlm pengembaraan kita (Tharigah)ada rambu2 mana yg hrs kita lalui dan mana yg tdk boleh dilalui. klu kita tdk mengenal dan pahami rambvu2 ini, maka kita bisa tersesat. Oleh karena itu pahami dulu rambu2 jln mau kita berjalan. Bagaimana kita bisa mengenal diri kita klu masih mengkufurkan firman Allah atau bagaimana kita bisa selamat sampai tujuan klu kita mengkufurkan rambu2 yg ditetapkan. Salah satu contoh Allah melarang kita menyombongkan diri dan Iblis menganjurkan kita sombong. Kita menuruti perintah Iblis dan mengabaikan perintah Allah. Mana Laa ilaha illallah yg kita ikrarkan. Padahal kita
    setiap detik mendpt petunjuk dari Allah utk mengingatnya tp selalu kita abaikan. Kemudian kita katakan blm mendapat hidayah. kata2 ini terucap krn kita blm mengenal diri kita. Kita blm mengenal diri kita krn kita mengabaikan syariat Kita mengamaikan Syariat krn kita tdk mau berfikir. Kita tdk mau berfikir krn kita Taglid. Kita Taglid krn fanatik. Kita fanatik krn malas mendalami ilmu. Wasalam

  21. Wa’alaikum salam Wr,Wb

    @Asep
    ———-

    Jujur, Saya sependapat dengan Mas Asep, bahwa tampuk kepemimpinan Islam akan diwariskan turun temurun melalui Ahlul BAit Nabi sampai akhirnya akan dipimpin oleh seseorang yang bergelar “Imam al-Mahdi” dan Beliaupun Zuriat dari pada Rosulullah Saw dari Sayyidina Husein ra. Beliaulah (Al-Mahdi) yang nantinya akan mempersatukan Umat Islam di bawah bendera “LAA ILAA HA ILLALLAH MUHAMMADARROSULULLH”. Dan dari Beliaulah Nantinya akan dikenali manakah yang benar sesuai tuntunan Rosulullah Saw, diantara 73 golongan yang terpecah belah.

    Sangat Banyak Hadits2 yang shoheh yang menerangkan tentang siapakah Al-Mahdi itu, yang akan memimpin Umat Islam bersatu dalam kesatuan Tauhid.

    Akan tetapi terlepas dari pada itu, ttng Ketauhidan itu Mutlak di di wajibkan oleh setiap Muslim walau mazhab apapun yang dikuti, walau tarikat apapun yang di anutnya, walau Golongan apapun yang menjadi pegangannya. Tauhid itu adalah “WAJIB”.

    Kemudian untuk lebih sempurnanya dalam ke tauhidan itu maka mereka haruslah berimam kepada Khalifah yang di tunjuk sebagai Khalifah Umat Islam agar Islam itu menjadi satu kesatuan. Khalifah yang di maksud itu adalah Para Imam2 yang telah di lihat Nabi pada Saat Mi’roj yaitu ada 12 cahaya. dan 12 cahaya itu adalah Imam2 Islam dari keturunan Nabi Muhammad Saw. Dan Imam yang akan menyatukan Umat Muslim se Dunia adalah Imam yang di nantikan kedatangannya yaitu Imam Al-Mahdi.

    Bagi Saya : Silahkan kalian menuntut Ilmu kepada Mursyid manapun karena Menuntut Ilmu itu Wajib Hukumnya, akan tetapi jangan lah menjadi seseorang yang Fanatik dengan Mursyid yang di ikuti, karena siapapun ia (Mursyid) itu, tidak lain hanyalah seorang penyampai untuk menyampaikan kebenaran Allah melalui Ketauhidan dan ke Ma’rifatan. Cintai ia (Mursyid) itu layaknya orang tua sendiri sampai datangnya Imam yang di tunggu2 kedatangannya.

    Sungguh, ke Fanatik kan itulah yang akan memperuncing dari pada perpecahan Islam, karena itu bersatulah dalam Cinta KAsih Allah walau dimanapun ia menuntut Ilmu, walau berlainan Mursyid yang di ikuti, walau tarikat apapun yang di anut, walau mazhab apapun yang di ikuti, walau golongan apapun yang menjadi pegangannya. Intinya/Kuncinya hanya Satu “LAA ILAA HA ILLALLAH MUHAMMADURROSULULLAH” Peganglah itu dan jangan lihat perbedaan di dalamnya. jika mereka pun memegang “kunci” itu, berarti mereka adalah saudara bagi kita. Soal perbedaan di dalam golongan tsb, serahkan kepada Allah. Cukup lah Allah sebagai saksi dari apa yang kita perselisihkan”

    Jika kita menghimbau ttng Ahlul Bait, maka itu adalah suatu kelayakkan yang harus di sampaikan, akan tetapi di perlukan kebijaksanaan agar tidak menambah perselisihan yang baru.

    Saya Sangat senang dengan komentar2 Asep tentang “Ahlul BAit”, baik di Pengembara Jiwa, Sufi Muda, Mujahidah Wanita maupun mungkin di Blog2 yang lain, terlepas dari pada “Apakah saya termasuk Ahlul Bait ataupun bukan”. Yang jelas siapapun kita Ahlul BAitkah atau bukankah tetap Umat Muslim harus mencintai Ahlul Bait Nabi Saw, sebagaimana yang telah di nyatakan Nabi bahwa Para Ahlul BAit ku akan memimpin Islam kepada kejayaan. Ingatlah ! Bahwa Ahlul Bait adalah yang memimpin dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan, sedangkan Mursyid adalah yang membimbing si Salik untuk bisa mentauhidkan Tuhannya.

    Mursyid adalah pembimbing bukan khalifah/pemimpin Islam, akan tetapi Ahlul Bait Nabi Saw adalah Khalifah/Pemimpin Islam dan bisa jadi ia juga seorang Mursyid jika Allah menghendaki dan menurunkan Ilmu-Nya untuk membimbing.

    Karena itu jangan lah tentang kepemimpinan Islam itu menjadi suatu perdebatan, tetapi marilah kita bersama menunggu kedatangan seorang pemimpin Islam itu yaitu “AL-MAHDI”.

    Dan tuntutlah Ilmu tentang Ma’rifat dan Tauhid itu kepada Siapa saja yang di berikan Anugrah oleh Allah untuk bisa membimbing kita ke arah sana.

    Wallahu’alam Bishowab

  22. aburahat said

    @PJ
    Dengan komentar mas terhadap sdr Asep saya disini dgn sepenuh hati dan ikhlas mengucapkan ALHAMDULILLAH berarti mas berada dlm kelompok Syyidah Fatimah.Mas Allah memberikan nama utk anak Rasulullah FATIMAH krn berarti pemeisah sorga dan Neraka. Wasalam

  23. @aburahat
    ————-

    Terimakasih atas Saran dan Masukkan yang mencerahkan……

    Semoga bermanfaat untuk Umat Islam yang membacanya….

    Wassalam

  24. m. hanafi said

    ass.ww
    Mas pj tulisan anda sangat2 membantu saya dalam mencari TUHAN, terasa sekali dalam pencerahan jiwa saya yang saat ini kering yang haus akan siraman2 rohani seperti ini.

    makasih banget mas Pj

  25. asep said

    Ass. Wr. Wb.

    @Pengembarajiwa

    Subhanallah…Alhamdulillah…Allahu Akbar, Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa Billah … kita dipertemukan disini, semoga tali silaturakhmi ini kekal sampai akhir zaman, dunia maupun akhitat. Juga kepada @Aburahat. @M. Hanafi dan semuanya.

    Ya Rasulullah, salam atasmu
    Wahai Pelenyap kebatilan
    Wahai Yang Mulya kedudukannya
    Ahlil Bait Nabi yang Suci

    Merekalah !
    Lambang kemulyaan, keagungan dan kasih
    Para Imam, pewaris Rasul
    yang dikenal dengan kemuliaan
    serta tingginya kedudukannya

    Tidak sejenakpun hati mereka tertuju
    kecuali kepada Allah dihadapkan
    bersama Al Qur’an mereka senantiasa
    kebersamaan yang tidak akan pernah terpisahkan

    Ahlil Bait Nabi yang Suci
    merekalah Penyelamat Bumi (berpeganglah pada mereka)

    Mereka Bahtera Penyelamat
    dalam kekhawatiranmu menghadapi badai
    dari segala godaan kehidupan

    Yaa Allah karuniakanlah kami barokah mereka
    serta petunjuk kebenaran demi keutamaan mereka

    Yaa Allah matikanlah kami dijalan mereka dan
    perlindungan dari segala fitnah

    Yaa Allah,
    sampaikanlah sholawat dan salam
    kepada Muhammad dan keluarganya yg suci,
    dengan sebanyak-banyaknya dan
    tiada henti-hentinya
    tak terbilang banyaknya…Yaa Allah

  26. Abuharat said

    @Asep
    Sungguh indah dan menggugah jiwa pembaca pelepasan kerinduan dgn puisi mas. Insya Allah pelepasan kerinduan mas menjadi shirat menuju Rasul dgn Ahlulnaitnya Amin. Wasalam

  27. @m. hanafi
    ——————

    Wa’alaikum Salam Wr,Wb

    Terimakasih kembali dan Selamat Datang di Pondok Pengembara Jiwa

    @asep & @Abuharat
    —————————-

    Wa’alaikum Salam Wr, Wb

    Allah senantiasa beserta kita, dan semoga dikumpulkannya kita di dalam Majelis Rosulullah Saw yang penuh dengan Rahmat dan Berkah. Aamiin.

  28. dicksone said

    Ass wr wb.
    Mas-mas yang budiman, sekadar saling share/mengingatkan bahwa jalan untuk mencapai jenjang yang sangat tinggi lagi halus tersebut haruslah dibimbing oleh Guru (“WaliyamMursyida”=Al Kahfi-17) yang benar-benar telah sampai (lulus) dan berpredikat Insan Kamil Mukamil. Semakin tinggi level seorang Guri Wali-Mursyid akan semakin samar (disamarkan Allah SWT) dihadapan orang awam. Tanpa bimbingan seorang Wali-Mursyid, niscaya ada voluntir yang sigap membimbing, yaitu sparing partner manusia (Iblis). Sampainya tentu bukan keHadiratNya, melainkan terminal-terminal lain.

    Bagaimana cara mencari/menemui Waliyammursyida ini… petunjuknya ada di dalam diri mas masing-masing… yaitu dengan menjaga serta meningkatkan keimanan; lalu ketakwaan/taat dan terus wabtagu (Al Maidah-35) ilaihil wasilah = Nurun AlaNur (AnNur-35).

    Selamat melanjutkan pencaharian = salik ..

    Wass wr wb.

  29. nagabOnar said

    Alhamdulillah akhirnya ada juga persinggahan yang adem ayem…

    Salam kenal kepada sang Pengembara Jiwa…

    Bolehkan saya bergabung dengan komunitas anda ini…

    Artikel2nya membuat jiwa menjadi tenang tentram …

  30. DickSone

    Wa’alaikum salam Wr,Wb

    Alhamdulillahirobbil’aalamiin…

    Insya Allah, Anda sangat benar sekali…….

    Selamat datang di Pondok Pengembara Jiwa ini….dan salam kenal…

    Wassalam

    Pengembara Jiwa

    NagabOnar

    Salam kenal kembali untuk Anda, dan silahkan bergabung di Pondok PJ (Pengembara Jiwa ini)

    Semoga bermanfa’at dari apa2 yang termuat di dalam Pondok ini….

    Allah beserta kita…

    Wassalam

  31. hinakelana said

    Menghayati ALLAH Dalam Kehidupan

    Kalau pengaruh kebesaran ALLAH sudah sangat terasa dalam jiwa kita, maka ketika kita berbuat apa saja selalu teringat dengan ALLAH. Misalnya bila kita sedang makan tiba-tiba ada harimau, apakah rasa ingin makan masih ada? Tentu rasa takut pada harimau lebih besar mempengaruhi jiwa kita daripada rasa ingin makan. Contoh lain, bila kita sayang dengan anak bungsu tiba-tiba dipisahkan tentu akan terkenang selalu. Begitu juga sang anak, bila ibunya di rumah sakit, walaupun dia berada di rumah tentu hatinya teringat dengan ibunya.

    Kalau ingat ALLAH itu masih diakal, ketika kita berpikir lain, maka ingatan akan ALLAH akan hilang. Sebab itu ALLAH mesti dirasakan dengan hati, sehingga walaupun akal berpikir, hati selalu terkenang dengan ALLAH, hingga tidur pun masih terbawa rasa berTuhan. Walaupun fisiknya tidur, tapi ruhnya bekerja. Seperti seorang wali ALLAH, dalam tidur dia bertahlil.

    Sebab itu dalam hadist disebutkan jangan minta kewalian tapi mintalah istiqomah. Istqomah adalah ciri kewalian. Lebih-lebih lagi istiqamah dalam menghayati ALLAH.

    Supaya rasa berTuhan dan rasa kehambaan ini tidak padam, tidak pudar, maka bermacam-macam jalan dapat ditempuh, seperti melihat alam terasa kebesaran ALLAH, melihat orang sakit teringat kuasaNya, melihat rezeki teingat nikmat dan rahmatNya. Telebih lagi membaca Quran, dimana Quran itu membangun jiwa. Tapi membaca dengan faham dan dihayati.

    Selain mengingat mati, banyak hal lain yang membuat kita ingat ALLAH. Sepatutnya ketika kita ingin makan, minum, berkendaraan berpakaian, selalu ingat itu pemberian ALLAH. ALLAH yang memberi. Baru disusul dengan syukur. Jadi kalau kita ingat itu dari ALLAH timbul rasa malu. Barulah akal kita dapat berfikir, “Aku tidak layak dengan ini ALLAH, janganlah engkau memberi ini dengan istidraj, berilah dengan keridhaanMu.”

    Misalnya ketika melihat makanan, kita terfikir dua hal, pertama teringat ALLAH yang mempunyainya, jangan-jangan Dia memberi dengan istidraj atau dengan dengan murka. Kemudian teringat dengan manusia lain. Berapa ribu orang yang mengusahakan dan terlibat di dalamnya mengusahakan makanan ini. Jangan-jangan orang yang mengusahakan itu miskin dan papa, tidak makan. Kita goyang-goyang kaki dapat makan. Berapa banyak orang miskin yang mengusahakannya, buahnya kita dapat. Apakah kita tidak malu? Jadi kalau kita hidup, doakanlah mereka. Mudah-mudahan meraka dapat hidayah. Doa tak perlu angkat tangan, “Ya ALLAH berilah mereka itu petunjuk, murahkan rezeki mereka, ampunkan mereka.” Jadilah makanan itu berkah.

  32. yayat.hendrayana said

    belum mengerti terangkan apa yang harus dilakukan jika diri selalu kehausan…dengan ilmu makrifat…..membayangkan kah? berimajinasikah atau keduanya ataukah ada keyakinankah? keyakinan seperti apa sebab orang awam seperti saya belum ngerti apakah keyakinan itu dari allah ataukah egoisme kita ataukah tiiupan syaiton yang sengaja memanja kita untuk membenarkan apa yang tersirat dalam diri kita///bagaimana pula membedakan antara itu pikiran dan itu bisikan hati suci?

    terimaksih

  33. Aburahat said

    @Yayat
    Soal ma’rifat jangan anda bayangkan atau berimajinasi. Tapi selalu bersyukur walaupun sekecil apa hidayah yang Allah berikan pada anda.
    Mengenai keyakinan. Benar apa yang anda katakan apakah sesuatu yang datang merupakan bisikan GALBU adalah dari petunjuk Allah atau Syaitan (IBLIS). Saya pernah berkomentar bahwa untuk mencapai tingkat ma’rifat bukan dari usaha kita sendiri tapi RAKHMAT Allah. Karena Allah mau memperkenalkan diriNya pada kita apabila kita telah mengikuti segala persyaratan yang ditentukan Allah. Dan apabila kita telah melaksanakan persyaratan yang telah ditentukan Allah maka masih mengalami tahapan paling berat. Yakni dicoba dan diuji. Untuk itu agar kita bisa menerima segala cobaan dan uijian tsb kita harus mengenal HAKEKAT ALAH dan RASULNYA serta FIRMAN2NYA. Wasalam

  34. yayat.hendrayana said

    persyaratan itu seperti apa? apakah jika sudah mengikuti persyaratan itu sudah dikatakan bertaqwa? terus bagaimana dengan dzikirnya?apa saja dzikirnya?maukah beraagi? bisakah seseorang dilihat dimanakah maqom dia dalam perjalanan menuju makrifat?.kira kira saya dimana ?terimaksih

  35. Aburahat said

    @Yayat
    Anda diciptakan oleh Allah untuk apa?
    Untuk beribadah kepadaNya kan. Dan anda beribadah dengan benar. Sudahkah anda laksanakan. Mas, semua tindakan kita harus melalui prosedur. Anda tidak bisa langsung dari bawah terus mencapai puncak. Anda harus melalui tangga2 yang telah Allah tentukan dalam Alqur’an. Contoh umum. Pertama anda Islam lalu beriman kemudian menjadi orang yang bertaqwa.
    Beditu juga jika anda ingin mencapai maqam ma’rifat anda harus melalui jenjang syariat, kemudian apabila anda sdh berada dijalan yang benar (thariqah) anda menuju kejenjang berikutnya Hakekat. Apabila anda betul2 mengenal Hakekat. Kemudian Allah yang menentukan sudah waktunya Allah memperkenalkan diriNya pada anda atau belum. Wasalam

  36. #1 said

    Assalamu’alaikum

    Mas yayat yang di rahmati Allah, sepertinya mas yayat harus mencari seorang guru yang mursyid sehingga mas yayat bisa di arahkan jika mas yayat betul2 hendak mendalami ilmu Haq ,seandainya sekarang mas yayat ada di wilayah kalimantan timur mungkin kami berani manunjukkan mana guru yang mursyid yang benar-benar mendapatkan mandat dari Allah swt, dijaman seperti sekarang ini sulit rasanya untuk mencari guru yang mursyid,insya’allah dengan ridho Allah urutan-urutan maqom itu akan kita dapat di ajaran kami..

    semoga Allah memberikan ridho Nya untuk kita semua

    Amiin

    Wassalam…

  37. @ yayat
    Apabila Allah berkehendak membukakan wijhah hatimu untuk menerima ma’rifat, maka tidak peduli lagi walau amalmu sedikit. Karena bila Allah membuka hatimu semata-mata karena berkehendak memperkenalkan diri-Nya kepadamu. Ketahuilah bahwa sesungguhnya ma’rifat itu didatangkan untukmu dan amalmu adalah persembahan untuk-Nya, mana yang lebih tinggi nilainya bagimu, apa yang datang darimu atau apa yang didatangkan kepadamu?
    Untuk mencapai ma’rifatullah. Secara teori, seorang hamba akan diperjalankan oleh tarbiyah Allah s.w.t dengan dua cara:

    1. Kehendak yang datangnya dari atas ke bawah. Artinya, semata-mata wijhah yang ada di dalam hati—yang asalnya tertutup—dibuka oleh Allah s.w.t. Hijab-hijab matahati dihapuskan. Penutup pintu rahasia dibukakan. Seperti orang menyalakan lampu, maka yang asalnya gelap menjadi terang, yang asalnya tidak kenal kemudian menjadi kenal. Bagaikan mendung ketika sirna, matahari kemudian berada di atas kepala. Hal itu karena Allah s.w.t memang berkehendak mengenalkan diri kepada hamba-Nya, tidak dengan sebab yang lain, tidak dengan sebab amal ibadah yang sudah dikerjakan. Yakni, seorang hamba menjadi mengenal kepada-Nya semata-mata karena Allah s.w.t adalah Dzat Yang Maujud:

    قُلِ اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ

    “Katakanlah : “Allah-lah” kemudian biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.” (QS. al-An’am; 6/91).

    2. Kehendak dari bawah kemudian ke atas. Artinya terlebih dahulu seorang hamba dikenalkan kepada makhluk-makhluk-Nya baru kemudian dikenalkan kepada Al-Khalik (penciptanya), Sebagaimana firman Allah s.w.t:

    إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

    “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. 2; 164)

    Pengenalan seorang hamba kepada Sang Pencipta langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar serta kemanfaatan-kemanfaatan yang dapat dimanfaatkan bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Allah s.w.t hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi.

    Perhatian dan penelitian seorang hamba terhadap semua itu menghasilkan suatu kesimpulan bahwa betapa Allah s.w.t telah banyak berbuat baik kepada umat manusia dan betapa sangat banyak manusia yang tidak mengetahui dan tidak menyadarinya dan bahkan kafir kepada-Nya. Pemahaman tersebut kemudian menjadikan tumbuhnya rasa kecintaan yang mendalam kepada-Nya. Hasilnya, mendorong dirinya untuk bertaubat dengan taubatan nasuha dan meningkatkan diri dalam melaksanakan pengabdian kepada Allah s.w.t.

    Ma’rifat yang pertama adalah ma’rifat yang langsung memancar dari hati dan ruh (spiritual) yang kemudian dipancarkan lagi di dalam akal dan fikir (rasional ilmiah) yang selanjutnya dapat teraktualisasikan melalui akhlak dan perbuatan. Itu bisa terjadi karena seorang hamba memang telah terlebih dahulu dicintai Allah kemudian ia mencintainya. Ma’rifat yang pertama ini lebih kuat daripada ma’rifat yang kedua karena ia lebih hakiki adanya dan karena sesungguhnya letak ma’rifat itu adalah di dalam hati.

    Ma’rifat yang kedua adalah ma’rifat hati (spiritual) juga, akan tetapi masuknya terlebih dahulu melalui akal dan fikir (rasional). Yakni pengenalan seorang hamba kepada kejadian-kejadian yang ada di bumi dan di langit menjadikannya mengenal kepada Sang Pencipta. Seperti orang yang mengenal buah karya tulis, ketika semakin dalam pengenalannya akhirnya ia ingin mengenal penulisnya.

    Walau jalan masuknya ma’rifat yang kedua ini melalui rasional, akan tetapi ketika masuk ke dalam spiritual (hati), masuknya ma’rifat itu semata kehendak Allah. Hanya saja kehendak itu telah didahului oleh kehendak-kehendak yang sebelumnya—sebagai sebab-sebab yang tersusun tertib untuk mendapatkan akibat yang baik,—yaitu pahala dari amal ibadah yang sudah dilakukan.

    Bukan karena semata-mata amal ibadah yang dapat menjadikan seorang hamba berma’rifat kepada Allah s.w.t, akan tetapi sesungguhnya amal ibadah tersebut terlebih dahulu dijadikan sebab-sebab untuk bisa terpenuhi suatu proses pematangan ilmu pengetahuan secara rasional. Yakni supaya sampai kepada suatu akibat yang baik, yaitu pendewasaan ilmu dan akhlak secara spiritual.

    Amal ibadah adalah persembahan seorang hamba kepada Tuhannya sedangkan ma’rifat adalah pemberian Allah kepada hamba-Nya, manakah yang lebih tinggi nilainya? Oleh karena itu, apabila Allah s.w.t berkehendak membukakan pintu wijhah hati seorang hamba untuk menerima Nur Ma’rifat, tidak peduli walau hamba-Nya itu sedang lemah dan sedikit amal ibadahnya. (malfiali)

  38. yayat.hendrayana

    Salam kenal buat Saudaraku Yayat….. yang senantiasa dalam bimbingan Allah sehingga menemukan Pondok PJ ini, dan Siapapun yang telah berkunjung ke Pondok ini, semoga Allah senantiasa memberkati dalam Kasih dan Sayang-Nya. Aaaaamiiiiin…..

    Saudaraku…..

    Jika pada Hati anda telah tertanam untuk mengenal kepada Allah di karenakan sungguh2 dalam kerinduan yang dalam, maka itu semua Karunia dan hidayah dari pada Allah. Dan ketahuilah bahwa itu sudah termasuk di dalam bimbingan Allah….. semoga di tetapkan dalam martabat itu sampai Allah menurunkan Anugrah berupa Ma’rifatnya kepada-Mu.

    Saudaraku….

    Setelah Qolb mu disinari dengan kerinduan yang dalam untuk berjalan dalam mengenal kepada Allah, maka bertawakkal dan bersabarlah selalu…… dan carilah seorang Guru Mursyid yang bisa membimbing Anda untuk ke arah sana.. Tetapi carilah seorang Guru Mursyid yang di berikan ke ahlian oleh Allah dalam mengenal akan Allah maka Allah pun akan membimbing anda untuk mendapatkan Ma’rifat itu melalui Mursyid tadi. Semoga Allah meridhoi anda…..

    Dan Allah beserta Anda dan kita semua…. dan yakinlah bahwa Allah tidak akan mengecewakan Hamba-Nya

    Aburahat dan #1 dan Musafir G

    Terimakasih…., atas masukan2 anda yang sangat mencerahkan. Semoga itu semua bisa membawa rahmat dan manfa’at kepada SAudara2 kita yang lain……

    Ya… Allah Ya…. Robbi’ sungguh, Engkau menyaksikan atas diri2 kami dalam berbagi pengetahuan tentang jalan mengenal kepada Engkau. DAn semoga itu semua menjadi sebuah Do’a bagi Hamba2 Engkau yang lain yang membutuhkan pengetahuan tsb agar terbuka baginya pemahaman Ilmu dan Keyakinan kepada Engkau sehingga menjadikan mereka dekat dan cinta kepada Engkau…..

    Aaamiiin….Ya… Robbal Aalamiin..

  39. yayat.hendrayana said

    @Aburahat dan #1 dan Musafir G

    dan juga PJ.

    terimaksih atas saran dan do’anya jika diantara kalian yang mau bebagi alamat tentang guru musrsid tolong di e-mailkan ke alamat saya yayat.hendrayana@gmail.com

    ditunggu e-mailnya mas-mas sekalian

  40. .??? said

    Abang PJ yg saya rindu ,
    Membaca isi blog Abang yang menyejukkan ini, dan juga seluruh tanggapan dari pengunjung, akan terasa lebih lezat dan tercerahkan bila kita sudah dianugerahi modal arofa nafsahu.
    Bagi yg masih gelap ttg “pengenalan diri sejatinya” seperti saya, mungkin akan terbengong-bengong dan celegukan membaca isi blog ini dengan seluruh tanggapan2nya.
    Untuk bisa mengenal Allah, maka harus mengenal diri kita yg sebenar-benarnya dg melalui tahapan2 tsb diatas.
    Tahapan pertama adalah menundukkan hawa nafsu,
    kalau Abang ada waktu, bolehlah diperjelas lagi kira2 detilnya lelaku apa dan seperti apa yang harus saya jalani untuk bisa melampaui tahapan pertama tsb ?
    Terima ksh Bang PJ, mohon tausiah, dukungan dan doanya agar kami di karuniai cahaya & dibukakan hati, dari kegelapan ini.

    Wsm wrm wbr
    gmandalan@yahoo.com

  41. @Yayat.Hendrayana

    Mas Yayat berdomisili dimana……?

    @.???

    Insya Allah, saya akan balas Komentar Anda ke E-mail Anda……

    Akan tetapi yang perlu anda sadari adalah…..

    “Jika Anda sudah tertanam dalam diri anda kesungguhan dalam menemukan kebenaran yaitu kesempurnaan Amal Ibadah dengan Ma’rifatullah (Mengenal akan Allah) maka ketahuilah bahwa Allah tidak akan membiarkan Hamba-Nya yang bersungguh2 itu sehingga akan di bukakannya dan dicahayainya dengan Nur-Nya pada dirinya. Karena itu bersabarlah selalu dan tetaplah Istoqomah dalam pencarian itu…. Insya Allah, akhirnya nanti anda akan menemukannya…..”

    Wassalam

  42. Pungki Ninaber said

    Assalamualikum Wr. Wb.

    الحَمْدُ للهِ

    Terang ama adem qalbu ini setelah baca artikel di atas.
    Terima kasih Pengembarajiwa,

    Jazakallahu khairan…

    Wassalamuallaikum Wr. Wb.

  43. asep said

    Selamat hari raya Iedul Adha, mohon ma’af lahir dan bathin.

  44. Saudaraku semuanya dan pengunjung setia Pondok PJ


    Assalamu’alaikum Wr,Wb….

    Salam Sejahtera dan berkah dari pada Allah Swt atas kita semuanya……

    Saya sekeluarga mengucapkan : Selamat Hari Raya Iedul Adha 1429H, Mohon Ma’af Lahir dan Batin

  45. truthseeker08 said

    All
    Saya ucapkan Selamat Hari Raya Iedul Adha.
    Mohon Maaf Lahir & Batin

    Wassalam

  46. Allah s.w.t Berdiri Dengan Sendiri. Dia tidak memerlukan sifat Wujud untuk kewujudan-Nya. Dia tidak memerlukan sifat Hidup untuk membuat-Nya Hidup. Dia tidak memerlukan sifat Mendengar untuk menjadikan-Nya mempunyai Pendengaran. Dia tidak memerlukan sifat Melihat untuk Penglihatan-Nya. Dia tidak memerlukan sifat Berkata-kata untuk mengadakan Kalam-Nya. Dia tidak memerlukan sifat Iradat untuk Dia berkehendak. Dia tidak memerlukan sifat Ilmu untuk pengetahuan-Nya. Dia serba cukup. Dia Wujud sendiri-Nya, Melihat sendiri-Nya, Mendengar sendiri-Nya, Hidup sendiri-Nya, Berkehendak sendiri-Nya, Mengetahui sendiri-Nya, Berkata-kata sendiri-Nya dan apa jua pun adalah sendiri-Nya tanpa bersandar kepada sebarang sifat. Dia tidak memerlukan sifat atau nilai-nilai tambahan untuk Kesempurnaan-Nya. Dia Berkuasa tanpa bersandar kepada sifat Berkuasa. Dia Mencipta tanpa memerlukan sifat Berkuasa Mencipta. Allah s.w.t serba cukup dengan Diri-Nya sendiri, dengan keesaan-Nya tanpa memerlukan sokongan sifat dan alat.

    • @sufigokil…kill…dekil

      Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin……

      Sebelum ada apa2, segalanya belum ada….. yang ada pada saat itu hanyalah Zat Maha Mutlak yang berdiri dengan sendirinya tanpa ada yang mendirikannya…
      Dan sungguh2 Zat Maha Mutlak itulah yang bernama Allah Swt, yang mencipta sesuatu tanpa ada sekutu mencipta dengan sendirinya dengan diri-Nya sendiri.

      Ia tidak terikat oleh sesuatu apapun juga bahkan sifat itu datang dari padanya sedangkan Ia tidak bergantung kepada Sifat. Maha Benar Allah Swt dengan Kebenaran Zat-Nya sendiri yang tidak ada satu pun yang menyamainya….

      “Al-Insanu Sirrii…Wa Sirrii Sifatii… Wa Sifatii La Ghoirihi….” (Insan itu Rahasia-Ku, Rahasia-Ku ialah Sifat-Ku, Sifat-Ku itu tiada lain dari pada-Ku)

  47. Alhamdulillah….

    Segenap puji2an yang sebesar2nya kepada Allah..Ta’ala
    Benar sekali “Al-Insany sirri…dst” setiap manusia punya rahasia tersendiri dengan Tuhannya, hanya dirinya dan Allah yang tahu…

    Teman2 ada tempat yang bagus tentang persamaan cakra2 tubuh,dan lataif2 tubuh silahkan kunjungi..http://irdy74.multiply.com/

    Wasallam…sallam..sallamun qaulam mirrobirohim

  48. Alhamdulillah….

    Segenap puji2an yang sebesar2nya kepada Allah..Ta’ala
    Benar sekali “Al-Insany sirri…dst” setiap manusia punya rahasia tersendiri dengan Tuhannya, hanya dirinya dan Allah yang tahu…

    Teman2 ada tempat yang bagus tentang persamaan cakra2 tubuh,dan lataif2 tubuh silahkan kunjungi..
    http://irdy74.multiply.com/

    Wasallam…sallam..sallamun qaulam mirrobirohim

  49. Abiiis ngembaraaaa menjelajah….bertualang kecil2an kedalam samudera jiwa dan hati…terusnya jalan2…kemana aja….suka2nya hati….hati…hati2 perhatikan rambu2 Allah…Insya Allah…merdeka
    tul ga Maaaas PJ..yang terhormat..
    Gimana neeeh kabarnya mas PJ tercintaaaa..Semoga selalu dalam rahmat dan Ridho-Nya

    • @sufigokil…kill…dekil

      Wah…. benar sekali saudaraku….. Rambu2 Allah sangat2 lah penting sekali, dan yang terlebih sangat…..sangat…..sangat…..sangat….. penting lagi tidak hanya memperhatikan Rambu2-Nya melainkan juga mengenal dan cinta terlebih dahulu dengan yang memiliki Rambu2 tsb. sehingga jika kita kenal dan cinta, maka Allah lah yang akan memelihara kita untuk tetap dalam Rambu2 yang telah di tetapkan….

      Alhamdulillah………. kabar saya Baik dan Sehat selalu karena pertolongan Allah semata, dan bagaimana dengan kabarmu? lama nggak datang ke “Rumah Email” saya

  50. andriadi said

    Assalamualaikum wr wb.

    Alhamdulillah ulun tedapat web ini, mudah2an berataan kita tedapat…

    Amin…

    • Wa’alaikum salam Wr,Wb

      Alhamdulillah…….. Allah Swt nang mempertemukan kita di sini. Mudah2an lah…. kita sabarataan tamasuk urang2 nang di Bari Petunjuk oleh-Nya.

      Aaaamiiin.

      Wassalam
      Pengembara Jiwa

  51. kangBoed said

    Pengembara Jiwa berkata
    Desember 26, 2008 pada 9:32 am
    Wah…. benar sekali saudaraku….. Rambu2 Allah sangat2 lah penting sekali, dan yang terlebih sangat…..sangat…..sangat…..sangat….. penting lagi tidak hanya memperhatikan Rambu2-Nya melainkan juga mengenal dan cinta terlebih dahulu dengan yang memiliki Rambu2 tsb. sehingga jika kita kenal dan cinta, maka Allah lah yang akan memelihara kita untuk tetap dalam Rambu2 yang telah di tetapkan….
    ——————————————————————
    Mas PJ sungguh halus dan sarat makna terlihat dua jalan yang berbeda walau samar yang satu keluar diri mencari rambu rambu Allah dan berusaha sekuat tenaganya untuk berjalan tanpa melanggar rambu rambu Allah, walau akhirnya biasanya rambu rambu dibuat itu untuk di langgar he he he
    jalan yang satu masuk kedalam dirinya dan menyerahkan diri secara bulat bulat dalam jalur cinta jalur kepasrahan dan dengan bantuan sang Kekasih tanpa disadari oleh sang diri walaupun dia tak tahu rambu dia sudah bergerak secara otomatis menjadi rambu rambu, karena setiap sel syarafnya sudah bekerja he he he
    Jalan keluar adalah jalan yang paling banyak ditempuh orang tanpa mereka sadari mereka sedang melatih diri, akhirnya sang diri merasa paling ….. tak sadar Allah nya semakin jauh tertinggal, sebaliknya jalan masuk kedalam hanya sedikit sekali orang yang mau menempuhnya adalah jalan melatih KEPASRAHAN diri sehingga sang diri semakin lemah semakin kecil dan semakin lenyap sehingga tanpa disadarinya tampuk kekuasaan sang jiwa telah beralih dipegang oleh sang DIRI SEJATI he he he mungkin itu gamblangnya yach Mas PJ
    Matur Nuwun

  52. Lambang said

    Salam kenal untuk Mas PJ.

    Saya hanya ingin mohon penjelasan lebih lanjut untuk tahapan yang no 1 saja. Yang no 2, 3 dan 4 kelihatannya sudah masuk ke level advanced dan tak tersentuh. Saya ngga’ mudeng.

    Di tahapan ke 1, disebutkan tentang menjauhi kesombongan dan keingkaran terhadap kebenaran.

    Menjauhi kesombongan ini bukan hal yang mudah. Kita ketawa ngakak aja udah termasuk kesombongan. Berjalan sambil mendongakkan kepala juga sama. Beli rokok ngga’ pakai terima kasih ya sama juga. Ngomong di HP keras-keras juga sama (kecuali kalau memang budeg).

    Kemudian tentang keingkaran kebenaran. Apakah yang dianggap benar itu yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist atau berdasarkan logika, hati, empati dan kemanusiaan ?
    FPI, JIL, Wahabi, Salafi, Syi’ah, Sunni pasti merasa dirinya benar, karena ada referensi-nya ke Qur’an dan Hadist.

    Jadi, yang mana yang benar ?
    Kalau merujuk ke Ihya Ulumuddin, Al Munqizu Minadhalal, Al-Hikam, Tanwiril Qulub dll, ya sama saja mas, sudah level advanced semua. Buat yang masih basic seperti saya ya malah mumet.

    Barangkali ada petunjuk praktisnya, boleh dong di-share… 🙂

    Salam.

    • @Lambang

      Salam Kenal Kembali untuk Anda…….
      Semoga hari2mu dalam bimbingan dan tuntunan Allah, sehingga di berikan kekuatan untuk mangarungi Hidup ini dalam Kebaikan2 yang membawa Rahmat kepada siapa saja.

      Banyak diantara manusia yang tiada menyadari bahwa hari2 yang telah dilaluinya diliputi oleh kesombongan2 dan keangkuhan. Dan bermula Kesombongan itu terbit dari pada Hati yang tidak mengenal dan tidak mengerti akan Allah, sehingga disetiap waktunya dari buka mata sampai tutup mata kembali merasa bisa berbuat, berlaku, dan berusaha. Bahkan ada juga yang tidak menyadari bahwa apa saja yang ada pada dirinya itu adalah miliknya. Harta kekayaan adalah miliknya, Tanah yang luas berhektar2 juga miliknya belum lagi apartemen2 yang menjulang tingi itu pun diakui adalah miliknya. semua apa saja yang ada di dirinya di akuinya adalah miliknya. Tanpa sadar….!!!!!!, sesungguhnya ia telah mengakui apa saja yang sebenarnya itu bukanlah miliknya. Lho…Kenapa bisa demikian….., bukankah Aku yang mendapatkan itu semua karena usaha dan ikhtiarku, karena kemampuanku dalam bekerja keras banting tulang peras keringat dan bahkan itu di karenakan Ilmu yang telah Aku tuntut selama puluhan tahun bahkan sampai sekarang aku memiliki titel ini… dan itu… belum lagi Aku sekolah sampai ke Luar Negeri. Itu semua Aku dapatkan karena memang aku adalah orang yang ber ilmu dan pandai serta pekerja Keras. Wajar Dooong…, jika Aku menikmati hasil jerih payahku…. karena itu semua adalah milikku! “Katanya demikian…..!”

      Laa Hawla Wa Laa Quwwata Illaa billaahil ‘Aliyyil Adziim……..

      Sungguh….! mereka yang demikian itu adalah Kawan bagi si Qorun yang hidup pada zaman Nabi Musa as

      Ingatlah…..!
      Jika bukan karena Allah maka siapapun dimuka bumi ini bukanlah siapa2dan tidak bisa apa2, hanya dengan Qudrat dan Iradat-Nya lah seseorang itu bisa berkehendak, bisa berusaha, berikhtiar, berilmu dan pada akhirnya mendapatkan Manfa’at dari apa2 yang telah di capainya karena Allah dan dengan Allah

      Lalu siapakah yang menyombongkan dirinya……. di hadapan Allah???
      Yaitu mereka2 yang tiada menyadari bahwa hanya di karenakan Allah lah mereka itu bisa bergerak, berlaku, berusaha, berikhtiar dan berilmu.
      Dan dengan tidak menyadari hal demikian itu maka membiaslah kesombongan hatinya kepada siapa2 yang di luar dirinya.

      Jika kesombongan di diri sudah tertanam maka sudah pasti mereka itu ingkar terhadap kebenaran Allah, bahwa Allah lah yang menghendaki atas Qudrat Iradat-Nya sehingga ia bisa berlaku, bergerak, berusaha, berikhtiar dan berilmu. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang membantah setelah datang keterangan yang nyata kepadanya lalu kemudian “membahas serta mendebatnya dengan mengemukakan dalil dalil dan ayat2”. Maka Siapakah yang mendustakan Ayat2 Allah…??? Selain mereka yang telah mengingkari kebenaran dan keterangan yang nyata yang sudah datang kepadanya.

      Merekalah yang tidak mau tahu akan kebenaran itu adalah orang2 yang Bodoh. Maka samakah orang yang buta dengan yang melihat….????, dengan kebodohan itu karena tidak melihat akan kebenaran yang nyata yang telah ditunjukkan Allah atasnya, maka mereka tidak akan perduli dengan orang2 yang telah menyampaikan kebenaran kepadanya.

      Sungguh…..!!!!, Ma’rifat itu adalah Ilmu Hati, Ilmu Rasa dan Ilmu Kesadaran. Hanya dengan melihat kenyataan Hidup lah dan mencermati serta memikirkannya lalu introsfeksi/ber Musyahadah diri dengan itulah Hati, Rasa dan Kesadaran akan bergetar karena sangat Terangnya Nur Allah yang meliputi akan dirinya. Dan jika di sebutkan nama Allah maka akan bergetarlah jiwanya……….
      Lalu setelah Getaran2 itu mengalir kesetiap sendi kehidupannya menyebabkan ia tersungkur dalam ketidak berdayaannya di Hadapan Allahu Robbi… dan Hikmah Allah akan turun kepadanya sehingga sesuai lah dirinya dengan Batinnya Al-Qur’an dan Batinnya Al-Hadits.

      Semoga Allah membimbing Anda untuk memahami apa2 yang telah terurai dari penjelasan ini……..

      Wassalam

      @KangBoed

      Terimakasih Saudaraku KangBoed sudah menambahkannya… dan semoga akan semakin lengkap bekal untuk kita semuanya termasuk saya sendiri untuk melangkah berjalan menuju kesempurnaan dalam Ma’rifat hingga beroleh Cinta Kasih Tuhan.

      Salam Sejati untukmu Saudaraku KangBoed sekeluarga

      @Inawai

      Teruslah belajar dalam memahami sesuatu yang terjadi di balik tiap2 kejadian, dan sering2lah menyimak dari pada Komentar saudara2 yang lain di Pondok ini, semoga akan menambah dari pada pemahaman Anda tentang Kebenaran dalam Ma’rifatullah.
      Allah memberkahi kehidupanmu dan membimbing Langkah2mu dalam menuntut Ilmu. Dan sekali2 Allah tidak akan meninggalkanmu dan akan tetap besertamu dimana engkau berada.

      Salam Kerinduanku untukmu….

      Pengembara Jiwa

      @Rabaniah

      Laluilah Hidup ini dengan penuh senyum dan ceria, karena sesungguhnya apapun yang terjadi dalam hidup ini itu semua pada hakikatnya adalah tanda dan perlambang dari pada Cinta Kasih Tuhan. Walau terkadang pahit di rasakan dan sakit menyayat2, menusuk2 hati….. ketahuilah….. Itu adalah tempaan2 yang datang dari pada Allah untuk mengokohkan Jiwa agar tetap tegar dalam menjalani hidup di masa akan datang.

      Jika Engkau telah menyadari bahwa Kesadaran itu adalah Kunci untuk menuju kepada Allah lalu kemudian engkaupun menyadari bahwa fitrah diri ini adalah Laa Haw Laa Wa Laa Quwwata……. maka janganlah engkau berkecil hati tetaplah Istiqomah dalam kesadaran itu dan jangan lah takut akan ke EGO an itu karena EGO itu pun datang dari pada Allah dan milik Allah. Sedangkan engkau telah menyadari dan menyerahkan dirimu kepada Allah maka pastilah Allah akan memerintahkan EGO itu yang ada pada dirimu untuk menempa dirimu dalam kebaikan menurut pandangan Allah dan bukan lagi untuk mencelakakan dirimu.

      Itu adalah salah satu proses dan Fase dari beberapa Fase bagi Sang Pecinta Tuhan. Allah berikan kembali EGO itu pada dirinya tetapi bukan untuk mencelakakan melainkan untuk menjadi rahmat bagi dirinya.

      Karenanya tetaplah jalani hidup ini dengan kepasrahan total kepada Allah, dan janganlah berserah diri setelah ada sesuatu sebab dan musabab tetapi sadarilah sesadar sadarnya bahwa memang Fitrah Manusia itu dari dulu sebelum dilahirkan sampai sekarang dan sampai akan datang berpulang ke Rahmatullah setiap harinya setiap detiknya dari buka mata sampai tutup mata kembali berada dalam Laa Haw Laa Wa Laa Quwwata Illaa Billaahil ‘Aliyyil Adziim.

      Tersenyumlah…….. dan gembirakanlah dirimu dengan keyakinan dan kesadaran Bahwa sekali2 Allah tidak akan pernah meninggalkanmu karena Allah senantiasa menyertaimu dimanapun engkau berada, dekat sekali bahkan lebih dekat dari pada urat lehermu dan meliputi dirimu zahir dan Batin.

      Damaikanlah…. dan Tenangkanlah dirimu dengan keyakinan dan kesadaran Bahwa kejadian2 yang menimpa dirimu setiap harinya setiap waktunya dari buka mata sampai tutup mata kembali…., itu semua adalah Rahmat Allah atasmu yang menunjukkan bahwa Allah sangat Cinta Kasih dan Sayang kepadamu. Walaupun menurut perkiraanmu kejadian2 yang terjadi itu adalah pahit dan menyakitkan, buang jauh2 prasangka itu, karena prasangka itu adalah perangkap dari pada Iblis dan Syetan untuk menjerat dirimu agar engkau tidak mendekat kepada Allah melainkan menjauh dari pada Allah.

      Allah memelihara dirimu dalam Cinta kasih-Nya
      Allah memberkati dirimu dalam Rahmat dan Anugrah-Nya
      Allah meliputi dirimu Zahir dan Batin dengan Ilmu-Nya.

  53. kangBoed said

    Ma’rifatullah
    Mengenal Allah
    Sungguh mudah tapi sulit
    Sungguh sulit tapi mudah

    Selama kita berjalan dengan kekuatan diri
    Selama kita mencari dengan kesombongan diri
    Selama kita bertempur dengan kemampuan diri
    Selama kita berlandaskan sang diri

    Sungguh sungguh sulit sekali
    Seakan jalan tak berujung pangkal
    Entah kapan kita akan sampainya
    Mustahil oh sungguhlah mustahil……

    Tetapi ketika kita menghampirinya dalam kelemahan
    Tetapi ketika kita berhasil membuang semua kesombongan
    Tetapi ketika masuk dengan tangis ketak berdayaan
    Berlandaskan pernyerahan diri bulat bulat

    Masuk dalam pusaranNYA
    Masuk dalam rengkuhanNYA
    Masuk dalam tarikanNYA
    Maka biarkanlah ia membuka diriNYA

    Mudah sungguh mudah
    jalan itu terbuka dengan sendirinya
    hanya dalam Laa Hwalla walla quwwata
    Tiba tiba tak kau sadari engkau sudah dekat
    Dekaaaaat sekali

    Monggo Maaaas
    Numpang lewat

  54. inawai said

    sekali lagi matur suwun KangBoed ,
    sharingnya sungguh menambah semangat dan kerinduan

    Salam

  55. Rabaniah said

    Terkadang Iman ku bagai sebuah roda yang berputar…

    Tarkadang ada di atas dan terkadang ada di bawah…

    Dan terkadang diri ini tidak menyadari, bahwa diri ini sedang bermain-main dengan keEgoan..

    Bercanda, bernyanyi, menari, bahkan bercumbu rayu dengannya

    diri ini begitu hina, ah…seandainya saja

    Ke Egoaan ini tidak berada di dalam diri ini, pasti sudah kubuang jauh-jauh….

    Tetapi sayang ia selalu ada dalam diriku, dan aku hampir tidak berdaya di buatnya, banyak sekali tipu muslihatnya….

    Wahai yang memiliki diriku, tolonglah aku yang tidak berdaya ini, dengan Wajah Engkau yang teramat Mulia. Jangan biarkan ia(Ke Egoan)menyatu menjadi darah daging ditubuhku…

    Diri ini tau bahwa kuncinya selalu ada di dalam kesadaran, Ya selalu di dalam kesadaran…
    Tetapi mengapa masih saja ia(ke Egoan)itu beramin-main berasama ku…

    Wahai Zat Maha Mutlak, sempurnakanlah KESADARAN dalam diriku…, karena tanpaMU aku tidak bisa apa-apa, hamba hanya mahluk Engkau yang amat lemah, tidak berdaya tanpa kekuatan Engkau…

    Salam Mas PJ dan pengunjung di pondok ini, izinkan saya si lemah ini mencari cahaya sejati…

    Terimakasih…

  56. kangBoed said

    Hmmmmmmm…………..

    Perjalanan pulang kepadaNYA dalam cinta
    Hanyalah satu garis yang lurus bukan berliku ataupun berbelok
    Kepasrahan dalam penyerahan diri sejatilah yang utama
    Sungguh indah dan anehnya jalan itu …. luar biasa

    Kadang aku merasa dipermainkan tanpa mampu berdaya apapun
    Kadang aku merasakan kehangatan dekapan pelukan hangatNYA
    Kadang aku direngkuh sedemikian kencangnya sehingga tak mampu tubuh ini menahan getaran kehadiranNYA
    Kadang aku merasa dicampakanNYA begitu jauh dalam keputus asaan

    Tapi tetap kuberusaha menyadari garis itu linier
    Kupasrahkan semua yang ada dalam diriku semakin bulat dan bulat
    Tanpa sedikit dayapun seakan kuterombang ambing dalam kebodohanku
    Tanpa ku mampu untuk bertahan apalagi bertanya padaNYA

    Apakah yang sedang terjadi menimpa diriku saat ini
    Mengapa aku selalu terbuai seakan semakin terbuai dalam keputus asaan tak bertepi
    Apakah salahku ini Tuhan mengapa ?? mengapa ??
    Aku sudah menyerah aku sudah tak berdaya dalam Engkau

    Dalam kebodohan dan keputus asaanku hampir kuberhenti untuk melangkah.. dan melangkah terus
    Hanya penyangkalan dan keputusasaan yang keluar dari mulutku ini
    Tapi di satu waktu disatu saat yang sudah Dia tentukan
    Jawaban itu muncul begitu saja begitu dekatnya seakan tiada berjarak

    Masuuuuuk… Masuuuuk…. Masuklah anakKu
    Lebih dalam.. lebih dalaaam… Lebih dalaaaam lagi
    Rasakaaaan.. Rasakaaaan …. rasakan lebih dari sebelumnya
    Seakan kuterhenyak dan terbangun dari mimpi buruk ku

    Secepatnya ku ambil air untuk mandi dan mengingat arti dari jawaban itu
    Dalam siraman air kucuran shower tiba tiba ku menangis…
    Menangis sediiih sekaliguuuus gembira tak terkirakan
    Yaaaaa Allaaaaaaaaaaaah sungguh jawaban yang indah

    Kemudian kuterduduk diam dipojokkan kamar
    Kucoba kumainkan rasaaaaku lebih dalam lagi
    Ternyata kutemukan ke tidak berdayaan yang luar biasa
    Sungguh keadaan kelemahan yang sangat … sangat …

    Menangis ku dihadapanNYA
    Tergetar seluruh tubuh ku dalam haribaanNYA
    Ternyata masih ada kelemahan dan ketidak berdayaan yang sangat
    Jauh dari segala yang pernah kurasakan dan ku bayangkan

    La hwalla wallaaaaa quwwataaaaa
    Kutertunduk lebih dalam dan dalam lagi
    Kusemakin tak berdaya lemah… lemah… dan semakin lemah
    Ku tersungkur Yaaa Alllaaaah terimakasih atas segala hikmah yang kau berikan sehingga kusemakin tunduk dihadapanMU

    Salam Mas PJ & Mbak YUneeeeeeeeeeeeeeee
    Bikin Hiuduup Lebih Hiduuuup
    Lamunan si botool kosooong ooooooooooooooon

  57. truthseeker08 said

    Banyak diantara manusia yang tiada menyadari bahwa hari2 yang telah dilaluinya diliputi oleh kesombongan2 dan keangkuhan. Dan bermula Kesombongan itu terbit dari pada Hati yang tidak mengenal dan tidak mengerti akan Allah

    Benar sekali saudaraku. Sangat terasa kita membutuhkan “pengawal” agar tetap sadar dan ingat akan hal2 tsb. Pengenalan diri, ma’rifatullah, tafakur dan dzikir yang tanpa putus.
    Alhamdulillah begitu ringkas yang disampaikan saudara PJ namun begitu mengena dan bermanfaat.

    Teruslah belajar dalam memahami sesuatu yang terjadi di balik tiap2 kejadian, dan sering2lah menyimak dari pada Komentar saudara2 yang lain di Pondok ini

    Sangat dahsyat dan dalam ketika kita memahami konsep bahwa tidak ada yang kebetulan.</i
    Allah Maha Sempurna dan semua yang terjadi/ciptaan adalah sarat makna/himah. Semua yang Allah ijinkan kita untuk mengetahuinya (mendengar, membaca, melihat mengalami, pelajari, rasakan) semuanya merupakan pesan dan pengajaran Allah kepada kita.
    Alhamdulillah Allah menjadikan blog ini sebagai perantara.

    Allah memberkahi kehidupanmu dan membimbing Langkah2mu dalam menuntut Ilmu. Dan sekali2 Allah tidak akan meninggalkanmu dan akan tetap besertamu dimana engkau berada.

    Sungguh beruntung dan bahagia mereka yang sudah memiliki ini.

    jangan lah takut akan ke EGO an itu karena EGO itu pun datang dari pada Allah dan milik Allah. Sedangkan engkau telah menyadari dan menyerahkan dirimu kepada Allah maka pastilah Allah akan memerintahkan EGO itu yang ada pada dirimu untuk menempa dirimu dalam kebaikan menurut pandangan Allah dan bukan lagi untuk mencelakakan dirimu.

    Terima kasih saudaraku. Betapa berartinya nasihat ini.

    Walaupun menurut perkiraanmu kejadian2 yang terjadi itu adalah pahit dan menyakitkan, buang jauh2 prasangka itu, karena prasangka itu adalah perangkap dari pada Iblis dan Syetan untuk menjerat dirimu agar engkau tidak mendekat kepada Allah melainkan menjauh dari pada Allah.

    Betapa indahnya dan sangat membantu dalam menjalani hidup.
    Iblis tidak pernah capek dan tak pernah lengah dalam memantau mereka yang sedang dalam perjalanan menuju Allah. Betapa pentingnya mengenali diri agar dapat mengenali cara kerja Iblis. Tipu muslihat Iblis begitu halus, hingga kita tak mampu membedakan benar dan salah. Iblis bahkan menipu dengan cara meniru cara Allah.
    Jika Allah sedang mengkhususkan seseorang maka Iblis pun akan mengkhususkan orang tsb. Jika Allah mempersiapkan kemuliaan baginya maka Iblis pun menawarkan “kemuliaan” padanya.
    Sehingga pesan bagi para pengembara dan para pencari adalah agar tetap dalam “kesadaran” kesiagaan dan kewaspadaan. Jika Iblis tak pernah lengah seyogyanya kita juga tidak lengah. Jika Iblis telah menyatakan perang maka jangan kita naif menyangka Iblis tidur.

    Alhamdulillah telah dikabarkan bahwa semuanya menjadi “mudah” ketika kita Sabar (yang ikhlas), ikhlas dan berserah (yang ikhlas).

    Hanya milik Allah lah segala sesuatu.

    Wassalam

  58. kangBoed said

    Salam Damai dan Cinta Kasih
    Para pecinta dan pencari kebenaran sejati

    Hidup adalah satu perjalanan dalam pencarian
    Sadar maupun tidak sadar setiap jiwa ini dituntun kesana
    Ya ya pencarian, pencarian akan hakikat hidup
    Kedamaian, Kesadaran dan Kebenaran yang sejati

    Salah dan benar hanyalah sebuah perjalanan
    Perjalanan mencari sesuatu yang telah lama hilang
    Sesuatu yang sangat dirindukan setelah sekian lama
    Ya dulu kita berkumpul dan bersatu dalam HaribaanNYA

    Alangkah lebih baiknya jika sang diri mulai menyadari akan pencariannya
    Meninggalkan batasan dan ukuran yang selama ini dipakai
    Ya sadarilah pencarian itu tidaklah akan pernah berakhir
    Sampai akhirnya waktu pun sudahlah habis terbuang percuma

    Panca indera bukanlah patokan maupun ukuran kita
    Ingat panca indera hanya untuk perlengkapan di sini
    Ya panca indera hanyalah barang baru yang akan hancur termakan waktu
    Tiada sedikitpun kekekalan dan keabadiannya

    Apa yang kita lihat, Apa yang kita dengar
    Apa yang kita tangkap dari luar diri kita
    hanyalah menimbulkan ilusi dan kepalsuan
    Akal pikiran, logika, Angan angan itulah dunia kepalsuan

    Tetapi ternyata di dalam diri kita ada sesuatu bagian yang lama sekali
    Dia kekal dan abadi dan selalu merindukan jalan pulang
    Dia sebuah daging yang bernama hati Nurani yang terdalam
    Sebagai pancaran dari ruh kita yang kekal abadi

    Ya Hati ini ternyata sungguh dahsyat dan luar biasa
    Disanalah letaknya kedamaian
    Disanalah munculnya cinta dan kasih sayang
    Disanalah terbitnya keikhlasa dan ketulusan

    Sekali lagi hatii, adalah ladang kita yang harus kita bersihkan
    Kita cabuti rumput dan semak belukar yang tumbuh disana
    Bersihkan dengan sungguh sungguh pertobatan
    Sehingga ketika benih cinta kepada Allah ditanamkan maka benih itu akan tumbuh subur

    Benih itu akan tumbuh dan tumbuh menjadi sebuah pohon
    Belajar berbunga dan belajar berbuah walaupun buahnya masih masam
    Kemudian buah itu semakin mengkal dan akhirnya berbuah lebat dan sangat manis sekali
    Berguna bagi semua orang tanpa kecuali ….

    Ya hanya dari sebuah hati yang sudah dibangkitkan dari kematiannya
    Hati yang sudah hidup dan memancarkan sinar kehidupan
    Hati yang terdalam sungguh suatu ukuran yang nyata dalam perjalanan kita
    Yaaaa hati yang hiduuup makin hiduup dan tambah hiduuup

    Salam sayang Mas PJ dan mBakYUneeee
    botole kosong

  59. njeblik's said

    Boleh ndak q ikut nyicipi buahnya? agar aku ikut bisa ngomong oooooooooooooooooooo alhamdulillah rasanya manis jatah yang aku dapatkan ini. dan bisa berbagi sesama yang sudah mencicipi….
    karena yang belum mencicipi tapi banyak omong mungkin itu sebuah kebohongan yang mereka ucapkan.

    MAUTAU APAAN INI? RASAIN DULU…….
    KALO DAH…..NDAK PERLU BANYAK NANYA…..
    GITU TO KANG…….?
    SALAM SILAHTUROHIM BWT SEMUANYA WABIL KHUSUS SYECH PJ

    • @Njeblik’s

      Selamat datang ku ucapkan kepadamu wahai Saudaraku……..
      Dan terimakasih telah memberikan sumbangsihnya berupa Petuah yang sangat singkat dan padat namun bermakna sangat dalam sekali.

      Semoga Allah senantiasa menganugrahkan kepadamu Rahmat dan Berkah di setiap waktumu.

      Wassalam

      Pengembara Jiwa yang masih dalam Pengembaraan

      @Asep

      Ya…..Kang Asep!,
      Semoga Allah memberkati langkah2 Anda dalam meniti Cinta Ilahi dengan berwasilahkan Rosulullah Saw dan para Ahlul Bait.

      Salam Kangen dan rindu Dariku untukmu Saudaraku yang sudah lama tidak berkunjung kemari.

      @SabdaLangit

      Ketahuilah Saudaraku “serahsa sejati”, bahwa sayapun sedang belajar dengan Anda di Blog Anda.
      Jika ada komentar2 saya yang terlalu berlebihan dan tidak menjadikan Rahmat atau bahkan malah memperkeruh Blog Anda saudaraku, ma’af kan saya yang sebesar2nya.
      Dan semoga Anda dan Keluarga juga senantiasa dalam pemeliharaan dan Kasih Sayang-Nya. Aaaamiiiin

      O ya Saudaraku, SMS Anda beberapa waktu yang lalu sudah saya balas! semoga Anda, Keluarga, dan juga tidak lupa Salam Hormat ku untuk YM Raja Teungku Putri, semoga senantiasa dalam bimbingan dan Ridho Allah Swt.

      Salam Sejati

      Saudara serahsa Sejatimu
      Pengembara Jiwa

  60. asep said

    Salam

    Saya hanya ingin menambahkan dan mengingatkan saja bahwa dalam berma’rifat kepada Allah swt harus disertai dengan berwilayah kepada cahaya Imam Ahlulbait Nabi saw, karena tidak syah shalat seseorang tanpa mengucapkan shalawat. Sesungguhnya shalawat adalah manifestasi kekuasaan dan kekuatan Allah swt didunia dan akhirat.

    Wassalam

  61. mujahidahwanita said

    Assalamu’alaikum Wr, Wb….

    Apa kabar kang asep?

    Lama nggak kelihatan…., kemana aja kang selama ini….???

  62. asep said

    Wa’alaikumsalam Wr. Wb.

    Alhamdulillah…saya baik-baik saja. Saya lagi merenung dan bertafakur atas fenomena yang terjadi di alam nyata dan di alam maya dalam berma’rifat kepada Allah swt.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  63. Saudaraku Pengembara Jiwa yang mendapat kemuliaan agung dari Gusti Allah Yang Mahamulia.
    saya mencatat satu alinea “emas” di bawah ini, dan saya paham sekali Anda salah seorang yg dikategorikan di dalam kalimat di bawah ini.

    …”Seandainya Allah Swt membukakan akan rahasia keagungan para Arif billah, maka niscaya orang-orang akan tercengang dan terheran-heran serta takjub dibuatnya. Karena Nur yang meliputi diri para Arif billah itu akan memancar menembus sampai ke langit ketujuh. Karena itu lah Allah menutup akan diri para kekasih-kekasihNya itu, sehingga tidak ada yang mengetahui tentang dirinya melainkan hanya Allah dan mereka-mereka yang sama-sama telah sampai pada maqom Ma’rifatullah tsb”…

    Maka tak ada alasan lain, dalam persaudaraan “rahsa sejati” ini, kecuali saya harus banyak belajar kepada Anda yang arif dan ihsan akan keMaha-luasan ilmu Tuhan. Setiap waktu bergulir, sepanjang Pengembaraan, Anda selalu menemukan pralampita, yang mengungkap makna di balik tanda-tanda keagungan Zat Yang Mahatunggal, yang tak sembarang orang mampu menterjemahkannya.

    salam sejati Saudaraku Pengembara Jiwa dan Mujahidah Wanita
    Gusti Allah selalu menyirammu dengan segala ketentraman di alam sajjaratul ma’rifat, alam awang-uwung “sastra jendra hayuningrat”, alam nirvana.
    rahayu

  64. Lambang said

    Mas PJ,

    Maaf numpang komen untuk mujahidahwanita.

    @mujahidahwanita:

    Blog-nya koq amblas kenapa mbak? Apa kena hack atau udah cape blogging ?

    Salam.

  65. Ya memang betul, sedih lembaran ilmu berkurang satu saudaraku Mujahidahwanita.wordpress
    semoga tiada kabar yg kurang baik.
    Saya berdoa semoga Gusti Allah selalu memberi keselamatan, perlindungan dan anugrah kepadamu dan keluarga.

    salam sejati

  66. Eddy said

    Ass Wr Wb
    Pj, mohon petunjuk apakah dalam menundukkan hawa nafsu akan lebih efektif bila dilakukan bersama dengan puasa senin kamis, pertengahan bulan, atau dengan puasa dawud ? dan apakah semua puasa itu harus dengan mursyid ? Jazakumullah

    • @Eddy Purwanto

      Wa’alaikum salam Wr,Wb

      Puasa adalah melatih diri dalam mengendalikan Hawa Nafsu. Karenanya sangatlah baik sekali jika ingin lebih Efektif di sertai dengan Puasa. Dan Puasa apa saja itu semua baik dan bermanfa’at semuanya tergantung dari pada Niat. Akan tetapi hendaknya berpuasa sesuai dengan tuntunan yang di ajarkan oleh Rosulullah Saw.

      Dan adapun Puasa itu tidak harus dengan Mursyid, karena Puasa itu hanya Bagi Allah semata. Sehingga silahkan berpuasa dengan Niat yang benar dan di Ridhoi Allah Swt. Semoga Allah memberkati dan Meridhoi Anda.

      Wassalam

      Pengembara Jiwa

  67. Purnomo said

    salam kenal wahai saudaraku PJ !!!!!!!!!!! mohon penjelasan apakah orang yang menjalani rukun islam lagi ( sholat, zakat, puasa dan haji )?

  68. Purnomo said

    Ralat :
    maksud saya apakah orang yang berma`rifat tidak perlu lagi menjalani rukun islam seperti sholat 5 waktu, zakat, puasa dan haji ?
    kalo anda di borneo dimanakah posisi anda ?

    mohon pencerahannya !!!!!!!!!!!

    • @Purnomo

      Saudaraku……
      Ma’rifat itu adalah salah satu pengetahuan Ilmu dari pada Ilmu Allah Ta’ala yang di dalam Islam di sebut dengan AROFA (Kenal). Sehingga Ma’rifat itu berarti suatu pengetahuan Ilmu dalam Mengenal akan Allah. Adapun Rukun Islam itu adalah Ibadah dalam pengabdian seseorang kepada Allah, dan itu adalah suatu keharusan. Akan tetapi untuk lebih sempurnanya dalam Ibadah mengabdikan diri kepada Allah tentunya haruslah mengenal akan Allah terlebih dulu dan itu adalah MUTLAK. Bagaimana mungkin menghadap kepada Allah sementara diri tidak mengenal akan Allah, bagaimana mungkin menuju kepada Allah sedangkan tidak mengetahui jalan2 untuk menuju kepada Allah. Tentu tanpa Pengenalan akan Allah dan mengenal akan jalan2 menuju kepada Allah, Ritual/Ibadah apapun yang di lakukan akan terasa Hampa.

      Tetapi begitu seseorang sudah mengenal jalan2 menuju Allah dan mengenal akan Allah tentunya rukun Islam itu akan tetap terpelihara dan bahkan lebih sempurna pemeliharaan bagi mereka yang Ariif (mengenal akan Allah) itu dari pada mereka yang semata2 menjalan kan Rukun Islam tetapi tidak mengenal akan Allah.

      Jadi kesimpulannya, bagi mereka yang berma’rifat tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak mematuhi Rukun Islam seperti Sholat, Puasa, Zakat dan Haji. Bahkan melebihi kepatuhan dari pada mereka yang tiada ber Ma’rifat.

      Posisi saya di Borneo tepatnya di Kalimantan Timur (Balikpapan)

      Terimakasih.
      Wassalam

      Pengembara Jiwa

  69. Purnomo said

    Assalamu`alaikum Wr Wb.
    Selamat Pagi dan salam sejahtera Saudara!!!
    Saudaraku PJ yang terhormat, dlm benak saya timbul pertanyaan yg byk dan mbulet yg sulit sekali saya pecahkan sendiri (maklum ketrbatasan saya hanyalah seorang yg bodoh dan hina), Mas PJ yg ingin saya tanyakan adalah :

    1. Bagaimana menjadikan ibadah kita supaya tdk terasa berat dan terpaksa, sikap apa yg hrs ditanamkan dlm keinginan rasa agar semua ibadah yg kita jalani tdk terasa berat dan tdk selalu berharap imbalan (contohnya sembah raga yg berupa: Sholat dan puasa)???

    2. Mas PJ yg terhormat yg mohon kiranya sudi menjelaskan apakah ati Sholat yg sebenarnya!!!!

    3. Pertanyaan saya yg ketiga Mas PJ, saya pernah diajak teman saya menemui orang pinter dan org pinter tsb berkata ” kalau kamu sholat hanya 5 kali sehari tp sholatku 1 X 24 jam ” apa maksudnya mas PJ dan bagaimana caranya agar bisa sampai ketingkatan itu????

    4. Ada sebagian org pinter berkata Sholawat = Sholat, apa maksudnya Mas PJ ????

    Nuwun… Atas penjelasan njenengan, saya ucapkan byk2 trma kasih. (harap dimaklumi aja mas msh belajar mengenal diri jd kebanyakan bingungnya drpd ngertinya)
    Semoga Bantuan yg mas sampaikan kpd saya dicatat oleh Allah SWT dan dijadikan karunia yg berlimpah buat anda…

    Wassalam…

    • @Purnomo

      Wa’alaikum salam Wr,Wb….

      Ma’afkan saudaraku Purnomo, jika sekarang baru sempat balas komentarnya…….
      Hmm……
      Semoga apa yang anda pertanyakan, dapat terjawab sesuai dengan pemahaman yang ada pada diri anda…..Dan semoga Allah Swt membimbing dan memberikan kemudahan bagi saya untuk sedikit memberikan masukannya kepada Anda, sebab saya pun sama dengan Anda tidak ada pengetahuan sedikitpun melainkan semuanya kembali kepada Pengetahuannya Allah Swt.

      Saudaraku Purnomo…
      Jawaban dari pertanyaan Anda, adalah :
      1. Di dalam Ibadah memang kebanyakan Manusia tanpa di sadari berjalan dengan didasari keterpaksaan…..walaupun sebenarnya ia sendiri tidak menyadarinya. Tetapi jika di renungkan lebih dalam dan di telaah dengan seksama maka akan ketahuan lah bahwa apa2 yang dilakukannya dalam Ibadah itu semuanya dalam keterpaksaan. Jika manusia beribadah dengan tujuan akan suatu pengharapan dan agar terbebas dari segala penderitaan/siksaan maka di pastikan itulah ibadah yang di paksakan. Karena harapan Pahala dan Surga ia beramal ibadah, maka itu adalah keterpaksaan….. karena takut akan dosa dan Neraka itupun adalah keterpaksaan….. kenapa demikian..???? karena tujuannya semata2 karena ada sesuatu di balik Amal Ibadah tsb. Seandainya….. Allah tidak menjanjikan Pahala dan Syurga, dan tidak memberikan informasi tentang Dosa dan Neraka…, apakah ia akan masih tetap beribadah..????

      Jadi keutamaan amal ibadah itu adalah, apabila di dasari Pengenalan akan Allah dan tumbuhnya Mahabbah (Cinta ) kepada Tuhannya. Maka jika ini di jadikan tujuannya dalam Ibadah… maka di pastikan ia akan menjalani Amal Ibadah itu dengan senang hati dan lapang dada serta tidak protes kepada Tuhannya. Ikhlas Sabar, Tawakkal dan Ridho terhadap ketentuan2 Tuhannya. Inilah…..Ibadah dalam Hidup Nikmat dan Hidup Nikmat dalam Ibadah. Karenanya untuk masuk dalam ketulusan dalam amal ibadah bahkan juga apapun yang dilakukannya di luar amal ibadah syaratnya adalah Ma’rifatullah (mengenal akan Allah dan CINTA kepada Allah sehingga akan di jalaninya hidup ini dengan penuh suka cita dan rasa syukur karena telah di karunia Nikmat yang begitu banyak kepada dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki zahir dan batin. Maka tiada lagi baginya keterpaksaan dalam menjalani hidup meliputi amal ibadah dan di luar Amal ibadah.

      2. Sholat itu banyak sekali pemahamannya…. dan yang terbanyak memahami akan Sholat artinya adalah Do’a. Padahal Sholat itu bukanlah permohonan, melainkan pengabdian diri dalam keleburan dirinya ke dalam Mahabbah (cinta)nya kepada Allah Swt. karenanya sebenar2nya Makna Sholat itu adalah….. ke lekat an/kesinambungan/kedekatan dirinya dengan Tuhannya. Dengan di dasari oleh Ma’rifatullah dan Mahabbatullah. Nah… ketika mereka Sholat, dinyatakan oleh baginda Nabi dengan sabda : “Sesungguhnya Sholat itu adalah Mi’roj orang2 mukmin. Mi’roj = Naik = berjumpa = Mahabbah = Lekat/bersatu dalam Rahsa Cinta Sejati. Itulah makna dari pada Sholat yang sebenar2nya, bukan hanya sebatas mengerjakannya karena menggugurkan kewajiban semata.

      3. Yang di maksud dengan Sholat 1 x 24 jam itu adalah Sholatun Da’imuun (Sholat yang tiada putus2nya, setiap waktu dari buka mata sampai tutup mata kembali),dan itu semua akan di dapatkan sebagai Anugrah baginya jika telah memahami dan lebur di dalam Ma’rifatullah. Akan tetapi…. mereka yang telah masuk dalam Sholatun Da’imuun tadi bukan berarti mereka tidak menegakkan yang 5 waktu, mereka tetap menegakkan 5 waktu tetapi tidak dilihat oleh orang lain kalau ia telah menegakkan 5 waktu, karena bukan zahirnya yang menegakkan tetapi Batinnya lah yang menegakkan. Padahal ia senantiasa tidak ketinggalan dalam 5 waktunya….. walaupun secara Zahirnya ia kelihatannya tidak mengerjakannya. Inilah yang terkadang terjadi Polemik dalam kehidupan orang2 Ma’rifat….. karena secara mata zahir ia tidak mengerjakannya… padahal ia tetap menunaikannya bukan secara tubuh zahir tetapi secara tubuh Batinnya sehingga bagaimana orang awam bisa melihat kalau ia Sholat..????

      4. Sholawat dalam bahasa Arab disebutkan dengan kata2 Shollaa/Sholluu/Shollii…/Asholaatu
      Dan Sholat pun ada beberapa kalimat dalam bahasa Arab berbunyi dengan Shollii/Sholluu/Asholaatu…

      Silahkan di renungkan….
      Dalam Suatu Sholawat berbunyi…. ” Allahumma Shollii Ala Sayyidina Muhammad”
      Dalam Niat Sholat di katakan…….. ” Ushollii…Fardhol Maghribii….. dst”
      Dalam Hadits berbunyi……………… ” Sholluu kama ro’aitumuuniii Ushollii….
      Allah berfirman…tentang Sholawat… ” Innallaha wa malaa’ikatahu yu Sholluu na Alannabii… Yaa Ayyuhalladziina aamanu Sholluu alaihi wasallimuu tas liimaa…”
      Dalam suatu Hadits di katakan…… ” Qif.. Yaa Muhammad, Aa lana Robbika Yu Shollaa…..
      Dalam Hadits tentang Sholat……… ” Asholaatu Mi’roojul Mu’miniiin”
      Dalam Sholawat di katakan……….. ” Asholaatu wassalamu Alaa Sayyidiina… Muhammad……dst”

      Kesimpulannya adalah……. Sholat itu adalah pengabdian kepada Tuhan melalui Sholawat kepada Rosulullah Saw dengan di nyatakan melalui Gerakan Sholat.

      Karenanya dalam Tasawuf dinyatakan bahwa orang yang melaksanakan Sholat itu mencerminkan dari pada Sholawat kepada Rosulullah Saw sebagai Wasilah menuju Allah Swt. Buktinya ada pada Gerakan Sholat itu :
      Pada Waktu Qiyam/berdiri——> melambangkan dari pada huruf “Alif”
      Pada waktu Ruku’—————-> melambangkan dari pada huruf “Ha”
      Pada waktu Sujud—————-> melambangkan dari pada huruf “Mim”
      Pada waktu duduk Tahyat——> melambangkan dari pada huruf “Dal”

      Alif———->Ha———>Mim———–>Dal *menjadi* “AHMAD”
      Dan Ahmad itu adalah Batinnya Muhammad Saw, yang disebut juga dengan Nur Muhammad.

      Semoga bermanfa’at baik untuk diri saya sendiri dan untuk kita semuanya….. Allah menurunkan Hidayah-Nya kepada siapa2 yang di kehendaki…. Aaamiin.

      Wassalam
      Pengembara Jiwa

      @sally

      Salam kenal kembali…..
      Dalam menempuh Ma’rifat tidak hanya sekedar dengan amalan2 zikir, melainkan yang terlebih penting adalah mempelajari Ilmu tentang Pengetahuan akan Allah. tetapi Zikir2 tertentu juga bermanfa’at untuk sebagai washilah dalam pencucian Hati agar menjdi bersih dan suci sehingga lebih memudahkan dalam memahami dan memaknai Pengenalan akan Allah.

      Wassalam
      Pengembara Jiwa

  70. sally said

    salam, mas pj, apakah saya perlu mengamalkan zikir2 tertentu untuk mencapai tahap makrifat?
    makasih.

    • @Sally

      Salam kembali….

      Silahkan Amal zikir apapun yang sesuai dengan Qur’an dan Al-Hadits, tetapi yang perlu di ketahui adalah.. untuk sampai kepada tahapan Makrifat itu adalah Anugrah Allah yang di dasari oleh Ikhlas, Sabar, Tawakkal dan Ridho dalam menjalan kan Amal Ibadah. Tanpa Ikhlas, Sabar, Tawakkal dan Ridho… maka bagaimana mungkin bisa mengharapkan Anugrah Allah berupa Makrifat..sedangkan Jiwa masih dalam kekotoran. Dan pembersihnya adalah Ikhlas, sabar, tawakkal dan Ridho sedangkan Alatnya adalah Zikir.

      Wassalam

  71. andri.adi said

    Assalamualaikum wr wb…

    bang tambah lagi…..
    asik banar mendangarnya…

  72. dedy muller said

    Apakah ma’rifat itu dapat diperoleh diluar ajaran Islam (dicontohkan oleh Nabi Muhammad) seperti di agama semit lain atau ajaran spitual dari India (Hindu, Budha) ,cina(tao) atau ajaran lokal seperti kejawen ?

    • @Dedy Muller

      Mas Dedy….Tentunya Allah itu adalah Tuhan yang Esa dan ke Maha Besaran-Nya meliputi sekalian Alam dan meliputi setiap Agama apapun. Allah lah yang menguasai tiap2 segala sesuatu, sehingga tiada yang mustahil bagi siapapun untuk mendapatkan Ma’rifat itu, jika Allah sudah menghendaki-Nya. Dan jika Allah menghendaki bagi seseorang untuk mendapatkan Anugrah berupa Ma’rifat, maka Allah akan menuntun serta membimbing jiwa2 mereka kepada Nur-Nya dan yang pada Akhirnya akan membenarkan serta mengimani “Islam Indallah” sebagai pedomannya….
      Ya…ya…ya… “Islam Indallah” bukan “Islam Indannass”

      • Kangdudung said

        Ass..
        Ikut sharing,
        Sepanjang pengetahuan saya, mari’fat itu bisa saja ada diluar tradisi Islam, tapi paling puncak hanya sampai sebatas alam sifat, yakni Hayah Allah yang oleh tradisi hindu disebut Atman, dalam tradisi Budha (Zen Avesta) biasa disebut Tao.Dalam tradisi2 tersebut Hayah itulah yang merupakan Dzat Allah. Sementara dalam Islam Dzat Allah adalah Yang berbeda dari segala sesuatu, dan merupakan Misteri Mutlak. Tidak terdefinisikan, tidak ada rasa, atau lebih tepatnya berbeda dengan rasa2 yang telah dan mungkin diketahui, hanya bisa diibaratkan. Yang Dzahir sekaligus Bathin, Yang Awal sekaligus Akhir, Yang Diam sekaligus Sibuk. Tidak ada kata dan…, karena kata dan menunjukkan adanya jeda, adanya jeda menunjukkan adanya jarak, adanya jarak menunjukkan adanya ruang dan waktu, padahal Allah meliputi ruang waktu.
        Allah dekat nggak menempel, Jauh nggak berjarak, apa sebutannya? kebingunan mutlak ! Yang ada hanya kelu…

      • lorMuria said

        @Kangdudung
        Menarik sekali ulasan Panjenengan tentang Puncak Ma’rifat agama selain Islam…
        Bagamana penjelasan saudara tentang Puncak Ma’rifat dikalangan kejawen yang disebut dengan istilah “SUWUNG”?? apakah sama atau beda dengan “kelu” ???
        mohon pencerahannya
        Salam slumun slamet
        Rahayu

        Salam Kasih sayang Allah untuk Mas PJ sekeluarga

      • @Mas Muria

        Salam Berkah Rahmat Allah dalam Cinta KasihNya semoga tercurah kepada Mas Muria sekeluarga

      • lorMuria said

        amiin…Yaa Rabbal Alamin.
        🙂

  73. Burung terbang dengan dua sayap…
    Ruh melayang dengan dua dzikir: jahri dan sirri

  74. herman wahin said

    salam kenal,
    Awwaludin makrifatullah, dari “Dia” kembali pada “Nya” tebungkus lautan “Cahaya diatas Cahaya” Itu sebaik-baik tempat kembali.

  75. Kangdudung said

    Ass..
    Sahabat Lor Muria,
    Dalam tradisi kejawen ada istilah “papat kalima pancer”. Secara jasadiah, kita manusia itu berasal dari unsur yang empat, yakni air, api, udara, dan bumi dan pancernya adalah cahaya matahari yang meliputi keempat unsur. Secara ruh, ada empat unsur yakni, Ilmu (termasuk sama’ dan bashar), hayah, kalam, dan qudrah-iradah. Keempat sifat ini merupakan pancaran dari Dzat yang wujud, qidam, mukholafatul lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniah.
    Mengenai istilah kelu, secara esensi bisa jadi mirip dengan “suwung” tapi bisa juga tidak. Namun dalam tradisi kejawen ada istilah manunggaling kawula-gusti. Dalam alam kelu tidak ada istilah itu, karena sudah tidak ada kawula, jadi tidak ada kata manunggal karena yang ada hanya Gusti. Tiada yang maujud kecuali Allah, kemanapun kamu menhgadap disitulah wajah Allah. Bagaimana mungkin sesuatu yang wujud bisa manunggal dengan yang tidak wujud?
    Yang bersaksi, menyaksikan, dan sisaksikan hakekatnya Allah saja.
    Sahabat Lor Muria,
    Semua wacana ilmu tidak akan memberikan manfaat apapun kalau tidak diiringi dengan rasa. Makanya kita harus terus bergerak menuju samudera rasa yang berbeda sama sekali dengan rasa2 yang pernah ada. Dalam samudera rasa di alam “kelu” tidak ada rasa sakit, sehat, sedih, kecewa, senang, bahagia, baik, buruk dan rasa2 lainnya.
    Saya hanya bisa mengibaratkan, air hujan yang berasal dari samudera melalui proses sublimasi dibawa angin melalui awan dan turun digunung2. Dari gunung turun ke lembah-lemabah menuju sungai yang bergerak terus melalui desa2, kota-kota, dan terminal-terminal lainnya untuk kembali ke samudera. Apakah sama rasa air hujan, gunung, sungai dengan air samudera? Tentunya berbeda kan?
    Silahkan sahabat Lor muria untuk menyimaknya…

    • lorMuria said

      Ass. Kangdudung
      Menarik penjelasannya..
      ….dalam tradisi kejawen ada istilah manunggaling kawula-gusti. Dalam alam kelu tidak ada istilah itu, karena sudah tidak ada kawula, jadi tidak ada kata manunggal karena yang ada hanya Gusti. Tiada yang maujud kecuali Allah, kemanapun kamu menhgadap disitulah wajah Allah. Bagaimana mungkin sesuatu yang wujud bisa manunggal dengan yang tidak wujud?
      Yang bersaksi, menyaksikan, dan sisaksikan hakekatnya Allah saja.
      —————————
      menurut pemahaman saya istilah manunggaling kawulo-gusti awalya ada 2 unsur yaitu kawulo dan gusti. kemudian kawulo yang melebur kedalam gusti, melebur lenyap dan manunggal. manunggal artinya hanya Tunggal, jadi yang ada hanya kaTunggal-an, ke-ESA-an, yang ada hanyalah AKU. Yang bersaksi,menyaksikan dan disaksikan hakikatnya hanya satu AKU.

      sedangkan ayat: kemanapun kamu menhgadap disitulah wajah Allah…
      dsini malah masih ada 2 unsur yg belum manunggal, masih ada aku dan AKU, kamu/aku (yg menghadap) Allah (yg dihadap). Baru ketika aku yang menghadap ini melebur (FANA’fillah) dalam Liputan AKU hingga lenyap dan Kekal (BAQO’billah) maka yang ada Hanyalah AKU, Yang AHAD,Yang Tunggal, YAng MAHA ESA, Yang Maujud adalah hanyalah AKU.Yang bersaksi,menyaksikan dan disaksikan hakikatnya hanya satu AKU.

      Hu Allah Al-Ahad, HuwalAwwalu walakhiru wadzahiru walbatinu Al-Qodimu mukholafatul lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi…

      itu pemahaman saya ttg kemanunggalan…(antara bahasa jawa dan arab)
      hanya saja yang dialami tiap orang mungkin berbeda / belum sepenuhnya mencapai seperti teori tsb, dan hanya mengira-ira /mengada-ada.
      kalau ada yg salah mohon pencerahannya
      wassalam

      • Kangdudung said

        Ass..
        Sahabat Lor Muria,
        Seperti yang telah saya katakan sebelumnya secara esensi, mungkin antara alam “kelu” (istilah saya aja, bukan istilah arab) dan alam “suwung” bisa jadi sama, tapi bisa juga tidak. Jadi saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan sahabat, apabila manunggal itu terjadi dalam alam ahadiyah, yang berbeda hanyalah gradasi pemahaman dan apa yang dirasakan (pengalaman).
        Saya hanya ingin sharing, bahwa pencarian manusia menuju Allah, kalau dianalisa itu bergerak melalui 4 tahap.
        1. Tahap hamba menuju Allah
        2. Tahap hamba beserta (dengan) Allah
        3. Tahap hamba dalam Allah
        4. Tahap hamba atas nama Allah
        Kalau berbicara mengenai istilah manunggaling itu berada dalam tahap ke 2, sedangkan “kelu” atau “suwung” berada dalam tahap ke 3.

    • Alam Rasa said

      Salam Kasih
      Senyum dari hati untuk saudaraku Pengembara Jiwa dan ALL

      @Kang Dudung dan Lor Muria

      Perkenankan aku ikut sharing dalam diskusi yang menarik ini.
      Dalam pernyataan Kang Dudung dijelaskan: “Semua wacana ilmu tidak akan memberikan manfaat apapun kalau tidak diiringi dengan rasa”. Apakah rasa itu? Ada banyak rasa yang kita alami, sehingga sering ada kerancuan dalam penggunaan istilah tersebut.

      Pertama, ada “rasa” dari kelima indera fisik kita. Dengan pengertian ini kita “merasakan panasnya api”. Rasa ini bukan perasaan di hati melainkan di kulit, sebagai salah satu dari lima indera fisik kita. Dengan pengertian yang sama kita “merasakan pedasnya makanan”. Rasa di sini adalah rasa dari lidah sebagai indera pengecap.

      Kedua, ada “rasa” dari saraf tubuh fisik kita, sehingga kita “merasa lapar”, “merasa haus”, “merasa nyeri”. Bila kita perhatikan dengan cermat tidak ada bagian dari 5 indera fisik kita yang dapat merasakan perasaan itu. Rasa lapar dan haus dapat kita rasakan karena ada organ dan saraf perasa di dalam tubuh fisik dan di luar 5 panca indera kita. Tetapi rasa-rasa seperti ini masih tetap merupakan rasa dari tubuh fisik kita, dan bukan perasaan dari hati.

      Ketiga, ada “rasa” dari pikiran sehingga kita bisa mengatakan “merasa bosan menunggu” atau “merasa tidak senang” kepada seseorang. Rasa bosan itu lebih terkait dengan pikiran kita dan bukan perasaan hati yang sebenarnya.

      Keempat, “rasa” dari emosi. Itulah yang dimaksud ketika kita “merasa marah”, “merasa benci”, atau “merasa sedih”. Rasa ini juga bukan perasaan dari hati, tapi dari emosi atau dari solar plexus, atau ulu hati. Apabila cukup memperhatikan, kita dapat merasakan bahwa setiap kali kita marah, atau mempunyai emosi negatif, apalagi secara berlebihan, ulu hati kita merasa tertekan. Emosi sangat sering disalah artikan sebagai perasaan hati. Pada umumnya, emosi adalah hal-hal jelek seperti: marah, benci, sakit hati, jengkel, tidak puas, iri, dengki, dsb. Jeleknya, setiap kali kita mempunyai emosi negatif, kita juga membuat kotoran di hati. Apabila tidak dibersihkan, lama kelamaan kotoran yang ada di hati kita menjadi menumpuk.

      Kelima, “rasa” dari hati yang sebenarnya, adalah hal-hal baik yang muncul dari hati, seperti: kasih tanpa pamrih (seperti kasih seorang ibu kepada anaknya), tenang, damai, indah, bahagia, dsb. Semua perasaan yang muncul dari hati akan membuat hati merasa lebih ringan, mengembang, dan bahagia. Inilah ciri khas perasaan hati. Yang meledak-ledak kebanyakan adalah emosi.

      Karena hati adalah pusat perasaan-perasaan baik dan indah, maka dengan sering menggunakan hati dalam setiap kesempatan, kotoran-kotoran yang telah ditumpuk sebelumnya akan berkurang.
      Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, kita akan dipenuhi oleh perasaan tenang, damai, bahagia, dsb. Dan sudah tentu berdoa dan sholat akan jauh lebih khusyuk dan indah. Hanya melalui kepasrahan total, serta bimbingan dan bantuan Allah SWT, hati akan dapat terbuka sehingga dapat menerima berkat/rahmat Cahaya dan Kasih-Nya dan terhubung kepada-Nya. Selanjutnya, silakan….”no comment”.

      Demikian, sedikit sharing untuk menambah wawasan tentang arti “rasa”, mudah-mudahan dapat bermanfaat. Silakan dilanjutkan diskusinya.

      Salam Asih, Asah, Asuh.

      • @Alam Rasa

        Salam Kasih kembali untuk saudaraku Alam Rasa, Berkah Allah semoga senantiasa terlimpah atasmu wahai Saudaraku yang Arif.

        Monggo…..Mas, di lanjutkan… Pencerahannya…!!!

        Salam Hangat,

      • lorMuria said

        @Alam Rasa
        Makasih mas AlamRasa atas pencerahannya….saya setuju2 aja dengan pembagian Rasa diatas…
        Sedikit saya menyambung dan memperjelas aja. Kalau rasa no 4 dan 5 itu sebenarnya ada pada Hati (Qolb).Hati yang pada tataran ini disebut yang bolak-balik (Qulub)/ mempunyai SIFAT berbolak-balik antara Sifat kebenaran dan Sifat kebatilan. karena Hati disetir oleh dua Kutub, pertama Kutub Nafsu dan kedua Kutub RUH. dan semua itu secara lahir timbul di Uluhati, RUH tepatnya secara ruhani timbul di Pintu Ruhul ‘Idhofi ya di uluhati.
        Ketika Hati sudah tunduk kepada Ruh maka hati akan menerima Getaran2 dan Rasa Ruhani/Ilahiah, Getaran dan Rasa dari Sifat2 Allah.Sehingga timbul Kesadaran Ruhani/Ilahiah.
        Sedangkan Hati yang tunduk kepada Nafsu maka akan menerima Getaran2 dan Rasa Sifat Syaitan yang batil. sehingga Kesadaran KeTuhanan tertutupi Sifat2 Syaitan seperti mudah emosi,rasa irihati,dengki,hasud,Ujub, Sombong dll.

        Maka selama masih dalam Getaran, Rasa dan kesadaran Hati, belumlah kita bisa merasa aman, karena dalam SEKEJAB hati akan ber bolak-balik mengikuti NAKODA-nya. Itulah mengapa setiap diakhir rekaat Sholat Nabi berdo’a Yaa Muqollibalqulub tzabbit qolbi ‘alaa dinik.

        Raihlah kesadaran Ruh, sebagai modal awal Ma’rifatullah

        KESADARAN AKAN RUH AWAL MENGENAL ALLAH

        salam salam salam

      • Alam Rasa said

        @Pengembara Jiwa

        Semoga berkat/rahmat Allah menjadikan kita semakin mengasihi Allah, menjadi lebih dekat lagi kepada-Nya, dan semua yang kita lakukan menjadi semakin sesuai dengan kehendak-Nya.

        @Lor Muria

        Dalam pemahamanku rasa dari hati dan emosi itu berbeda. Hati (Qalbu) adalah pusat perasaan halus yang tidak dapat dilihat dengan mata, namun secara lahiriah terletak di tengah-tengah dada. Sedangkan rasa emosi terletak di ulu hati (di bawah dada). Cobalah perhatikan dengan seksama, ketika kita merasa bahagia, tenang, damai, kita merasakan bahwa dada (tengah-tengah dada)kita mengembang. Cobalah sentuh tengah-tengah dada kita, ada sensasi yang lndah di situ. Sebaliknya bila kita marah perhatikanlah ulu hati kita seperti tertekan.

        (QS Al Hajj:46) maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

        Pada beberapa ayat dalam Al Qur’an ada disebutkan tentang “menutup hati” atau “mengunci hati”. Dalam beberapa hadits juga ada disebutkan tentang “mengotori hati”. Ini dapat diartikan bahwa yang mengotori dan menutup hati adalah sesuatu yang dari luar hati bukan dari hati itu sendiri.

        Demikian pula tentang Ruh kita yang berada di dalam hati kita dan secara lahiriah berada di tengah-tengah dada, bukan di ulu hati. Walaupun secara hakikat, Ruh kita selalu berada di Alam Ruh, namun karena Ruh tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, maka Ruh kita, berada di 3 tempat secara bersamaan, yakni: di Alam Ruh, di atas kepala kita, dan di dalam hati kita.

        Demikian pemahamanku saudaraku Lor Muria. Dalam pengertian tentang hati kita agak berbeda ya? Tak apa, perbedaan adalah rahmat. Tapi aku sangat setuju tentang “Raihlah kesadaran Ruh, sebagai modal awal Ma’rifatullah”.

        Salam Asih, Asah, Asuh.

      • truthseeker08 said

        @Lor Muria & Alam Rasa

        Semakin menarik dan mencerahkan diskusi anda (LM & AR) dengan Kang Dudung (KD).
        Saya ada saran untuk membantu agar pemahaman kita akan istilah yang digunakan menjadi lebih terang.
        1. Saya melihat ada keterbetasan bahasa (Indonesia) dalam menjelaskan arti “rasa”, krn bahasa Indonesia tidak membedakan Rasa (taste) dengan Rasa (feeling). Saran saya ketika masuk ke problem ini gunakan bhs lain (Arab atau english).
        2. Kemudian juga ketika kita bicara hati maka lagi2 bahasa Indonesia terbentur. Ada hati secara fisik/materi ada hati yang non-materi. Pada istilah hati yang meteri pun bahasa Indonesia berbeda dg bahasa2 lain. Heart = Qalb, kita salah mengartikan sebagai hati (liver). Sehingga ketika saudara AR menyebut ulu hati saya agak bingung apakah yg dimaksud adalah ulu jantung (qalb)?, dan juga apakah istilah ulu hati dikenal oleh bangsa lain (universal)?.
        3. Saudara AR mencoba membedakan antara emosi dengan hati. Menurut saya penjelasan dari LM telah cukup melingkup dan menjelaskan dan membedakan peran dari Jiwa dan Ruh.
        Dalam pemahaman saya Emosi dan hati adalah satu kesatuan yang disebut dengan “perasaan”, yang mana di dalamnya termasuk perasaan yang positif maupun negatif. Sesuai dengan firman Allah bhw Jiwa mempunyai potensi kebaikan dan juga keburukan. Sedangkan Ruh hanya mempunyai potensi baik/benar yang kita sebut juga dengan Fitrah/Nurani. Fitrah dan Nurani adalah kumpulan dari nilai2 kebenaran.
        Semakin dalam kita mengenali diri kita maka akan semakin jelas mana yang (hati) Nurani dan mana yang Hati (perasaan).

        Wassalam

      • Alam Rasa said

        @Truthseeker

        Terima kasih atas sarannya. Memang dalam bahasa Indonesia istilah “rasa” digunakan secara umum, tidak dibedakan antara “taste” dan “feeling” (Bhs. Inggris). Oleh karena diskusi kita dalam bahasa Indonesia, maka aku mencoba mengelompokkan istilah “rasa” berdasarkan asal dari timbulnya “rasa” tsb, agar yang membaca tidak keliru menafsirkan tentang apa yang didiskusikan. Penggunaan kata “feeling” untuk menggantikan kata “rasa” yang dimaksud (rasa dari hati) juga masih kurang tepat, karena ada yang berasal dari pikiran kita.

        Benar, Hati yang didiskusikan di sini adalah bukan “liver”, tapi Hati yang berada dalam rongga dada. Bukan jantung dan tidak dapat dilihat dengan mata, namun simpul energinya dapat dirasakan di tengah-tengah dada. Cobalah sentuh tengah-tengah dada kita dengan satu atau dua jari tangan. Bagaimana rasanya?

        Sedangkan tentang ulu hati yang kumaksud adalah ulu hati yang memang sering digunakan dalam bahasa sehari-hari kita (bukan ulu jantung). Emosi mempunyai simpul energi di sekitar ulu hati (di bawah dada dan di atas perut, agak ke kiri). Agak sulit menjelaskannya karena perlu digambarkan.

        Ok, aku sependapat bahwa Jiwa mempunyai potensi kebaikan dan keburukan. Tentang Ruh, sebenarnya Ruh kita masih belum sempurna, karena masih harus belajar untuk dapat kembali kepada Allah. Ya benar, semakin dalam kita mengenali diri kita, maka akan semakin jelas mana yang (hati) Nurani dan mana yang Hati (perasaan). Sebagaimana dinyatakan oleh Mas Lor Muria, “Raihlah kesadaran Ruh, sebagai modal awal Ma’rifatullah”.

        Kalau boleh aku urutkan agar mudah dipahami, dalam rongga dada terdapat Hati, dalam Hati terdapat Ruh, dalam Ruh terdapat Sir dan Hati Nurani. Hati Nurani inilah yang merupakan bagian terdalam atau dapat dikatakan inti dari Hati itu sendiri, yang merupakan percikan dari Dzat Illahi, yang tidak dapat dipengaruhi oleh apapun, sehingga selalu murni.

        Salam Asih, Asah, Asuh.

      • Kangdudung said

        Ass..
        Sahabat Alam Rasa, Lor Muria, TS 08 dan lainnya…
        Paparan mengenai “rasa” tersebut memang merupakan wacana yang mencerahkan dan didalamnya terdapat mutiara2 hikmah yang amat berharga bagi yang dapat memetiknya. Terimakasih semuanya….
        Ada ungkapan, Ketaatan tanpa ilmu adalah ngawur, Ilmu tanpa amal adalah hampa, Amal tanpa ikhlas fatamorgana, Ikhlas tanpa tauhid adalah keterhijaban.
        Hanya renungan : “seseorang mengetahui (ma’rifat) tentang sifat-sifat gula yang putih, berbutir kecil-kecil, dan rasanya manis” dia hanya sebatas mengetahui tanpa mencicipi…. Pada suatu ketika dia dihadapkan dengan satu sendok garam… dan berdasarkan ilmunya itulah gula, karena berwarna putih dan berbutir kecil-kecil, kemudian dia mencicipinya dan ternyata menurut persepsinya “manis”. “Manis” disini bukanlah manis yang sebenarnya karena dia mencicipi garam yang asin.
        Nah, rasa ma’rifat yang sebenarnya yang harus dicari dan dirasakan….., itulah mengapa saya mengatakan banyaknya wacana ilmu tanpa dibarengi dengan rasa adalah hampa… Apa bedanya dengan keledai yang membawa kitab2 dipunggungnya? tidak ada manfaat apapun, yang ada hanya jadi beban…
        Ma’af ini hanya renungan nakal doang…he he he, jangan diambil hati yaa…

        Wassalam…

      • @All

        Sungguh menarik sekali diskusi para Sahabat semua. Saya hanya mengingatkan saja bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :

        “Tidak diterima suatu perkataan kecuali disertai amal, tidak akan diterima perkataan dan amal kecuali disertai niat, dan tidak akan diterima perkataan, amal dan niat kecuali sesuai dengan sunnahku”

        Wassalamu’alaikum…

      • Kangdudung said

        Ass…
        Sahabat Wawansyah,
        Saya sepakat sekali dengan uraiannya. Makanya, saya selalu menekankan “rasa” itu untuk mengimbangi wacana ilmu. Rasa disini harus dikejar dengan amal yang sesuai syari’ah (lahir dan bathin)Islam dan dizikir yang terus menerus tiap saat, agar rasa ma’rifat benar2 merupakan rasa yang sebenarnya. Tauhid harus dirasakan dengan penyaksian bukan hanya ucapan dan pemahaman saja.
        Meskipun ma’rifat bisa dikejar dengan ilmu2 lainnya dluar Islam, tapi yakinlah bahwa itu hanya sebatas ilmu, mengenai “rasa” nya jauh berbeda, seperti kasus orang yang mencicipi gula tersebut.
        Renungan : “Ada empat orang datang kepantai untuk menikmat cahaya matahari disuatu pagi. Keempat orang tsb memakai kacamata yang berbeda2, yang satu kacamata hitam, yang lainnya ada yang pakai kacamata kuning, merah, dan bening. Coba tanyakan suasana alam dipantai tsb, pasti jawabannya berbeda2 sesuai kacamata yang dipakainya. Manakah diantara semuanya yang mendekati rasa yang sebenarnya? tentunya yang berkacamata bening.”
        Sahabat semua, selamat mencari rasa yang sebenarnya, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, Amin.

        Wassalamu’alaikum

      • lorMuria said

        Alhamdulillah…

      • Alam Rasa said

        Ass.
        Terima kasih untuk semua saudaraku, Truthseeker, Lor Muria, Wawansyah, dan Kang Dudung, yang telah saling mengisi dan mengingatkan dalam diskusi ini. Dan juga untuk Pengembara Jiwa yang telah menyediakan Blog yang sejuk ini untuk berbagi kasih. Semoga Allah senantiasa memmbimbing kita semua untuk semakin dekat lagi kepada-Nya. Amien.

        Oya, maaf Mas TS08, aku merasa agak geli kalo Kang Dudung disingkat KD. Soalnya jadi inget artis KD yang mantan istrinya Anang itu lho. Maaf becanda..he.he.

      • @All

        Assalamu’alaikum…
        Subhanallah, sungguh indah kebersamaan dalam perbedaan mengenai “rasa” yg diuraikan oleh sahabat Alam Rasa, Truthseeker, Lor Muria dan Kangdudung yang telah saling berbagi ilmu. Menurut saya apabila dihubungkan dgn rasanya gula, sudah pasti jawaban setiap orang yg sehat akan mengatakan manis rasanya, walaupun bentuknya berbeda. Demikian juga dgn rasa hati (Qalb) dlm beragama untuk mengenal Tuhannya (Ma’rifatullah) dgn jalan syari’at, tharikat dan hakikat yg bersumber dari Allah dan Rasul-Nya, semestinya setiap Muslim sama pemahamannya, seperti orang sehat merasakan manisnya gula tsb. Yg membedakan pemahaman mengenai agamanya, hanyalah kwalitas ilmu dan iman seseorang.

        Kangdudung, setelah saya merenung…jika pemisalan rasa diibaratkan dgn kacamata yg bermacam-macam, tentu saja setiap orang akan berbeda pandangannya. Hanya yg berkaca beninglah yg akan merasakan pandangan yg sebenarnya. Disini saya ibaratkan kaca mata yg bening adalah petunjuk Allah dan Rasul-Nya yg wajib dikaji dan ditelaah dgn akal yg sehat, maka akan melahirkan ilmu yg benar. Ilmu yg benar akan melahirkan pemahaman yg benar. Setelah pemahamannya benar, maka seluruh amal ibadahnya dlm memahami agama akan benar pula. Maka akan ditemukanlah kebenaran yg hakiki sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Itu hanya pendapat saya saja yg mesti dibenarkan lagi. Semoga Allah swt memberikan jalan hidayah dan petunjuk-Nya kepada saya dan semua Sahabat yg hadir di Pondok yg penuh berkah ini. Amin yaa Rabbal’alamin.

        Wassalamu’alaikum…

      • truthseeker08 said

        @Alam Rasa

        Saudara AR, ketika juga kita bicara mengenai rasa maka kita harus pilah lagi menjadi lebih detil, yaitu ada sebagai akibat (tenang, damai, bahagia, nyaman, gembira, sedih, stress, galau, gamang, dll) ada juga sensor rasa itu sendiri.
        Ternyata yang mebedakan respon rasa (akibat) bagi setiap orang bukanlah pada penyebabnya namun lebih pada respon rasa itu sendiri. Dua orang yang berbeda mengalami/melakukan hal yang sama bisa menghasilkan respon yang berbeda. Misalnya, ada yang merasa damai ketika berdzikir namun ada juga yang gelisah. Yang membedakannya keduanya adalah sensor rasa. Semakin bersih qalb/jiwa (sensor) seseorang maka semakin nyaman dia ketika diajak untuk berbuat baik & benar, dan sebaliknya mereka yang “suci” ini akan tidak nyaman ketika berbuat salah/buruk.
        Ketika kita tidak memahami ini maka kita akan terjebak pada fokus yang salah. Tidak sedikit mereka yg terjebak untuk fokus pada akibat, padahal akibat hanya akan terjadi jika sebab2nya terpenuhi. Fokus pada akibat hanya akan mendatangkan kekecewaan.
        Jadi semua yang dikeluarkan (produk) dari qalb adalah rasa. Sensor (qalb) yang baik (bersih) akan selalu menghasilkan rasa yang positif. Dengan begitu proses kita manusia bukanlah proses bagaimana untuk menjadi bahagia, namun lebih pada proses bagaimana supaya qalb/sensor ini bersih/bersinar bagaikan berlian yang memantulkan cahaya2 yang indah. Berlian juga selain indah, mulia, memantulkan cahaya, juga kuat. Sehingga menjadi suatu keniscayaan lah pada qalb/sensor yang berlian akan dihasilkan kebahagiaan, kedamaian, ketenangan.

        PS: Semoga Kang Dudung ridha dengan KD-nya… :mrgreen:

        Wassalam

      • Alam Rasa said

        @Sahabat Truthseker08

        Benar sekali yang dinyatakan oleh sahabat, bahwa “akibat hanya akan terjadi jika sebab2nya terpenuhi”. Demikian pula suatu “rasa” akan timbul bila ada penyebabnya. Rasa panas timbul bila ada api, sensornya kulit, dan diterjemahkan oleh otak. Rasa lapar, haus, timbul karena “auto control” sistem pemeliharaan tubuh. Rasa bosan timbul karena ada harapan di fikiran (otak) yang belum terpenuhi. Itu semua rasa yang timbul karena adanya suatu penyebab yang diterima oleh sensor tubuh fisik dan diteruskan ke otak, dan berhenti di otak, karena otak sudah mengerti solusi dan “respond” yang harus dilakukan.

        Bagaimana dengan rasa marah, benci, sakit hati, jengkel, tidak puas, iri, dengki, dan emosi negatif lainnya? Rasa ini timbul karena adanya suatu penyebab yang juga diterima oleh indera fisik kita dan diteruskan ke otak. Namun tidak berhenti hanya sampai otak, karena otak tidak mengerti, hingga harus diterjemahkan ke sensor rasa yang lebih dalam, yakni “Emosi”. Dan pusat perasaan emosi ini ada di sekitar ulu hati kita (tidak berbentuk fisik).

        Bagaimana dengan perasaan tenang, cinta, damai, dan bahagia? Rasa ini timbul karena adanya dua penyebab. Pertama, yang diterima oleh indera fisik kita, diteruskan ke otak, dan diterjemahkan lagi ke sensor rasa yang lebih dalam lagi, yakni “Hati”. Hati merupakan sensor pusat perasaan halus, dan baik, yang terletak di dalam (tengah) rongga dada kita (tidak berbentuk fisik).
        Kedua, rasa yang timbul berkaitan dengan “Ma’rifatullah”. Rasa ini timbul tidak melalui indera fisik dan otak kita, melainkan langsung diterima oleh “Hati” yang bersih dan terbuka lebar.

        Benar sahabatku Truthseeker, yang terpenting adalah bagaimana supaya qalb/sensor ini bersih/bersinar bagaikan berlian yang memantulkan cahaya2 yang indah. Berlian juga selain indah, mulia, memantulkan cahaya, juga kuat. Sehingga menjadi suatu keniscayaan lah pada qalb/sensor yang berlian akan dihasilkan kebahagiaan, kedamaian, ketenangan.

        Cara terbaik dan termudah untuk membersihkan Hati kita hanyalah dengan mengandalkan
        berkat dan rahmat Allah. Jadi hanya dengan berdoa memohon kepada Allah agar hati kita diberkati dan kotoran yang ada di hati beserta sampah-sampahnya dikeluarkan dari hati kita. Sebaiknya dalam berdoa, kita mohonkan dan disebutkan satu persatu semua emosi negatif kita dan juga kesalahan-kesalahan kita, memohon ampun dengan sungguh-sungguh, dan memohon dengan setulus-tulusnya.

        Disamping itu, Solat, berzikir, dan berdoa sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, menyikapi semua persoalan dalam kehidupan sehari-hari dengan keihlasan dan rasa syukur, menyadari bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik kepada kita semua, serta berbuat baik kepada sesama dan semua mahluk hidup, dlsb. Namun semua itu, memang tidak semudah kata-kata, diperlukan Ilmu yang mendalam, keinginan belajar yang terus menerus, dan yang paling penting adalah bimbingan dan hidayah-Nya.

        Terima Kasih, sahabatku Truthseeker08 atas masukannya. Semoga Allah selalu membimbing kita semua dalam “Shiratal Mustaqim”. Amien.

  76. @All

    Assalamu’alaikum…

    Ikutan sharing,
    Ma’rifatullah diluar Islam memang ada, karena setiap agama samawi yg diturunkan ke muka bumi mengajarkan tentang Tauhid. Namun dalam perkembangan sejarahnya, semua agama samawi tsb diakhiri (ditutup) dgn risalah Islam yg dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Maka dari itu, setiap agama diluar Islam semua amal-amalan para pemeluknya tentang Ma’rifatullah ibarat fatamorgana, ini ditegaskan dalam firman Allah;

    “Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan cukup dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya” (QS.An-Nuur :39)

    Wassalamu’alaikum…

  77. siliwangi said

    pemahaman tentang Allah itu hanya dibahas sampai pada titik johar awal saja sedangkan keatasnya putus tak ada yang mengetahuinya selain Allah sendiri.Setahu saya semua ajaran memiliki jalan dalam proses mengenal Sang Pencipta Alam Semesta hanya saja memang islam diberikan kemudahan/akses dalam proses mengenal Sang Pencipta/Allah lebih cepat dari yang lain ( contoh Mi’rajnya Rosululloh SAW ).

    Tak ada yang tahu sejatinya Allah karena Allah tertutup oleh Alam laesakamislihi.

    Pahami sifat 20 yang melekat pada diri , setelah sifat itu terbuka maka semua rahasia akan terkuak.

    Salam Hormat saya untuk semuanya

    • Mujahid wanita said

      Senang rasanya melihat abang siliwangi kembali memberikan pencerahan….

      Selamat datang di gubuk PJ ini bang, kami di sini menunggu pencerhan2 berikutnya dari abang….

      Salam Hormat kembali…

    • @Siliwangi

      Alhamdulillah…….
      Lama tak Jumpa akhirnya Allah mempertemukan saya kembali dengan saudaraku Siliwangi.
      Silahkan….., Mas Siliwangi di cicipi MENU yang telah tersedia dalam Pondok ini, dan semoga tak berkeberatan untuk berbagi pencerahan di dalamnya.

      Salam Ta’zim
      Salam Ta’lim

    • amd007 said

      @Kpd: Siliwangi, Salam sejahtera dan persahabatan,
      Tiada siapa bisa mengenal Dzatullah, kerana is nya memang laisakamithslihi syaiun. Ia pun bukan se lintasan “Jauhar”, ia nya niskala, hanya “Nur Illahi yang bisa mengenal Nur Illahi”, Di sini, cuba camkan baik2 makrifatullah itu bukan “mengenal Allah”, tetapi suatu, “Penyaksian”. Allah swt tidak meminta kita megenal nya, hanya sekadar menyaksikan nya sahaja. Ma’af, jikalau ada kata kata yang tidak sesuai di sini. Hamba adalah si lemah yang lemas di lautan ma’arifat yang luas, yang tiada tepi nya. Amin. Wassalam.

  78. Kangdudung said

    Ass..
    Sahabat semua,
    Dalam teori quantum, istilah materi sudah tergantikan dengan energi, dimana dalam struktur terkecil materi (quark) ternyata materi itu tidak terdeteksi lagi, karena ada dan tiadanya itu tergantung si pengamat. Jadi yang maujud adalah si pengamat! sementara alam semesta semuanya (musnah) hanyalah tafsiran dari penglihatan (penyaksian)si pengamat, bukan ada yang sebenarnya ada. Masalahnya siapakah yang melihat atau menyaksikan? Pada tahap awal dikatakan mata yang melihat, benarkah? bukankah kalau tak ada proses molekuler dari mata ke otak tidak akan terjadi pencerapan penglihatan? Kalau begitu otak yang melihat, benarkah? Bukankah segala simpton inderawi itu nantinya diterima oleh suatu benda di otak yang gelap? mana mungkin yang gelap bisa menafsirkan (menyaksikan) sesuatu, untuk memantulkan saja tidak akan mampu. Kalau begitu siapa yang melihat? dalam ilmu tasawuf yang melihat itu adalah siapa yang berada dibalik otak yakni hati,. Tapi benarkah hati? ternyata dengan cara yang sama seperti kasus mata dan otak di atas ada di dalam hati ada yang menyaksikan yakni ruh, di dalam ruh ada yang menyaksikan yakni sir, di dalam sir ada yang menyaksikan yakni sir al asrar… dan “mata-mata” lainnya sampai…… terbuka oh.. ternyata yang bersaksi, menyaksikan dan disaksikan hanyalah Allah semata. Tiada yang maujud kecuali Allah… ruh “Insan Kamil” hanyalah tabir (hijab) terakhir-Nya ….

    Salam..

  79. Assalamu’alaikum…

    Saya tertarik sharing antara sahabat Lor Muria dan Kangdudung dgn istilah tradisi kejawen ada istilah “papat kalima pancer”.

    Sepengetahuan saya istilah tsb adalah panca indera manusia yg terdiri dari rasa zhahir dan bathin. Papat yaitu empat rasa zhahir diantaranya penglihatan, pendengaran, penciuman dan emosi (ego). Kalima pancer yaitu Nafs (Rukh). Dan saya menamakan hubungan ini dgn hubungan sebab akibat antara zhahir dan bathin. Zhahir yang disaksikan ini keberadaannya tegak atas dasar bathin. Dan meskipun pada dasarnya bathin juga tersaksikan, tapi kita tidak melihatnya. Ketika kita menyaksikan zhahir, bathin juga secara aktual tersaksikan oleh kita.

    Jika seseorang penglihatan bathinnya terbuka, maka tidak mungkin penyaksian zhahirnya tidak membawanya pada penyaksian bathin; sebab wujud zhahir tidak lain merupakan bentuk dan gambaran dari wujud bathin. Jadi zhahir itu adalah bathin yang bertajalli dan memanifestasi. Karena itu, dengan penyaksian alam materi ini secara zhahir, maka bathin juga tersaksikan.

    Zhahir adalah batasan bathin. Pada hakikatnya alam bathin terbatasi dengan alam zhahir. Jika seseorang mampu dgn mujahadah nafs memecahkan batasan ini dan tidak menghiraukannya maka dia niscaya akan menyaksikan bathin dari alam ini. Sebagaimana nafs mempunyai kesatuan dengan badan, maka di satu sisi nafs memandang dirinya adalah badan itu sendiri. Namun ketika badan dari jalan penginderaannya menyaksikan nafs maka dia menyangka dirinya terpisah dari nafs, dan ketika persangkaan ini mengambil bentuk maka nafs berhenti pada tataran badan dan melupakan tingkatannya yang tinggi. Tingkatan tinggi setiap orang adalah alam mitsal dan alam akalnya. Dan nafs, ketika melupakan suatu tingkatan dari tingkatan-tingkatannya maka dia akan melupakan juga kekhususan-kekhususan yang terkhususkan tingkatan tsb dan alam yang terkhususkan untuknya; akan tetapi pada saat yang sama dia tetap menyaksikan inniyyah dan hakikat dirinya, yakni egonya. Penyaksian ini adalah daruri dan tidak dapat terpisahkan.

    Oleh karena itu, dengan terputusnya ego dari badan maka tidak terdapat lagi tirai penghalang (hijab). Berdasarkan ini, jika seseorang kembali kepada nafs dan hakikat dirinya dengan ilmu dan makrifat serta amal baik, niscaya hakikat nafs, tingkatan-tingkatannya, maujud-maujud dan rahasia-rahasia bathin alam akan dia saksikan. Demikian menurut saya, kalau ada yg salah tolong dikoreksi.

    Wassalamu’alakum…

  80. aburahat said

    Ass. alaikum W.W
    Selamat ketemu kembali. Insya Allah semua dalam keadaan sehat wal afiah dan makin mendalam pengetahuan tentang MA’RIFATULLAH.
    Dalam kesempatan ini saya ingin pendapat teman2 sekalian atas masalah yang muncul dalam pembahsan PJ. Apakah saya yang bodoh atau ada pengertian lain mengenai ma’rifatullah.
    Masalah muncul karena ada kata2 para arifbilal (termasuk Imam Ali as)
    AWALLUDIN MA’RIFATULLAH. Yang menurut pendapat saya bahwa tidak mungkin kita menyembah Allah sebelum kita mengenalnya. Imam Ali perenah berucap: “Tidak akan kusembah Allah kalau aku tidak mengenalNya.
    Kemudian dari para arifbilal juga mengatakan: KENALI DIRIMU MAKA KAMU AKAN MENGENAL ALLAH.
    Jadi kalau kita ambil kronologisnya (atau matematis).
    Mula2 kita harus mengenal diri kita. Setelah kita mengenal diri kita (tidak tau seberapa lama) baru kita bisa mengenal Allah.
    Ini berarti selama kita belum mengenal diri kita, kita belum beragama. Tolong PJ dan teman2 jelaskan. Wasalam

    • wass.
      dari sejarah lahirnya tarikat memang sudah ada 4.tatkala kanjeng nabi ingin mewedar ilmu khusus kpd keempat sahabat,Beliau menguji terlebih dahulu sahabat 4.Nanti mlm jam satu kanjeng nabi akan mewedar ilmu tersebut.jam satu kurang 2menit datang kanjeng nabi mau membaiat sahabat.dan cuma Ali yang gk mau krn kurang 2 menit.sahabat yg lain mungkin menganggap wajar krm kanjeng nabi juga manusia,bisa saja selisih beberapa menit.tapi Ali beranggapan lain.Setelah selesai dibaiat datanglah kanjeng nabi lagi tepat jam 1mlm.ternyata yg dtg duluan jelmaan syetan yg memang diijinkan untuk menguji.Krn hanya Ali yg lulus maka Ali lah yg dibaiat duluan (lahirlah tarikat satariyah).sahabat yang lain minta dibaiat ditolak Beliau.mereka disuruh tobat dulu.setelah sekian tahun barulah mereka dibaiat.Abu bakar (na;sabandi siddiqiah),umar(na’sabandi tinjaniyah0, usman (na’sabandi uluwiyah)

      makanya tidurnya Ali pun setan takut.krn beliau sudah mengenal Tuhannya dulu.sementara sahabat yang tiga dalam tobatnya harus mengenal dirinya dulu.sumber (kitab:rijalullah).mohon koreksi kalau salah.

  81. Haris Safari said

    Ass. Wr. Wb.

    Salam kenal untuk semua….cuma ada satu yang paling utama di dunia ini…mengenal ALLAH

  82. RAMASA said

    KALAU INGIN MARIFAT KITA HARUS MARIFAT RASUL DULU KARENA MARIFAT RASUL YANG MENYEMPURNAKAN MARIFATULLAH. KARENA NUR MUHAMMAD YANG KITA KENALI DULU KALAU SUDAH KENAL MAKA KENALAH YANG DIKATAKAN MARFATULLAH.

  83. mata elang said

    dari sekian banyak tulisan di atas. ada satu yang nyentel di otak. Muhammad itu hamba dan Rasul. pas banget. . .

    Alhamdulillah. . .

  84. Bayangan Allah said

    Firman Allah: “Selagi kau berada di dalam jasad maka itu akan menjadi penghalang untuk kau berma’rifat kepada Ku”. Maaf saudara ku sekelian, saya hanya membuka jalan dan pandangan.
    “Awallu din ma’rifatu llah” ertinya, awal agama rahsia Allah. Haruslah bermula degan awal ya’ni dari asas (foundasi) bina tapak dahulu, lalu tingkat satu persatu hingga sampai ke tahap ketinggian nya. Bila sampai kemuncak nya baru bisa lihat lebih jelas apa yang ada di sekeliling nya.Hanya peringatan untuk sekelian termasuk saya, Alloh adalah dzat Yang Maha Suci, justru itu, daripada manusia yang mengetahui, belajar sampai mengetahui rahsia tujuh alam. Dari itu, ia hanya menjadi ilmu pengetahuan. Kunci ma’rifat adalah mensuci diri dzahir dan bathin. Bila kedua-dua nya sudah benar-benar suci, maka di situlah Dzat Yang Maha Suci akan datang kepada yang telah suci. Jadi saudara sekelian, marilah kita sama2 mensucikan diri dan kasih mengasihi antara satu sama lain hingga menjadi ramai pandang kepada yang satu dan yang satu akan pandang kepada yang ramai. Salam sejahtera.

    • trimakasih matur nuwun pada komennya semua. Tapi bingung juga. Mensucikan diri lahir dan batin … sebenarnya diri itu dimana dan bagaimana. kalau kita disuruh mengenal diri bearti yang harus kenal dengan diri itu siapa ya… mohon pencerahan …

  85. @Saudara2ku semuanya……

    Terimakasih atas segala tambahan2 Pencerahannya.

  86. Bayangan Allah said

    Buat renungan bersama,

    Jalan ke syurga hanya lah satu
    Hanya dikau yang saja berliku liku
    Lurus dan luhur harus berlaku
    Dzat Yang Satu akan bersatu

    Jiwa yang mulia adalah pakaian Ku
    Seperti nabi2 yang terdahulu
    Pakailah engkau dengan pakaian Ku
    Akan Ku buka pintu yang satu

    Setelah terbuka pintu yang satu
    Pasti terbuka yang lagi satu
    Bertingkat tingkat jiwa yang satu
    Akhirnya kau dan Aku akan bersatu

    Berbahagialah wahai jiwa yang satu
    Puji memuji antara kau dan Aku
    Akan ku pelihara jiwa mu itu
    Akan Ku bawa pada syurga Ku

  87. amd007 said

    Berbicara tentang zat yang esa memerlukan perhatian yang khusus dan halus. Maka tidak semua orang bisa bebahas tentang tajuk ini.

  88. Bayangan Allah said

    Firman Allah: “Kami akan tunjukkan kepada mereka tanda-tanda kami dalam dunia ini dan dalam diri mereka sendiri, supaya Hakikat itu boleh terzahir kepada mereka” Al-fusilat 53.
    Firman Allah. “Kami telah buangkan hijjab dari kamu dan pandangan kami hari ini sangatlah ternag dan nyata”. Al-Qaf 22.
    Sebelum ini saya telah banyak membuka jalan tentang rahsia mengenal diri tentang ilmu mengenal diri. Bermula dengan usulludin baru berpindah kepada awalludin. Setelah itu baru bepindah kepada marifatullah. Sebelum ini saya ada mengatakan tentang zat dalam makanan, hinggakan scientist dapat mengetahui zatnya, kandungan nya rahsianya, kemahuannya dan kekuatannya. Allah telah mengizinkan mereka adalah semata untuk kegunaan manusia. Tetapi di sebalik zat itu yang mereka melihat dengan menggunakan alat yg canggih hingga terlihat nyata. Allah adalah zat yang nyata pada zahir dan zat zat yang ghoib secara bathin. Firman Allah, “Jangan kau mencari zat Ku” Jelas dengan kalamullah ini, Jangan mencari, tapi diizinkan untuk mengetahui. Tak salah jika mempelajari tentang zat Allah. Apa ertinya Zat “kuasa”. Bagaimana menyatakan zatnya, Firman Allah, “Orang yang bijak disisi Ku adalah orang yang menyaksikan kejadian ciptaan Ku”. Dah berpada kali saya mengulangi firman2 Allah. Sesiapa yang ingin sangat mengetahui tentang apakah sebenarnya Zat yang bernama Allah itu, rahsianya kehendaknya, kekuatannya, jika dizizinkan Allah maka sangat berbahagialah hamba itu disisi Allah dunia hingga akhirat. Bila tak berjaya jangan putus asa, Allah hanya menguji kesabaran kita. Firman Allah, “Sesungguhnya Aku adakan sesuatu muslhat terhadap mereka hinggakan mereka tidak ketahui”. Saya hanya berpandu banyak pada firman2 Allah dan itulahj sebagaiman Allah berfirman “Tunjukilah aku ke jalan yang lurus”. Jalan yang lurus hanya satu jalan iaitu hanya dari Kalamullah (kata2 Allah) AL-QURAN. Jangan mencari yang lain.
    Maaf saudara, lagi sekali saya sebersar zarah tiiada niat apa2 sekadar ikhlas memberi dan memberi. cukuplah hanya dgn menghargai nya.

  89. Assalamualaikum wr wb.

    Bp Pj Bgmn kbr bpk….
    Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan selalu oleh Allah Ta’ala.
    Bp Pj. minta ijin untuk nge’link’ jalan menuju makrifat.

    Wassalam
    Yogi

  90. […] sering berkumpul dengan saudara muslim ditempatku yang membicarakan masalah ke “Ma’rifatan” ya tingkatan tertinggi manusia dalam menjalani pembelajaran agama islam. Dan yang kutangkap […]

  91. amd007 said

    Suatu cara, “Jalan menuju kemakrifatan”‘ adala melupakan keadaan kita mengfanakan diri kita sendiri itu, maka berkeadaa “BaqaBillah”. Bagaimana mungkin ini di lakukan oleh manusia biasa?. Kerana ma’rifat itu bukan ilmu, ia ialah suatu keadaan akhir dari fanaul’fillah. tidak mungkin di ajari dan di pelari. Amin. Sila komentar.

  92. amd007 said

    Mensucikan diri adalah suatu mekanisme di dalam pelajaran Tasawwuf. Hanya di syorkan supaya di sini si salik, haruslah berguru, dan wajib mengambil tahu, sebahwa, mensucikan diri itu, diri yang mana satu yang mesti di sucikan?. Amin.

  93. adha said

    ass.wr.wb….
    Setiap detak jantung/nadiku aku kan Zikirkan nama allah….seolah2 aku beribadah setiap waktu….dengan itu lah aku membersih kan diriku …dan untuk mengenal diriku sendiri maka aku akan mengenal allah….

  94. zilalallah said

    Dahulu kala tiada sesuatu
    Hanya ujud Qudrat Yang Satu
    Apakah cara untuk membuktinya kuasa Ku
    Satu persatu tercipta alam Ku

    Maka Ku cipta ruh ruh Ku
    Senantiasa bertasbih atas Nama Ku
    Berjutaan tahun taat pad Ku
    Agar terkabul permintaan yang satu

    Permintaan yang satu telah ku kabulkan
    Maka tercipta awal kejadian Ku
    Di situ bermula apa yang di sembahkan
    Tanda bukti kau lah hamba Ku

    Ku jadikan mu untuk beribadah pada Ku
    Berdo’a itu adalah pendekatan kau pada Ku
    Tiada berdo’a tiada berlaku
    Sudah berlaku menjadi pertimbangan Ku

    Aku perhatikan amal amalan Mu
    Kerana sungguh2 mengharapkan Ku
    Atas kerelaan Ku aku setuju
    Maka terbukalah pintu hijab Ku

    Sudah terbuka pintu hijab Ku
    Aku setuju amalan2 Mu
    Tanda buktinya penghambaan kau pada Ku
    Menjadi engkau kekasih Ku

    Ilmu2 yang ada bukan perhatian Ku
    Kerana itu adalah haq Ku
    Yang Ku mahu amalan diri Mu
    Suci dan jujur itu pakaian Ku

    Pakaian ku itu menjadi sifat Ku
    Pada nabi2 dan wali2 Ku
    Ikutilah contoh pemimpin2 Ku
    Jalan yang lurus menuju kepada Ku

  95. zilalallah@gmail.com said

    Suatu cara, “Jalan menuju kemakrifatan”‘ adala melupakan keadaan kita mengfanakan diri kita sendiri itu, maka berkeadaa “BaqaBillah”. Bagaimana mungkin ini di lakukan oleh manusia biasa?. Kerana ma’rifat itu bukan ilmu, ia ialah suatu keadaan akhir dari fanaul’fillah. tidak mungkin di ajari dan di pelari. Amin. Sila komentar.
    Di atas adalah komen dari Amd007. Maka di sini saya huraikan maksud tersebut.
    Terlebih dahulu salamualika ikhwana muslimin.
    Ilmu ma’rifat itu boleh di pelajari, tetapi untuk mendapat ma’rifat itu tiada guru yang boleh melakukan melainkan di izinkan Allah. Ada orang di beri penglihatan seperti kasyaf, lintasan kasyaf, walaupun bukan beragama Islam penglihatan yang ghaib di izinkan Allah atas mereka.
    Sedangkan ma’rifat itu sir, ertinya rahsia. Sedangkan Allah mencipta alam ini sebanyak seribu alam. Betapa tinggi ilmu manusia yang boleh menembusi alam2 seperti ini.
    Firman: “Jika seorang hamba Aku mencintai, maka penglihatan nya menjadi penglihatan Ku,pendengrannya menjadi pendengaran Ku, segala gerak geri tangan dan kaki menjadi gerak geri Ku”. Bila kita mengatakan tentang fana, maka di waktu itu tiada ujud hamba, atau dunia yang ada di sekeliling kita, yang ujud hanya Nur Allah semata2. Tiada manusia yang dapat melihat Nur Allah, hanya di perlihatkan dengan penglihatan Nya.
    Benar kata kamu, ma’rifat bukan ilmu, ia adalah anugerah dari Allah kepada hamba Nya yang Ia redoi dan Ia yang berkehendak terhadap hamba itu.
    Allah tidak menilai seorang dengan siapa dia, apa ilmu yang ia ada, sampai kemana yg ia telah pergi atau lalui, dan bukan apa jenis ilmu setinggi mana yang telah ia capai.
    Allah hanya nilai kebenaran nya, kejujuran nya, sesucian nya, ketaqwaan nya, akhlak nya, budi pekerti nya, ketauhidan nya, kewibawaan nya, pendirian nya, keyakinan nya pada Allah dan bermacam lagi tentang ketinggian kesucian diri nya. Jika sumber2 seperti ini tiada dalam diri, jangan lagi cerita tentang ilmu kerana itu tidak akan dapat merubahkan keadaan.
    Justru itu, saudara, sucikanlah diri dengan apa yang kamu lihat dan apa yang kamu lihat dan jangan berkata jika tidak perlu. Perbanykan dzikir dan bertasbih dan beristifar agar tersuci segala nafsu amarah dan segala sifat yang jelek pada diri itu.
    Sekian dan selamat melaksanakan ibadah puasa. Maaf, sebenarnya sayalah Bayangan Allah dan sayalah Zilalallah, ertinya sama aja.

    • ass.
      ada seorang pemuda yang sangat merindukan kekasihnya nun jauh disana.karena ingin ketemunya…dia tiap hari memanggil-manggil namanya,bahkan sampai tidur pun dia mengigau selalu memanggil sang kekasih.sampai hari raya tiba sang kekasih pun pulang.akhirnya mereka pun bertemu.
      setelah bertemu sang pemuda tidak pernah lagi memanggil nama kekasihnya,karena kemana pun mereka selalu bersama.seandainya setelah bertemu sang pemuda masih menyebut-nyebut namanya,mungkin sang kekasih mulai menyebut pemuda itu gila.

  96. jabon said

    by jabon

    semoga saja kita semua di berikan hal yang terbaik .. amiien

  97. Hamba Allah said

    Assalamu ‘alaikum.

    Salam kenal Pengembara Jiwa.
    Ijin menyimak. :=)

  98. Amd007 said

    Assalamualaikum wwb.

    Kehadapan teman2 yang di cintai. Minal aidin wal faizin. Ma’f lahir dan bathin. Ma’fkan segala kekurangan pada diri saya. Muga2 di berkahi Allah swt, di hari yang mulia ini, hari kemenangan melawan hawa dan nafsu. Amin!.

  99. pencapain kemakrifatan itu bukan target, kita tidak bisa hanya belajar untuk mencapai kesana, karena itu bukan pelajaran, itu semua adalah PERJALANAN, perjalanan kita hidup di dunia ini, kita sebgai manusia tidak bisa melihat dan menilai seseorang sudah mencapai tingkatan makrifat, dengan kita berpegang pada QUR,AN dan hadis, kita akan mencapai kesana, yang utama adalah kita selalu dengan degan TUHAN, BUKAN HANYA DALAM UCAPAN, TAPI DALAM SETIAP PERBUATAN.

    maaf saudara2 klu saya salah, namanya juga ustad gemblung, ngajinya di disqotiq, ajep….. ajep…..ajep…….

  100. dwipanagara said

    Asm.ww. Kang PJ mau tanya, bisakah kita mencapai Hakikat Muhammadiyah, Nur Muhammad, dan aqal semesta dan mendapat cerminan Insan Kamil itu tanpa melalui mursyid? bisakah pancaran cahaya/nur terpuji itu kita kedapatan sedikit cipratan cahayanya tanpa melalui mursyid? Adakah Guru Sejati? dapatkah seseorang mengenal diri sejati tanpa melalui mursyid dan mendapat guru sejati? Lalu pandangan siapa yg memandang? mengapa hati merindu & mencinta jika terpandang?

    Terimakasih&Salam….

  101. Kodrat idris said

    Bismillah.Ass.War.Wab.
    Allahumma sholli ala Muhammad Wa Ala Ali Muhammad SAW
    Hati-hati mas banyak jebakan jalan kearah sana mendaki dikiri kanan ada jurang
    sekali lagi hati-hati…
    Wass…..

  102. assalam mu’alaikum salam kenal kalo boleh tahu di kota mana di kaltim? terimakasih wassalam

  103. sungguh tulisan yg amat indah..bagi mereka yg dlm pencarian,mmg amat berat tp apalagi tujuan hidup kita selain menuju ALLAH swt…semoga kita termasuk orang2 yg sabar dlm menjalaninya…

  104. Ukhty Vie' said

    Jauhilah kekufuran….

  105. sulaeman said

    maha suci kitab kitab allah swt
    takdirnya adalah kebenaran
    petunjuk nya al quran
    juru selamatnya jujungan nabi muhammad saw
    ya allah limpahkanlah rahmatmu dan berkatilah nabi kita muhammad saw amin

  106. Putra Bun ** said

    Ass…buat yg punya blog ijin mengikuti blog penuh hikmah ini..

    berdoa pada allah agar ditemukan org yang bisa membimbing sy…akhirnya sy ditemukan di blog ini…
    @pengembara jiwa…..ulun ada kirim email ke pian …

  107. Yusof Said said

    asalammualaikom…salam kenal….hamba yang ingin mengenal diri dan mengenal ALLAH..

  108. abdullah said

    Assalamualaikum pada teman2 di blog ini, terutama Kang PJ yang banyak memberikan siraman ruhani pada kami sampai ke masa ini. Muga2 Allah swt membalas pahala yang setimpal ke atas jasa2 baik nya. Amin2 Ya Rabbal A’lamin!.

  109. Ikhsan said

    Assalamualaikum !
    numpang tanya, pada usia brapa manusia mampu mencapai ma’rifat?

  110. afthon said

    SALAM KENAL…
    tulisan yang bermuara kepada rasa dan perjalanan ruhani yang bagus dan benar. amin.
    untuk ke arah tersebut hendaklah memulai mencari guru spiritual, mursyid. jika blm punya, maka berdoalah dengan sungguh2, masuklah dalam jamaah thorekoh di kota anda, dengan hati yang suci mempelajari ilmu hakekat , tekuni ilmu tersebut dengan dzikir serta wirid yang menjadikan warid. pahami bahwa sesungguhnya manusia tercipta adalah sudah menjadi hamba yang tugasnya beribadah kepada Alloh swt (sebagai bendoro/ Tuhan), kenali dirimu, kenali Tuhanmu, alam dunia adalah tempat tes atau ujian dan bukan tempat enak2 atau tempat beristirahat secara nafsu, mari sama-sama menuju pengenalan Tuhan secara Hakiki sampai sakarotul maut menjemput kita, semoga berhasil . islam adalah selamat, islam adalah pasrah kepada Tuhan

  111. wangsana said

    Assalamualaikum !

    salam kenal pengembarajiwa
    saya sangat tertarik dengan blog ini..!
    mohon ijin to menyimak.
    Wasalam.

  112. ctrah said

    salam kenal,bagus benar blog sdra ini..banyak boleh di pelajari…

  113. Tri winarsih said

    assalamualaikum, setiap kejadian adalah PELAJARAN bukan COBAAN itulah orang orang ahli sufi menjalani kehidupan ini bagaimana mas

    • Wa’alaikum salam wr,wb….

      Yayayayaya…begitulah seharusnya saudariku, bahwa pandanglah setiap kejadian2 dalam setiap keadaan disitu terdapat PELAJARAN2 Tuhan yg sangat2 berharga bagi setiap Manusia yg mau memikirkannya. Terimakasih atas masukan2nya.

      Salaaam….

  114. Assalamualaikum pak ustad.sya mw tnya…10rukun jazad tu apah?mksh sblumnya

  115. Paling bisa menyelametken diri
    Semasa hidup pun setelah mati
    Mengikut wasiat nabi
    Menuntut ilmu sampai mati

    Ilmu dimaksud ilmunyah hati
    Ilmu tauhid pondasi hati
    Iluhiat dan nabawi
    Samiyat masuk ke lubuk hati

    Awal wajib dipelajari
    Ilmu tauhid pengenal diri
    Sampai berakhir hidup ini
    Walaupun sudah jumpa ilahi

    Setelah jumpa ilahi robbi
    Semalah tinggi napsu emosi
    Berani melawan ilahi robbi
    Di saat butuh banyak rejeki

    Ilmu tauhid pelita hati
    Walau jauh wajib di cari
    Walau banyak korban rejeki
    Demi selamet napsu emosi

    Penunduk napsu dan emosi
    Ilmu tauhid peyaqin hati
    Mengenal Alloh mengenal diri
    Bisa menjaga napsu emosi

    Marah kepada ilahi robi
    Bukan berarti musuh ilahi
    Tapi kolokan saat ambisi
    Kepengen Alloh cepetan bagi

    Alloh ezat yang maha suci
    Amat sulit di serupai
    Tetapi bisa membandingi
    Pada diri kita sendiri

    Ahli ma’ripat pada ilahi
    Di ibaratkan anak sendiri
    Bila anak ada yang nyaci
    Tentu kita amat membenci

    Lebih tinggi ezat ilahi
    Dalam soal mengkasihi
    Komo pada ahli ilahi
    Wali abdal imam mahdi

    Julang memang Alloh namai
    Alloh suka pada yang muji
    Alloh benci Alloh murkai
    Bila anaknyah ada yang nyaci

    Anak bukan hasil belaki
    Ngatah anak hanya bandingi
    Begitulah Alloh menyayangi
    Ahli ma’ripat si sukses bakti

    Alloh jadikan pemberkah bumi
    Walau banyak ta ngerti
    Wali abdal imam mahdi
    Demi selamat penduduk bumi

    Di tilik dari jihat ngargai
    Pun pengertian menghormati
    Alloh padanyah memberkahi
    Pemberiannyah menjadi saksi

  116. apakabar Saudaraku ? kenikmatan-kenikmatan itulah yang kurasakan dalam perjalanan kehidupan ini aku hanya bisa tersenyum memandang semua kejadian diduninya ini. semoga saudaraku begitu juga

  117. ririn_lapindo said

    Assalamualaikum
    Alhamdulillah, sudah menemukan dan membaca tulisan anda.
    Perjalanan menuju makrifatullah sangat berat, tapi siapapun yang ingin berjalan ke sana, semoga Allah memberikan jalan. Sudah lama (mungkin sudah lebih 8 th) aq mencari mursyid tapi masih penuh tantangan (apa karena aq seorang wanita? entahlah..). Semoga saudara bisa membantu saya. Dam semoga Allah memberikan balasan kebaikan yang paling baik dari Nya untuk anda.
    Wassalam, trimakasih

  118. ririn_lapindo said

    Assalamualaikum
    Pak PJ & teman2 yang dicintai ALLAH, mohon bisa berbagi alamat mursyid , ini email saya: ririn_lapindo@yahoo.co.id . Saya berdomisili di malang selatan.
    Trimakasih, wassalamualaikum wr. wb.

    • mursyid ada di dekatmu…

      • ririn_lapindo said

        Assalamualaikum saudariku Fatimah,
        ALHAMDULILLAH…aku sangat bersyukur dan terharu.
        Telah lama kucari, rumah dan sumber kehidupanku. Mohon , sudilah kiranya saudariku membimbing diri yang masih bodoh ini, untuk menemukannya…
        Wassalamualaikum wr wb.
        Trimakasih banyak.

      • Wa’alaikum salam. wr. wb
        tidak ada ciptaan Tuhan yang bodoh atau tidak sempurna…
        semua ciptaan Tuhan itu sempurna, tinggal bagaimana raga kita ini menjadikannya untuk lebih sempurna,,, klw engkau ingin bertemu mursyid, dia sangat dekat sekali denganmu, tak mudah engkau menemui mursyid, sebelum engkau menemuinya, bersihkanlah dahulu diri dan ragamu, stelah itu syahadatullah lah engkau, dan setelah itu janganlah engkau mempermainkan ilmu ma’rifatu allah. itulah yang paling penting.

      • ririn_lapindo said

        Assalamualaikum wr.wb.
        Mohon beritahukanlah padaku, hal pertama apa yang harus kulakukan untuk membersihkan diri dan ragaku.
        Trimakasih banyak.
        wassalamualaikum, wr.wb

      • yang paling penting itu dan yang paling utama adalah yakinlah engkau kepada dirimu sendiri… karna tidak mudah bagi ciptaan Tuhan untuk belajar ilmu ini. tak banyak orang mengartikan ilmu ma’rifat yang hakikinya, tapi banyak orang yang memandang ilmu ma’rifat hanya sebatas tahu dan mengerti mereka tidak merenungkan, dan menelaah arti tujuan ilmu ma’rifat ini. dan ilmu ini tidak untuk d umbar-umbarkan…

      • ririn_lapindo said

        Trimakasih. Kadang mungkin sering, aq ragu2 terhadap sesuatu yang kulakukan. . Aku memang harus tetap berjalan dan mencari tanpa boleh putus asa.

      • iya, keraguan tidakk akan mengantarkan engkau untuk bertemu muryid, jadi teguhkanlah keyakinan engkau, agar engkau dapat bertemumursyid yang haq al-haqiqi. tetap semangat dan teguhkanlah keyakinanmu…

      • ririn_lapindo said

        Alhamdulillah. Semoga ALLAH meridhoi qu, dan senantiasa menunjukkan jalan yang lurus..aminn. Mohon doanya. Trimakasih banyak.

      • iya alhamdulillaah amiin….
        assalamu’alaikum. wr. wb

  119. none said

    mantaf dan mantaf smuanya tetaplah sharing gunakanlah HURUF HATI dan KALIMAT HATI…biar adem sharingx…good luck

  120. sang pencerah said

    Dengan kesadaran, kesabaran & keyakinan hati bahwa untuk mencapai apapun tujuan kita, di setiap jalan yg kita tempuh akan penuh dengan kesulitan2…oleh karena itu diperlukan niat & usaha yg sungguh-sungguh serta iringan doa, semoga kita akan menemukan/diberikan kemudahan2 dari Allah swt…amin

  121. muslimin said

    silahkan kirimkan artikel yang berhubungan dengan makrifatullah pada email

  122. salik said

    assalamualaiqum

    bagus banar berataan tulisan hati kekawanan disini,
    asing-asing nya saling melengkapi,
    mudahan diridha Allah,
    mudahan takumpul salamatan dunia akhirat sabarataan..
    buat yg punya blog, jazakallah…

  123. hari said

    tambah panjang dan dalam dong ulasannya.ciri2 org menuju marifat

  124. Af Hidayat said

    Aslm. Alhamdulillah… mudahan saya tambah paham dan mengenal Allah sebaik-baik pengenalan.

  125. M Safrudin said

    Asslamu’alaikum wahai saudaraku PJ,salam kenal dan salam keselamatan untuk kita semua, amiiin…..
    Berdasarkan “Awwaluddin ma;rifatullah” saya berpendapat bahwa “Orang-orang yang belum mengenal siapa yang bernama Allah itu sebenarnya,bisa dikatakan bahwa mereka itu belum beragama”. dan berdasarkan “Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu” saya berpendapat bahwa “Barangsiapa yang telah mengenal akan diri sebenar dirinya,maka pasti ia telah mengenal akan yang bernama Allah sebenarnya”. terima kasih wassalam….

  126. M Safrudin said

    Alhamdulillah,,,,, ternyata masih banyak saudara2ku seiman yang tetap terus berusaha untuk mencapai maqam MA’RIFATULLAH semoga semua upaya kita dapat dicapaikan oleh-Nya amin,Namun perlu kita sadari bahwa hanya sedikit sekali yang bisa mencapainya,sebab itulah baginda Ali Karramallahuwajhah sering berdo’a agar termasuk dalam golongan yang sedikit tsb.Seorang wali kutub berkata kepada sya,bahwa golongan yang sedikit itu hanya 25% saja dari seluruh umat manusia sejak jaman nabi Adam as sampai usia dunia ini berakhir dan ketahuilah bahwa SELAMAT DUNIA SAMPAI AKHIRAT adalah PERJALANAN,maka itu janganlah kita berbangga hati dulu sebelum MA’RIFAT KITA KEPADA ALLAH itu dapat terbukti di sakaratulmaut nanti,karena disaat itulah PENENTUAN betul atau tidaknya MA’RIFAT kita,dalam artian disaat sakaratulmaut nantilah kita baru tahu bahwa SELAMAT atau TIDAKnya kita untuk memasuki GERBANG ALAM AKHIRAT karena RASUL telah mengajarkan kita untuk selalu berdo’a ALLAHUMMA HAWWIN ‘ALAINA FI SYAKARATILMAUT dst….. terima kasih wassalam……

  127. […] MENUJU MA’RIFATULLAH […]

  128. hendra said

    SURYA KAL-TENG

    Salam kenal mas….

    Allah/Muhammad sebuah nama sebenarnya diri mim ha mim dal ujudmu seperti ahmad klu kau sampai ketahap ini maka setiap bulu kuduk mu akan meneriakan anal haq aku adalah tuhan.

  129. ass. wr. wb. pada tahap 1 setiap orang harus memenuhi janji Allah sbgmn Al Quran surat : 60/2 , 13/20-22 , 6/151-152 yaitu musyrik, mencuri (kurupsi saat ini ) , berzina (selingkuh saat ini), membunuh anak-2 ( menterlantarkan anak-anak saat ini ), berbuat dusta / berbohong ( baik tangan maupun hati ), tidak mendustakan berbuat yg baik , jujur/amanah, sabar , shalat, sedekah , menolak kejahanan dengan kebaikan, berbuat baik kpd orang tua, tdk melakukan berbuatab keji baik scr nampak maupun sebunyi/berprasangka buruk dlm hati ) , jangan mendekati harta anak yatim, menakar timbangan tidak benar, ingkar janji/ penuhi janji Allah.
    demikian dari orang rendahan

  130. afni octavia said

    assalamu alaikum wr.wb…salam kenal pa’PJ… membaca tulisan anda membuat saya berurai air mata…mohon doax agar sy bisa memahamix lebih dlm lg. mohon ijin numpang belajar,makasih ‘ assalamu alaikum

  131. nurmanm20@yahoo.com said

    rasa manis,pahit,asam gurih,pedas,sudah kurasakan semua dlm hidup ini….ternyata hidup ini beraneka rasa…

  132. anda bertanya kami menawab,,,

  133. erwin said

    saya mungkin mash sebatas sariat tp saya msh byk yang ingin ketahui tentang hakikat apalagi magrifat… saya mau tanya apakah apabila seseorang sudah mencapai tahap hakikat … dia tidak blh meminta rizki dari alloh cuma menerima saja apabila meminta seseorang itu di sebut kufur nikmat… itu yang saya dengar dari seseorang teman terima kasih semg alloh merahmati kita semua. wss

    • Hamba ALLAH. said

      Dalam tahapan hakekat,kita sdah merasa kaya akan nikmat Allah,secara otomatis apa yang didapat itulah yang terbaik.Dan hanya mengharap akan ridhoNya.semakin kita tinggi imannya maka smakin tinggi pula godaannya.iblis selalu bisa menyamai kekuatan iman seseorang kecuali dalam batas yang Allah kehendaki.Allah humma firlahu.

  134. anton said

    klo menurut saya jgn jauh2,semuanya ada pada diri kita sendiri……………….man arofa nafsahu fakod arofa rabahhu…….

  135. radhil daeng amahoseya said

    rHadiL kalimantan barat(pontianak)
    jika ditela’ah dalam2 TIDAK akan ada batas nya..
    untuk dapat uang aja kita harus bekerja baru dapat uang..
    jadi untuk mengenal allah harus berusaha karna masih banyak yg harus kita KAJI didalam diri..
    jangan putus asa sobat muslim untuk mengenalnya karna DIA selalu ada didalam diri kita..

  136. rahman said

    ass. salam kenal keada PJ saya Abdul Rahman asal kaltim ingin mencari mursyid yg bisa membimbing saya menuju marifatullah lewat online krn selain saya seorang pegawai yg tidak boleh meninggalkan tugas/ daerah sehingga sy mau mencari seorang mursyid yg tidak diragukan ilmunya dalam hal ma’rifatullah selain iitu saya baru pemula dan saya khawatir selama sy melaksanakan shalat bukanya Allah yg sy sembah tapi nantinya syetan yg sy sembah karena sy tidak/ belum mengenal Allah secara nyata.. mhn petunjuknya

  137. Mukarromah said

    Ass… Mas PJ, saya senang dengan penjelasan yang anda berikan dan itu membuat saya sedikit faham dengan jalan yang seharusnya ditempuh bagi hamba yang senang mencari jati diri sebagai kawula, dan Gusti Allah sebagai tempat berlabuhnya kepasrahan secara mutlak. Mudah – mudahan hal ini menjadi bekal bagi kami untuk meniti jalan yang seharusnya ditempuh bagi setiap hamba. Aamiin

  138. Hasan said

    Ass…trims jadi terbuka wawasannya ya di sebuah media share yang luar biasa ini,pada dasarnya proses semua sama dalam tahapannya semua perjalanan iman tetap harus ada pembimbingnya untuk mengarahkan dalam mencari ilmu yang hakiki dan guru sejati, tapi pengalaman ketika kita menggapainya yang cenderung berbeda, karena itu jauh diluar logika sangat sangatlah jauh semuanya terbuka ketika satu dengan yang lain sudah mencapai tahapan perjalanan iman dengan tempaan bathin yang sama….mohon pencerahannya saya ingin sharing via email,makasih

    • gusbro said

      kalo sedulur hasan ingin mengetahui samudra maha luas gusti Allah, jalan yg ditempuh mengkaji lewat tauhid

  139. Siti Prihatin said

    Assalamualikum wwb.
    saya ikut menyimak tks

  140. gusbro said

    illahi anta maqsudi, waridloka matlubi, walillahi masriqu wal maghribu fa ainama tuwallu fastama wajhullah, innaloha wasi’un alim, awwaludini ma’rifatullah awwalu wajibin a’lal insani ma’rifatu illahi bistiqonin, monggo dulur sowan jama’ah tauhid

  141. Iwan Setiawan Setiaki said

    Salam Gusbro,…memang secara teori benar yang Gusbro sampaikan,..kawitane kang wajib ingetane manungso ngaweruhi pengeran kelawan nyoto,…yang ingin saya tanyakan pada Gusbro ” apa yang awal mulanya yang diwajibkan untuk melihat Dzat Alloh ? bagaimana caranya,..? mohon sudi kiranya untuk memberikan penjelasan saya.

  142. Kegelapan yang menutupi mata hati menyebabkan hati terpisah daripada kebenaran. Hatilah yang tertutup sedangkan kebenaran tidak tertutup. Dalil atau bukti yang dicari bukanlah untuk menyatakan kebenaran tetapi adalah untuk mengeluarkan hati dari lembah kegelapan kepada cahaya yang terang benderang bagi melihat kebenaran yang sememangnya tersedia ada, bukan mencari kebenaran baharu. Cahayalah yang menerangi atau membuka tutupan hati. Nur Ilahi adalah cahaya yang menerangi hati dan mengeluarkannya dari kegelapan serta membawanya menyaksikan sesuatu dalam keadaannya yang asli. Apabila Nur Ilahi sudah membuka tutupan dan cahaya terang telah bersinar maka mata hati dapat memandang kebenaran dan keaslian yang selama ini disembunyikan oleh alam nyata..disinilah insyaallah ma’rifatullah sudh tertanam dlm hti kita..

  143. Ari said

    Lg cari seorang guru untuk bisa membimbing belajar syariat, tarikat, hakikat, makrifat. Klo ad referensi guru di daerah Cirebon atau Bandung di mana ya PJ??

  144. Khaerul anwar said

    ass.wrh.wbrkth..sungguh suatu pencerahan yang sangat menarik untuk dismak .. trim mas PJ ..

  145. Assalamu’alaikum wr.wb……Subhanallah……alhamdulillahhirobbil’aalamiin………,sebelumnya saya ucapkan,terimakasih banyak atas semua tausiahnya,,,sungguh sangat menarik dan indah bgt,,,seandainya saya pribadi,,bisa mencapai,,,keimanan,,dalam hakikat keyakinan hakiki,,,aamiin…………………

  146. al-fakir said

    Memang selama ini kita semua adalah lalai karena hanya mempelajari syariat yang dapat diibaratkan sebagai pakaian, namun apabila kita hanya merawat baju dan badan tidak dirawat itu berarti sama dengan omong kosong. sekedar saling mengingatkan bahwa ilmu ma’rifat berada dalam hati kita seperti ucapan Al Alamah KH. Abdul Zaini (guru ijai) bahwa hati itu terdapat zat dan zat tersebut adalah tersembunyi dan didalam zat yang tersembunyi itulah terdapat ma’rifat,
    belajarlah untuk dapat mengikuti kata hati bukan jasad atau raga karena hatilah yang menggerakkan raga. contoh kecil bahwa hati ingin mengajak sholat namun secara langsung raga menolak dengan dalih nanti aja ah…..

    marilah kita sama-sama belajar ilmu ma’rifat, namun haruslah didampingi dengan guru yang mempunyai ilmu tersebut.
    perjalanan Rosulullah tidak dimulai dengan syairat dahulu, namun dari Ma’rfiat, Hakikat, Tarekat dan syariat (turun perintah sholat)

    alasan yang paling mendasar adalah Rukun Islam yang pertama adalah syahadat kita harus mengetahui dahulu apa makna syahadat dengan dasar mengenal diri terlebih dahulu (asal usul penciptaan manusia) kemudian dari situlah kita dapatkan makna untuk mengenal Allah Swt, insya Allah

    saya juga tahapan untuk mengenal diri terlebih dahulu karena selama 34 tahun saya belum tahu siapa saya sebenarnya karena disibukan dengan urusan belajar syari’at

    semoga berkenan dan salam kenal dari saya

    wassalam

    • bambang said

      ass. wr wb ..
      Setuju buanget.. tapi kenapa ya, dalam realita sehari-hari yang dipentingkan syriat yang kita kenal secara umum? padahal kalau kita belajar dari panutan kita yang yang sangat dimuliakan Alloh swt, manusia yang dipilh-Nya, melalui tahapan yang amat sullit dan “gila” bagi kita saat ini.
      coba renungkan bgmna harus pergi menyendiri /uzlah dan kolwat jauh dari urusan duniawi yang “aduhai” dan konon sampai beliau sdah diagkt jadi nabi pun masih sering kolwat (tentunya selalu dikir tiada henti pada Alloh) dan klau bulan romadlon beliau yang sdah dijamin masuk jannah pun masih terus beribadah malam hari sampai kakinya bengkak (mungkin sangking lamanya berdiam diri?). Manusia pilihan aja masih begitu berat perilakunya menurut ukuran kita. Ibarat bahan, beliau merupakan bahan pilihan. Sebagai mahluq alloh beliau manusia pilihan yang serba melebihi manusia pada umumnya (dalam hal yang baik).
      Sedangkkan kita pada umumnya “mengatakan waduh berat sekali”, rajin urusan duniawi walaupun sulit, tapi pemalas dalam hal keruhanian dan keakhiratan. Melaksanakan ajarannya pembimbing/ Mursyid aja belum stikomah dst.
      Oleh karenanya wahai diriku dan sudaraku marilah mencoba membagi waktu utamakan urusan akirat agar urusan dunia juga di dapat. Belajar Dzikrulloh selalu walau dimanapun berada. Hakikat dzikrulloh bersemayam di tempat tersembunyi bukan yang didengar ataupun yang nampak …
      maaf bila saya sok tahu..kurang sopan atau mungkin ada berpendapat lain. tapi bukan bermaksud menggurui pembaca semua, tapi terutamar mengingatkan diri saja. Salam

  147. fian said

    yg penting pelaksanaannya,yg paling berat itu pelaksanaannya…sdh tau diam, tinggalkan ilmu krn pabila dah sampai la hurfin la sautin/tiada lg huruf suara (serasa,serasi,serahasia).pabila sdh sampai otomatis perbuatan sllu baik,berkata2 menyamani org…damai hati.menjadi manfaat bagi org lain.intinya berbuat baik,berbuat baik,berbuat baik jgn sampai menyakiti org.kita sm2 sharing dan belajar.mohon koreksi.

  148. ass.

    kamu tidak akan bisa mencapai ilmuku (wujud,ilmu,nur,suhud)..ilaa bi masa”(kecuali orang yang Kuhendaki)

  149. ass.

    maaf kepada semua pembaca.biasanya kita akan sulit mencapai makrifat (paling tidak lama) jika kita harus mengenal diri dulu .kepada sahabat abu bakar,umar,dan usman memang rosul bersabda man arrofa nafsahu waman arrofa robbahu. tapi setahu saya kepada sahabat ali,beliau bersabda man arrofa robbahu waman arofa nafsahu.weruh neng Pengerane baru weruh ng awake dewe.untuk mencapai kesana harus kita bermursid kepada seseorang yg paham kitab musakhab yang diturunkan dari kanjeng nabi dan para wali.semoga kita menjadi hamba yang dikehendaki mengenalnya.agar menjadi islam yang hakiki dan saksi yang sebenarnya, bukan hanya menyembah asma tidak tahu wujud yang disembah

  150. ilham said

    ass
    salam sekalian. Ilmu Marifat, (Ilmu Pengenalan Allah) adalah jalan menuju satu Titik. karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa jalan dari Titik adalah Syareat, tarekat, Hakekat, Marifat (Tanah, Api, Air, Angin) (Tubuh, Hati, Nyawa, Rahasia,) , . masih sangat jauh sekali rahasia Allah bila kita hanya masuk pada pemahaman marifat. buat mas PJ hanya aku sarankan, carilah dan masuklah engkau dalam pemahaman sebelum terciptanya sesuatu maka kita akan tahu makna kesempurnaan islam yang hakiki.
    maaf. maaf hanya tukar pemahaman

  151. dede said

    Allah itu apa??

  152. ilham said

    allah itu tidak bisa di ibaratkan sesuatu, dan tidak berwujud didalam sesuatu, tetapi mengetahui segalah sesuatu.hanya dengan keimanan mengenal Allah..

  153. dede said

    jadi, Allah itu apa??

  154. ilham said

    Allah adalah meliputi segala sesuatu. dialah pencipta segalah sesuatu. dia yang awal dia pula yang akhir. jadi saudara dede mengetahui ALLAH harus mengenal dengan Iman…jadi saudaraku Dede belajarlah

  155. dede said

    jika Allah ‘tidak berwujud di dalam sesuatu’ seperti yg anda katakan, lalu bagaimana Dia ‘manunggal’ dengan sesuatu? bagaimana anda menjabarkan ‘manunggaling kawula gusti’ secara lebih sederhana?

  156. ilham said

    seperti yang dikatakan mencari Rahasia Allah ada didalam diri yang dikatakan satu atau wahid. carilah wal awal dan wal akhir harus satu, sama tidak berbedah. itu apabilah kita masuk dalam diri yang sempurna. maka demi waktu harus kita cari agar kita pulang membawa kepunyaannya yang dia sudah letakan di dalam diri-diri hambanya.

  157. reredeo said

    Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuuh…..mudah mudahan dikaruniai allah SWT.perlu perjuangan panjang dan sabar…

  158. reredeo said

    Semoga menjadi hamba hamba pilihan allah SWT

  159. Aamiin…….semoga apa2 yg kita perbuat dan amalkan,,,,bisa menjadi rahmatan lillaalamiin,dan dalam ridho Allah swt……aamiin……….

  160. tatal bintoro art said

    tatal tak kuasa ucapkan kata2 hanya harapan, apa yg telah disampaikan bisa merasuk dalam jiwa semua pembaca dan semoga tambah berkah

  161. dede said

    berharap ada yang berkenan menjelaskan secara sederhana pertanyaan saya ini, Allah itu apa?

  162. sayyid said

    Assalamualaiku wr.wb,
    dede,
    lebih baik jika anda bertanya siapakah Allah.
    apabila Allah itu apa? bermakna benda mati padahal Allah adalah yg Maha Hidup, semua yg Allah ciptakan adalah hidup karena Allah adalah kehidupan itu sendiri.
    surat taha ayat 14. sesungguhnya Aku ini adalah Allah tidak ada tuhan yg berhak disembah selain Aku , maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.sesungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahsiakan waktunya agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yg dia usahakan.ayat 15.

    wassalam,
    sayyid

  163. Ali said

    Ass. Wr.Wb…
    Sungguh berat memang untuk mencapai tingkatan Maqrifatullah, Setidaknya kita harus tetap belajar untuk mengenal siapa kita dan siapa Allah….

  164. ilham said

    allah tidak bisa diibaratkan melalui sesuatu, akan tetapi allah hanya bisa diketahui melalui iman. hanya menuju iman ada proses jalan. barang siapa tidak mengenal maka sia sialah dia. kata allah cari aku didalam syareatmu bukan dengan kata-kata. lantas bagaimana bisa kita menjelaskan tanpa kita masuk dalam rahasia itu? semua saudarakau carilah itu? maka kita tdk akan lagi bertanya. wassalam

  165. dede said

    teriama kasih atas jawaban2 yg sangat simpatik.
    “Sesungguhnya Aku ini Allah. tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Aku”..
    mengapa Allah harus disembah??? jika tidak mau menyembah, berarti dosa kan? mengapa Tuhan menghukum makhluk yang tidak menyembah Dia, bukankah amat mudah bagi Tuhan untuk menjadikan seluruh makhluk seperti malaikat yang sangat taat dan tidak pernah ingkar? mengapa Tuhan menciptakan makhluk sekaligus juga diberi potensi untuk mengingkari tuhannya sendiri?
    saat Allah menceritakan rencana akan menciptakan manusia, bukankah para malaikat ‘sudah’ mengetahui bakal ada kerusakan dan kemungkaran yang akan terjadi di bumi yang disebabkan oleh manusia.
    “Aku tahu. kalian tidak!” begitu jawab Allah.
    jadi sekali lagi, mengapa Tuhan menghukum suatu perbuatan yang ‘sejatinya’ SUDAH ditetapkan AKAN terjadi???
    begitupun sebaliknya.
    mengapa kalian semua begitu yakin akan adanya Allah, Tuhan Seru Sekalian Alam??
    dari manakah keyakinan kalian itu berasal?
    apa dan atau siapa yang menjadikan anda memiliki keyakinan tersebut??
    apakah dengan meyakini adanya Allah, Tuhan Sesembahan Seluruh Makhluk, akan berujung pada pemberian pahala?
    bila sebaliknya, tidak mempercayainya, akan berujung pada pemberian dosa??
    mengapa bisa demikian??
    jadi, Allah itu apa???

  166. ilham said

    aku sangat tertarik saudaraku dede…mencari Ilmu Rahasia Allah sesungguhnya tidak lah mudah. akan tetapi bila kita sudah masuk dalam pengetahuan Allah, maka apa lagi yang ingin ditanyakan. karena sesungguhnya allah akan menuntut mana kepunyaanku kata allah, yang akan aku minta.???kalau itu kita dapatkan maka kita akan mengerti. carilah 5 yang tidak ada sesungguhnya ada, tetapi tidak ada. ???? selain itu kita mencari apa maksud tuhan ciptakan kita manusia. hanya manusia. makna manusia itu yang kita cari?????sesungguhnya tidak ada yang sesempurna ciptaanku kata allah hanyalah manusia.

  167. ilman said

    mengenal proses terciptanya sesuatu sangatlah dalam dan sangatlah butuh keyakinan yang sangat mendalam, sesunguhnya kita manusia disuruh mencari asal kejadiaan sebelum terciptanya sesuatu?terciptanya sesuatu tercipta dari NUR, dan NUR pun bertanya dari mana aku ada sampai adanya NUR, NUR menjawab dari kata QUT jadi maka Jadi, setelah itu QUT bertanya dari mana aku datang sampai ada suara (Kalam) allah yang ada dari pada pengetahuan Tuhan. renungkan dan kaji makna tersebut?

  168. Ahmad said

    Allah menciptakan manusia supaya Dia dikenal…….

  169. sayyid said

    Assalamualaikum wr.wb,
    Banyak manusia tahu akan adanya Tuhan tetapi sedikit sekali yg mau mengenal Tuhan.

    wassalamualaikum wr.wb,
    sayyid

  170. dede said

    subhanallah..
    sungguh Maha Suci Allah dari segala prasangka hamba-hambaNya.
    ‘sesungguhnya Allah adalah sesuai dengan prasangka hamba-hambanya’.
    inilah salah satu jalan atau kesempatan yang diberikan Allah kepada manusia untuk ‘mendefinisikan’ Tuhan.
    apapun gambaran yang dia sangkakan sebagai Tuhan, maka seperti itulah Tuhan.
    namun, benarkah manusia sanggup mendefinisikan Tuhan dengan sebenarnya? bukankah satu-satunya kesempatan manusia untuk mengenal dan melihat wajah Tuhan hanya di surga kelak?
    Musa AS pernah mencobanya. begitupun para Nabi terdahulu. namun tiada satupun yang berhasil.
    apakah Baginda Nabi SAW menatap langsung wajah Tuhan saat mi’raj menerima perintah shalat? tidak ada keterangan pasti.
    jadi, apakah yang sebenarnya maksud ‘mengenal Tuhan’ itu?
    mungkinkah sebenarnya yang dimaksud adalah mengenal ‘ciptaan Tuhan’, seperti alam raya dan segala ilmu yang menyertainya..
    Tuhan tidak akan pernah bisa dikenali oleh makhluknya..
    salam.

  171. sayyid said

    Assalamualaikum wr.wb,
    sdrku dede,
    Allah berfirman pada surat al ahzaab ayat 72.
    Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit ,bumi dan gunung2,maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia.sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan bodoh.

    saat Allah ingin memperlihatkan wajahNYA atas permintaan nabi musa a.s kepada bukit, hancurlah bukit tersebut karena tidak sanggup.
    secara ilmiah bahwa poros bumi setiap saat berputar sedang Allah tidak mengikut waktu, Allah hidup untuk selama2nya.jadi gimana dengan nabi musa a.s?
    seperti firman diatas hanya manusia yg dpt menerima amanah.
    jadi gimana penerimaan amanah atas diri nabi musa a.s?
    sudah tentu tidak dengan jasad atau nafsunya melainkan dengan hatinya yg paling dalam yaitu sirr rabbany.
    apabila Allah telah memperkenalkan diriNYA pada nabi musa a.s apakah perlu juga melihat wajahNYA?
    Bukankah Allah telah berfirman pada hadis qudsi bahwa manusia itu adalah rahasiaKU?
    DIMANAKAH TERLETAK RAHASIA ITU?
    Di hati yg paling dalam sirr rabbany.
    iblis hanya sampai pada jasad dan nafsu manusia saja.
    mudah2an sdrku dede lebih paham.

    wassalamualaikum wr.wb,
    sayyid.

  172. asalamualaikum wr.wb,

    jika ingin kenal maka haruslah berkenalan dengan apa yang akan iya kenal dan jika sudah kenal maka disitulah rahasia yang akan tersingkap.

    wassalamualaikum wr.wb
    nur & tika

  173. birrul walidain said

    semoga saya bisa bertemu dengan apa yang saya cari…

  174. ilman said

    mencari dengan iman dan pengetahuan agar mengenal dari tidak tau sampai tau..wassalam

  175. upi said

    Dgn sulit menghafal Ayat2 Allah apa ada hubunganya karena kita banyak Dosa….semoga sy mampu menuju ke arah sana tolong doain saya dan keluarga ya…..Aminnnn

  176. Hello fantastic website! Does running a blog like this
    take a lot of work? I’ve absolutely no understanding of
    coding however I was hoping to start my own blog in the near future.

    Anyhow, should you have any recommendations or tips for
    new blog owners please share. I understand this is off subject
    but I just wanted to ask. Thank you! Customers can buy youtube subscribers cheap through dozens of affordable services.

    Buyers can easily buy youtube subscribers cheap through many inexpensive expert services.

  177. Taufik said

    assallamu’alaikum……..
    saudaraku sekalian……..jadi lah kita semua rahmatan lilalamin, adanya kita ini menjadi rahmad sekalian alam….
    jadikan dirikita ini sifat terpuji karna muhammad itu artinya terpuji, karna nabi besar muhammad saw itu uswathun hasanah ikutan yang paling baik.
    disini ulun handak mengisyaratkan iktibar isro dan mij’rat
    isro dulu kemudian mijrat, bagaima isro nya nabi….pertama hati nabi dibersihkan, begitu juga kita bersihkan hati ini….setelah itu nabi menggunakan buraq dan memilih buraqyang kurus serta bersama malaikat . (buraq itu binatang = binatang itu hanya diberi nafsu) maka kita jadikan lah nafsu kita itu kurus jangan diberi makan.. jadikan nafsu mutmainah nafsu yang benar. dan malaikat itu tidak ada nafsu hanya diberi akal, jadi kita menunggang buraq dan bersama malaikat juga sama seperti nabi yaitu tunggang nafsu (kendalikan nafsu dengan akal ). kemudian nabi berangkat dari mesjidil haram ke mesjidil aqsa, dari gunung ke gunung dari mesjid ke mesjid dari waktu ke waktu dari detik kedetik, artinya sekarang kita isro..bersama nafsu dan akal kita… apabila ada lembah kaki buraq berpanjang artinya apabila ada yang sakit / rendah di bantu / santuni dan apabila ada bukit kaki buraq memendek artinya jalan nya buraq seimbang apapun.kemudian nabi berhenti di tursina ( tur=Alam/tempat, sin = itu nama muhammad) yaitu tempat tajali Allah sejarah mengatakan tursina itu hancur disaat tajalinya Allah , bagi kita apabila kita berada di tusina ( jadi kan tubuh ini ibarat tursina ) hancurkan sirna lenyap tubuh /diri kita ini karna haq Allah ( Allah tajali pada alam muhammad ) atau dalam bahasa banjarnya sedia kan wadahnya supaya kada jijib / tahambur…. udah dulu ya…saudara ku sekalian bersambung

  178. ponder said

    Apa pun itu serahkn sj pd ALLAH..
    tdk ada satu pun Manusia yg dapat MenemukanNYA
    sblm waktunya tiba
    Kerjakanlah SOLAT 5 waktu,tobat dn berzikir insya ALLAH apa yg kita cari di Dunia akn ketemu Bila ALLAH mengkehendaki. Klo mau belajR, beljarlah dngn diri,krna DIRI adl guru yg sesungguhnya

  179. Alhamdulillah pelajaran yang sangat berharga, semoga bermanfaat. kapan ada waktu bolehkan kita berkomunikasi lewat e-mail ini ?

  180. slamet Herman s said

    As.wr.wb. mohon izin untu covas sebagai bacaan untuk direnungkan TK

  181. hamba ALLAH said

    Mohon share ..terima kasih

  182. twitter said

    Thanks for the marvelous posting! I really enjoyed reading it, you may be
    a great author. I will make certain to bookmark your
    blog and definitely will come back down the road. I want to encourage you to definitely continue
    your great work, have a nice evening! twitter
    twitter
    twitter

  183. Yang Terormat
    bagaimana cara menjadi anggota

    Tks , petunjuknya

  184. instagram said

    After checking out a few of the blog articles on your site, I truly appreciate your way
    of blogging. I book marked it to my bookmark website list and will be
    checking back in the near future. Please
    check out my web site too and tell me your opinion. instagram
    instagram
    instagram

  185. instagram said

    Superb, what a webpage it is! This blog presents helpful data to
    us, keep it up. instagram
    instagram
    instagram

  186. facebook said

    I like the helpful information you provide in your articles.
    I will bookmark your weblog and check again here frequently.
    I’m quite certain I’ll learn lots of new stuff right here!
    Good luck for the next! facebook
    facebook
    facebook

  187. nasim said

    tolong saya ini dibimbing untuk menuju Allah.

  188. dzikir mudah diucapkan. pelaksanaannya yang perlu …

  189. Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Terima Kasih.

  190. zain said

    Assalaamu’alaikum…

    SubhanAllah….
    Sungguh sebuah tulisan yang sangat sangat membantu sekali untuk hidup istiqomah menggapai cinta Ilahi Rabbi

    Allahu Akbar…

  191. MOH.DAHLAN said

    allohu akbar allohu akbar allohuakbar walillahil hamd…
    lautanMu begitu luas begitu panjang dan begitu dalam hinga membutuhkan beribu ribu waktu beribu ribu musim hingga beribu ribu tahun untuk Q arungi Q sebrangi dan Q selami NAMUN bukan mustahil bagiMU….untuk Q bisa itu smua hanya 1detik saja

  192. ar rahman said

    assalamua’alikum wr.wb.alhamd….stelah mnjalani tafakur tiada lg brtanya apa dan mngapa….stelah knal akan pasti dgn TuhanNya maka kelulah lidahny….salam PJ…

  193. Subhanalloh…Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin……
    Stelah membaca tulisan Saudaraku PJ yg sangat berharga dibandingkan segunung EMAS dan memperhatikan seluruh komentar saudaraku sekalian tak terasa kesedihan dan kegembiraan bercampur hingga saya sulit berkata2.
    Mungkin inilah yg dikatakan indahnya ISLAM terasa damai menyimak kata2 kalian. Tiada perselisihan dan saling lengkap melengkapi
    Dan smoga kita slalu tetap dalam berpegang teguh pada Al qur’an dan assunah di bawah Bendera RASULULAH SAW….. LAA ILAA HA’ILLALLAH MUHAMMADURRASULULLAH

  194. Feby Laduni said

    Salam Rindu dari Jamaah Laduna Ilma Indonesia., Cabang Gorontalo. Semoga Kita Semua Sampai pada Tujuan Yang Sama. Aamiin.!!

  195. Bapa said

    Terima kasih atas penjelasanny a tentang Pengembara menuju makrifatulmakrifatullah
    L
    L

  196. ono said

    Bahan pokok di penganan
    Rook dan beras juga ikan
    Garem dan air dan tetumbuhan
    Harga haram di politikkan

    Adapun bagi penyalah gunaan
    Kaya narkoba dan minuman
    Jin iblis iprit setan
    Memang sengaja mendoja iman

    Sekudunyah umat beriman
    Kompak dalam pemerintahan
    Mendisiplinkan tetapi bukan
    Berpolitik beri hukuman

    Bila umaro mempolitikkan
    Dalam soal sandang pangan
    Umaro zholim sesetanan
    Lepel pangkat di salah gunakan

    Dari itulah kitab Alqur’an
    Amat sangat menegaskan
    Milih pemimpin yang beriman
    Demi hokum ta di politikkan

    Pabila hokum di politikkan
    Ulama juga perang iman
    Jadi pondoktrin di bisniskan
    Hokum Alqur’an di salah gunakan

    Hokum perintah dan larangan
    Di buwat alat bisnis saingan
    Esah dan soheh di pentoatan
    Sama sekali tadi pahamkan

    Dimanah sudah kusut aturan
    Alqur’an Cuma di bacakan
    Politik hokum ya serabutan
    Duniya jadi sorga setan

    Duniya jadi tempat siksaan
    Bagi para penggapai iman
    Iman nyiksa yang beriman
    Akibat hokum di politikkan

    Setiep hokum dalam Alqur’an
    Sarat dan sebab jadi batasan
    Hokum perintah juga larangan
    Berlomba untuk ketemu Tuhan

    Dun’ya muttahir ahir zaman
    Kompak banggain ke canggihan
    Cara instan bergelamoran
    Hukum Alloh di cuwekkan

    Organisasi partai golongan
    Merumus hukum masing-masingan
    Keluwar dari hadis Alqur’an
    Hukum manusia hukum siksaan

    Bila mengikut hukum Alqur’an
    Malah di siksa di kucilkan
    Ahirnya Alloh membebaskan
    Apah maonyah Alloh silahkan

    Alloh bebaskan malah-malahan
    Hidup tida punya kemauwan
    Selain ngajak damai aman
    Ngajak maslahat berkebajikan

    Perintah Alloh juga larangan
    Hanya sebagai ujian iman
    Bila lulus di makbul iman
    Kobul amal Alloh bebaskan

    Itulah julang anak jalanan
    Yang mengeritik ya silahkan
    Mengisu gossip ngaku dewekan
    Mao apapun bodo temenan

    Hidup hanya membawa badan
    Istilah hanya selembar badan
    Mahluk punya kebebasan
    Apah pun juga Alloh silahkan

    Yang dulu-dulu cape mikirkan
    Sanak saudara handai tolan
    Mereka tolak utusan Tuhan
    Mereka pitnah ketipuh setan

    Tujuh belas tahun sudah berjalan
    Pemitnah malah kelelahan
    Julang di hati baca Alqur’an
    Cuman Alloh yang mendengarkan

    Alloh juga ke girangan
    Saat mendengar bacaan qur’an
    Baru inih Alloh dengerkan
    Alloh namain julang jalanan

  197. Ahmad said

    Alhamdulillah, saya sangat mengagumi isi artikel ini. Betapa tidak. Seluruh uraiannya dapat menggetarkan jiwa bagi para penempuh jalan yang lurus (thariqin mustaqim). Terima kasih ulasannya.

  198. Robby said

    Alhamdulillah, semakin terang saja

  199. Rudy St said

    Alhamdulillah, menuju Billah harus melalui Mursid, ujianya yg terberat adalah dari keluarga kita sendiri,
    Yang terpenting niat kita, insya Allah kita akan dituntun sama Allah dan dikawal oleh Mursid kita, harus sabar tiada Batas, smua ter RASA nikmat dalam keadaan apapun. dulur

  200. Timin said

    Assalamualaikum. Nderek nyimak

  201. Ashadu ala Ilaha ilallah wa’ashadu ana muhamad rosulallah.
    Hablum minallah
    Setiap detik ingat kepada allah amin…

  202. Ashadu ala Ilaha ilallah wa’ashadu ana muhamad rosulallah
    Setiap detik ingat kepada allah hablum minal lah amin…

  203. rahadi said

    Asslmkm wr wb
    Mengenal Allah (makrifatullah) tidaklah sama dengan kita mengenal makhluk karena Allah itu laisa kamislihi saiyun, tak terjangkau akal pikiran, tak ada dalam angan apapun itu
    lalu bagaimana cara kita mengenal-Nya ? tentu harus dibimbing orang yang sudah mengenal dan berjumpa dengan-Nya, itulah Rosulullah yg juga dibimbing oleh Jibril as. Tapi zaman Rosul sudah berlalu 1400th, maka carilah penerusnya. Rosulullah bersabda dlm HR Bukhori Muslim” tidak ada nabi sepeninggalku yang ada adalah khalifahku yg banyak”
    Inilah para Ulama Pewaris Nabi yg haq (bukan ulama yg diangkat oleh jamaahnya ataupun dirinya sendiri),
    Inilah yang dalam thareqat disebut dengan Guru Mursyid/Waliyam Mursidana yang silsilah ruhani/keguruannya tersambung tanda putus sampai kepada arwahul muqodasah Baginda Nabi Muhammad SAW.
    QS. Al Kahfi, ayat 17:
    “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah orang yang mendapat petunjuk. dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka baginya tidak akan mendapatkan seorang Waliyam Mursyid.”
    Alhamdulilah, saya sudah mendapatkan sang Pembimbing tersebut maka kepada siapapun yang sedang dalam pencarian silahkan WA: 0813 6967 9520
    Waasalam wr wb

Tinggalkan Balasan ke instagram Batalkan balasan